follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
"Bagaimana, sakitkan?" Ejek Lara sembari berlalu dari ruangan tersebut.
"Kau mau kemana?" tanya Edgar sambil menatap punggung Lara.
"Bersiap-siap, sebentar lagi Gavi datang."
"Gavi?" Edgar mengerutkan keningnya. Lalu dengan cepat mengikuti Lara yang berjalan menuju kamarnya. Tidak akan ia biarkan adiknya itu keluar malam-malam terlebih keluar bersama seorang pria.
"Hei! Kau mau apa?" Lara terkejut saat Edgar tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya saat ia hendak menutup pintu.
"Kau tidak boleh pergi! Ini sudah malam."
Lara menatap tak percaya pada apa yang didengarnya.
"Kak kau tidak lihat? Ini masih jam delapan malam, dan yang paling penting kau tidak punya hak melarangku pergi!"
"Aku punya hak, karena aku kakak mu."
"Kakak?" Lara mengerutkan keningnya. "Iya juga kau kakakku."
"Nah kau tahu itu." Edgar tersenyum penuh kemenangan karena begitu mudah membuat Lara tunduk.
"Tapi kak, di mansion ini kedudukan yang paling tinggi ada di tangan Mom Miranda. Dan tadi Mom sudah mengijinkan aku pergi, jadi sekarang keluar dari kamarku!" Lara mendorong tubuh Edgar, lalu menutup pintu dan tidak lupa menguncinya. Tak mempedulikan Edgar yang mengetuk pintu sambil memanggil namanya.
"Kau pikir aku bodoh." Lara pun bersiap mengganti pakaiannya, karena malam ini Gavi akan mengajaknya pergi untuk merayakan hari ulang tahun pria itu. Ya, pesta ulang tahun di puncak dibatalkan dan Gavi menggantinya dengan merayakan di salah satu club yang ada di Jakarta.
*
*
Tadinya Lara pikir malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan, karena akhirnya ia bisa menginjakkan kaki di sebuah Club. Sesuatu yang tidak pernah Lara lakukan karena Mom Miranda tidak pernah mengijinkan.
Tapi yang ia bayangkan sangat jauh berbeda dengan kenyataan, karena di tempat tersebut bukan hanya ada Gavi dan teman-temannya saja. Tapi juga ada Edgar, karena pria itu memaksa untuk ikut. Jadilah kini Lara tidak bisa melakukan apa-apa karena Edgar seperti pengawal pribadi yang mengikutinya kemanapun. Bahkan pria itu tidak memperbolehkan teman-temannya mendekat, membuat Lara hanya duduk diam sejak setengah jam yang lalu.
"Kak pergilah! Bergabung dengan orang-orang seusiamu." Ucap Lara dengan kesal.
"Orang seusiaku?" Edgar menautkan kedua alisnya.
"Ya Om, eh Kak. Lebih baik Kakak berkenalan dengan wanita-wanita cantik itu. Dari pada duduk disini." Sahut Gavi sambil menunjuk sekumpulan wanita yang sejak tadi mencoba menarik perhatian kakak dadakan Lara.
Ya, Gavi menyebut pria yang bernama Edgar itu kakak dadakan. Karena setahu Gavi kakak Lara hanya Rose dan Lily, tapi tiba-tiba pria itu datang dan mengaku sebagai kakak Lara.
"Aku tidak tertarik." Jawab Edgar dengan singkat.
Lara dan Gavi pun menghela napas mereka bersamaan.
"Tapi Om, eh kak. Kalau kau disini terus kapan aku bisa berduaan dengan Lara?" Ucap Gavi keceplosan.
"Apa kau bilang?" Sentak Edgar dengan tajam.
"Eh.. maksudku." Gavi menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari menatap Lara, berharap wanita itu akan membantunya. Namun ternyata Lara hanya cuek tanpa mau membantunya sama sekali. "Ya sudah aku bergabung dengan yang lain dulu."
Gavi pun berlalu dari tempat tersebut menunju teman-temannya yang sedang menikmati alunan musik yang dimainkan oleh seorang Dj terkenal yang ada di Jakarta.
"Lara kita pulang sekarang!" Edgar menarik tangan adiknya.
"Tapi kak acaranya belum selesai dan kita..."
Edgar tak mempedulikan perkataan Lara, ia membawa wanita itu keluar dengan paksa walaupun sebenarnya mereka baru sampai setengah jam yang lalu di Club tersebut.
"Iya tapi sebentar kak, aku harus pamit pada Gavi dulu. Lagi pula aku belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya."
Edgar menatap Lara kemudian melepaskan tangan wanita itu. "Cepat jangan lama-lama."
"Oke..." Lara pun berjalan menuju tempat Gavi dan teman-temannya berkumpul.
Setelah mengucapkan selamat ulangtahun pada sahabat baiknya, Lara pun bergegas menghampiri Edgar karena ia juga sudah tidak betah berlama-lama di dalam Club tersebut karena tidak melakukan apa pun selain duduk dan minum-minuman bersoda.
Namun karena terburu-buru dan tidak memperhatikan langkahnya, Lara pun tidak sengaja menabrak seseorang didepannya.
"Maaf..." ucap Lara sembari menatap sosok yang berdiri dihadapannya.
Sosok pria berwibawa yang masih terlihat tampan dan gagah meskipun usianya terbilang tidak lagi muda.