NovelToon NovelToon
PEWARIS DEWA NAGA

PEWARIS DEWA NAGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:259.6k
Nilai: 4.5
Nama Author: SuciptaYasha

[UPDATE RUTIN 2 - 3 CHP PERHARI]

"Hei, Liang Fei! Apa kau bisa melihat keindahan langit hari ini?"

"Lihat! Jenius kita kini tak bisa membedakan arah utara dan selatan!"

Kira kira seperti itulah ejekan yang didapat oleh Liang Fei. Dulunya, dia dikenal sebagai seorang jenius bela diri, semua orang mengaguminya karena kemampuan nya yang hebat.

Namun, semua berubah ketika sebuah kecelakaan misterius membuat matanya buta. Ia diejek, dihina, dan dirundung karena kebutaanya.

Hingga tiba saatnya ia mendapat sebuah warisan dari Dewa Naga. Konon katanya, Dewa Naga tidak memiliki penglihatan layaknya makhluk lainnya. Dunia yang dilihat oleh Dewa Naga sangat berbeda, ia bisa melihat unsur-unsur yang membentuk alam semesta serta energi Qi yang tersebar di udara.

Dengan kemampuan barunya, si jenius buta Liang Fei akan menapak puncak kultivasi tertinggi.

(Support author dengan like, gift, dan komen)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 Kepergian yang Berat: Liang Fei dan Seo Yun Meninggalkan Satu Sama Lain

Liang Fei mendapati dirinya berada di dunia yang aneh. Pepohonan tumbuh menjulang tinggi ke langit, sementara hewan-hewan aneh dan eksotis terlihat memenuhi hutan tersebut.

Energi Qi yang menyebar di tempat ini lebih kuat dan padat daripada biasanya. Cahaya matahari, udara, dan unsur-unsur pembentuk lingkungan ini terasa asing bagi Liang Fei. Dia merasa seperti berada di dunia yang berbeda.

"Dimana aku sebenarnya?" gumam Liang Fei kecil, suaranya bergema cukup keras.

Liang Fei mencoba mengingat kembali apa yang terjadi sebelum terbangun di tempat ini. Yang terakhir diingatnya adalah kehilangan kesadaran karena memaksakan tubuhnya menggunakan Qi Naga.

Kini, ia terbangun di tengah hutan yang tak dikenalnya, dengan segala keajaiban yang melingkupinya.

Berjalan perlahan, Liang Fei menyentuh batang pohon yang teksturnya lembut namun kokoh di tangannya. Akar-akar pohon menjalar seperti ular, meliuk-liuk di atas tanah.

Ia melangkah dengan hati-hati, mengamati setiap detail dari lingkungan baru ini.

Suara burung-burung berkicau dengan nada dan ritme yang asing, sementara binatang-binatang lain berkeliaran dengan bebas, menunjukkan rasa ingin tahu yang sama terhadap kehadirannya.

"Aku sudah lama menunggu kedatanganmu, Pewaris Dewa Naga."

Suara wanita, bercampur dengan hembusan angin, terdengar di sekitar tempat itu. Suaranya lemah lembut, namun ada sedikit kesedihan di dalamnya.

"Apa kau mengenalku?" tanya Liang Fei, beranggapan bahwa pemilik suara itu tahu sesuatu tentangnya jika ia tahu tentang Warisan Dewa Naga.

"Aku tidak tahu siapa dirimu, tapi Dewa Naga telah memilihmu sebagai penerusnya."

Suara itu menjawab, membuat Liang Fei mengerutkan kening. "Aku tidak dipilih oleh siapa pun, aku hanya kebetulan menemukan buku warisan itu."

"Hanya orang yang dipilihlah yang dapat membaca dan mempelajari teknik warisan itu. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, kau telah dipilih oleh takdir dan sejarah masa lalu."

Mendengar penjelasan itu, Liang Fei terdiam sejenak. Pikirannya berputar, memahami pesan yang disampaikan oleh suara itu.

Ada kebenaran yang sulit disangkal, meski terasa berat untuk diterima. Ia merasa terjebak di antara kenyataan dan dongeng.

Di satu sisi, kemungkinan bahwa dirinya dipilih oleh entitas besar seperti Dewa Naga terasa mustahil. Di sisi lain, bukti-bukti di hadapannya, mulai dari alam ajaib yang ia pijak hingga kemampuan luar biasa berkat Warisan Dewa Naga, membisikkan kebenaran yang berbeda.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan sebagai seorang pewaris?" tanya Liang Fei, tidak mungkin seseorang mencari pewaris jika tidak ada tujuannya.

"Belajarlah, kekuatanmu masih belum cukup. Kau harus meningkatkan kemampuan dan pengetahuanmu. Ada ancaman yang lebih besar menantimu di masa depan, dan hanya kau yang bisa menghentikannya."

"Ancaman?" Liang Fei memandang sekeliling kemudian bertanya, "Ancaman apa yang kau maksud?"

"Kau akan mengetahuinya sendiri. Sebagai Pewaris Dewa Naga, kau bisa mengakses dunia ini lagi setelah kemampuanmu mencukupi."

Liang Fei ingin kembali bertanya, namun dunia perlahan mulai menghilang, seolah dirinya diselimuti kabut tebal yang menutup pandangannya.

Meski demikian, suara lembut itu tetap bergema, "Tetaplah percaya pada takdirmu, dan ingatlah bahwa kau tidak sendirian."

Perlahan-lahan, hutan yang semula mengelilinginya lenyap, dan Liang Fei kembali menemukan dirinya di tempat asal, terbaring di kasur kediamannya.

Keringat dingin membasahi dahinya, jantungnya masih berdegup kencang merespons percakapan dan pengalaman yang baru saja dialaminya.

Pikiran Liang Fei berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Apakah itu nyata, atau hanya ilusi yang diciptakan oleh energinya sendiri?

Namun satu hal yang tidak bisa diabaikan, kekuatan Qi di tubuhnya kini terasa berbeda. Ada aliran yang lebih kuat, lebih stabil, dan lebih hidup daripada sebelumnya.

"Liang Fei, akhirnya kau sadar!" kata Seo Yun dengan suara penuh kekhawatiran.

Matanya basah oleh air mata ketika dia menghampiri Liang Fei dan memeluknya erat.

"Kau membuatku sangat cemas. Kau tidak sadarkan diri selama tiga hari. Kupikir kau tidak akan pernah bangun lagi."

Liang Fei menepuk pundak Seo Yun dengan lembut, "Aku sudah baik-baik saja sekarang. Berhentilah menangis," ujarnya menenangkan.

Dia merenungkan perkataan Seo Yun bahwa ia tidak sadarkan diri selama tiga hari, membuktikan betapa beratnya beban Qi Naga terhadap tubuhnya.

'Lain kali aku harus lebih berhati-hati bila menggunakannya,' pikirnya.

Sementara mereka berbincang, seorang pria tampan bertubuh tinggi dengan rambut hijau panjang yang dikuncir kuda dan berpakaian serba hijau tiba-tiba masuk ke ruangan.

Pandangannya tajam dan mantap, seperti seorang jenderal yang sering memimpin pertempuran.

"Dia sudah sadar, saatnya kita kembali ke istana, Tuan Putri," katanya tegas.

"Jing Yan, bisakah kau membiarkan kami berdua sebentar lagi?" Seo Yun meminta.

"Ini perintah Kaisar. Anda sudah pergi terlalu lama dan terlibat masalah dengan kekuatan iblis. Setibanya di Kekaisaran, Anda akan ditahan sementara waktu," ujar pria itu dengan ketenangan luar biasa.

Hanya dengan melihatnya, Liang Fei dapat merasakan kekuatan Jing Yan yang luar biasa; setidaknya berada di tingkatan Raja Alam.

Seo Yun menggigit bibirnya, berusaha menahan kesal dan pasrah. Dia tahu Jing Yan hanya menjalankan perintah dan ingin memastikan keselamatannya.

Meski begitu, dia enggan meninggalkan Liang Fei begitu saja setelah apa yang telah terjadi.

"Liang Fei, jaga dirimu baik-baik, kita akan bertemu lagi. Ada banyak hal yang harus kita bicarakan," katanya dengan senyum penuh harapan, walau matanya masih memancarkan kekhawatiran.

Liang Fei mengangguk, berusaha menenangkan Seo Yun dengan senyumnya yang lembut. "Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Pulanglah dengan selamat."

Seo Yun lalu pergi dengan pengawalan ketat oleh Jing Yan dan beberapa prajurit yang datang bersamanya.

Sebelum pergi, Jing Yan menatap Liang Fei dengan tajam, "Kau memiliki hubungan dekat dengan Tuan Putri. Terima kasih telah melindunginya sebelum kami tiba. Namun, kurasa kau harus berhenti menjalin hubungan lebih jauh dengan Tuan Putri."

Liang Fei menatap Jing Yan, menyadari kesulitan dengan statusnya sekarang untuk berhubungan dengan Putri Kekaisaran.

"Suatu hari, aku akan membuktikan bahwa aku dapat melindunginya dari bahaya," jawab Liang Fei dengan tekad penuh dalam matanya.

Jing Yan tersenyum melihat kegigihan Liang Fei, "Semoga ucapanmu bukan sekadar omong kosong," ucapnya sebelum meninggalkan kediaman Liang Fei.

Jing Yan adalah pemimpin Pasukan Elite Kekaisaran Fengyin yang dinamakan Pasukan Naga Hijau. Reputasinya di kekaisaran tak terbantahkan, ditakuti musuh dan disegani sekutu. Ia seperti pahlawan di medan perang.

Ia diperintahkan Kaisar untuk mencari Seo Yun yang melarikan diri, dan ia menemukan lokasinya terbilang cepat, meskipun terlambat mencegah kehancuran di sekte tersebut.

Pasca tragedi Long Yuan yang menjadi iblis dan mengamuk, puluhan murid Sekte Naga Putih kehilangan nyawanya.

Patriak Long Ye dan beberapa penatua juga tewas dalam insiden itu. Kecuali penatua Zhou Lin, ayah dari Mei Lin.

Karena hanya tersisa satu orang penatua, semua orang jadi mengikuti perintah Zhou Lin.

Pria paruh baya itu masih tampak segar bugar setelah berada di situasi yang sama dengan patriak dan penatua yang tewas.

"Cih, karena Long Yuan membunuh penatua Lei Peng, aku jadi kesulitan mengelola sekte sendirian," gerutu Zhou Lin.

Mei Lin menatap ayahnya yang sibuk mengarahkan para pekerja untuk memperbaiki kerusakan bangunan sekte.

"Jadi, bagaimana caramu membunuh Patriak Long Ye, Ayah?" Mei Lin bertanya penuh arti, membuat Zhou Lin sedikit mengerutkan keningnya.

"Jangan membicarakannya di sini."

Mei Lin tersenyum licik, ia tahu jika Patriak Long Ye tidak akan dapat terbunuh dengan mudah oleh serangan duri hitam milik Long Yuan.

Dengan kata lain, ada seseorang yang membunuh sang patriak, dan orang itu adalah ayahnya sendiri.

1
Hironimus Dachi
ya lanjot thor!
Rinaldi Sigar
lnjut
Zein Dewa Ruci
jangan" mei lin dan ayahnya adalah bagian dari sekte demonic?
nephy
Luar biasa
R.H
Dari Pada kakak semua bertengkar lebih baik mampir baca light novel ku, gendre Isekai /Hey/
arumazam
mantapppp
Ana Dasuki
lanjutkan
Ana Dasuki
muantab keren
Ana Dasuki
muantab
Ana Dasuki
keren
Ana Dasuki
top
Ana Dasuki
jozzz
Ana Dasuki
good
DRAJAT ADI WIJAYA
Apakah Zhiyuan menyukai xiao
DRAJAT ADI WIJAYA
Zhiyuan akirnya bisa tersenyum kembali setelah sekian lama membeku... 👍👍
Ana Dasuki
muantab keren
Ana Dasuki
jozzz
Ana Dasuki
muantab
Ana Dasuki
keren banget
Ana Dasuki
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!