NovelToon NovelToon
Dewi Yang Terlahir Kembali

Dewi Yang Terlahir Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Chu-Chan

Berada di dunia yang mana dipenuhi banyak aura yang menjadi bakat umat manusia, selain itu kekuatan fisik yang didapatkan dari kultivasi melambangkan betapa kuatnya seseorang. Namun, lain hal dengan Aegle, gadis belia yang terasingkan karena tidak dapat melakukan kultivasi seperti kebanyakan orang bahkan aura di dalam dirinya tidak dapat terdeteksi. Walaupun tidak memiliki jiwa kultivasi dan aura, Aegle sangat pandai dalam ilmu alkemi, ia mampu meracik segala macam ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan lainnya. Ilmu meraciknya didapatkan dari seorang Kakek tua Misterius yang mengajarkan cara meramu ramuan. Karena suatu kejadian, Sang Kakek hilang secara misterius. Aegle pun melakukan petualang untuk mencari Sang Kakek. Dalam petualang itu, Aegle bertemu makhluk mitologi yang pernah Kakek ceritakan kepadanya. Ia juga bertemu hantu kecil misterius, mereka membantu Aegle dalam mengasah kemampuannya. Bersama mereka berjuang menaklukan tantangan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

Setelah berhasil menyelinap, Aegle mengamati keadaan sekitar dan melihat lumut gelap dengan kilauan perak yang menutupi akar-akar pohon besar yang sudah berusia ratusan tahun. Ia tersenyum riang akhirnya ia menemukan lumut itu. Segera, ia mengambil beberapa lumut tersebut, lalu bergegas kembali ke sisi Nyth. Setelah mendapatkan lumut itu, mereka pun bergegas menjauh.

Namun, Aegle berbalik, melihat orang-orang yang sedang terluka di belakang mereka. “Nyth, apakah kita tidak menolong mereka?” tanyanya dengan sedikit rasa kasihan.

Nyth hanya menghela napas panjang. “Kita sudah ditakdirkan untuk bertarung. Hal seperti itu sudah biasa di dunia ini,” ucapnya. Nyth pun melanjutkan jalannya, dan Aegle, dengan hati yang sedih, mengikuti langkah Nyth.

Setelah menjauh dari pertempuran itu, mereka beristirahat sejenak. Sementara itu, di luar hutan, para tetua kota Valeria sedang mengamati peserta melalui cermin raksasa.

“Oh, gadis itu sangat luar biasa,” ucap salah satu tetua. Ketua Yun, yang melihat bahwa itu adalah Aegle, mengangguk. “Benar, Tetua Rox, Aegle adalah gadis yang berbakat,” jawabnya.

“Mereka tidak boleh tahu bahwa Aegle memiliki guru hebat di belakangnya. Kemajuanku saat ini juga berkat guru besar tersebut,” batin Ketua Yun.

“Rupanya, Ketua Yun sangat mengenal gadis itu,” cela salah satu tetua lainnya.

“Tidak banyak, hanya sedikit berhubungan baik. Aegle adalah pembeli di toko alkemiku, Tetua Fan,” jawab Ketua Yun, berusaha menutupinya.

Para tetua pun kembali menyaksikan pertandingan bertahan hidup itu.

Sementara itu, di dalam hutan, seorang gadis bernama Ester tampak sedang berbicara dengan pengawalnya. “Apakah kalian sudah menemukan keberadaan Aegle?” tanyanya.

“Lapor, Nona Kedua, Nona Aegle berada di jantung hutan, tempat lumut hitam berada. Di sana terlihat beberapa orang sedang berkelahi dengan ular raksasa,” lapor pengawal.

“Kali ini aku akan menghancurkanmu, Aegle,” gumam Ester.

Di saat yang sama, Aegle tiba-tiba bersin keras. “Hachiuuuu!” Nyth menoleh, panik. “Apakah kau baik-baik saja, Kak?” tanyanya.

“Mungkin saja ada yang mengutukku,” ucap Aegle sambil tersenyum kecil. “Oh iya, setelah ini kita ke arah mana?” tanyanya lagi.

“Kita tunggu sampai matahari terbit. Mendapatkan esensi fajar akan lebih sulit karena kita berpacu dengan waktu,” sahut Nyth.

Mereka pun berjalan ke arah timur, menuju lokasi esensi fajar berada. Di sana terdapat sebuah kolam dengan bunga teratai putih di tengahnya. Esensi fajar akan muncul di kelopak bunga teratai itu. Nyth dan Aegle pun menanti pagi tiba.

Aegle dan Nyth menunggu dengan sabar di tepi kolam, di mana bunga teratai putih perlahan mulai memancarkan kilauannya. Mereka tahu bahwa momen esensi fajar hanya akan berlangsung sebentar saat matahari pertama kali menyentuh kelopak bunga itu, sehingga keduanya tidak ingin kehilangan fokus.

Saat matahari mulai merangkak naik di balik pepohonan, kelopak teratai terbuka, dan sinar lembut berwarna keemasan menyebar dari bunganya, membentuk kabut tipis di permukaan air. Ini adalah esensi fajar yang berharga, energi murni yang bisa meningkatkan kekuatan alkemis dalam berbagai ramuan. Nyth segera memberi isyarat kepada Aegle untuk menyiapkan botol penyimpanannya.

“Bersiaplah, Aegle. Esensi ini cepat menghilang. Kita harus fokus,” ucap Nyth sambil menatap bunga teratai itu dengan serius.

Aegle mengeluarkan botol dan memusatkan perhatiannya, menarik energi esensi fajar ke dalam botol dengan hati-hati. Kabut emas itu perlahan-lahan terhisap masuk, memenuhi botol dan berkilauan lembut. Ketika botolnya penuh, ia menutupnya dengan erat, tersenyum puas atas keberhasilannya mendapatkan bahan berharga itu.

Namun, ketenangan mereka tak berlangsung lama. Dari balik pepohonan, terdengar langkah-langkah berat yang mendekat. Aegle dan Nyth menoleh, melihat sekelompok pengawal dengan ekspresi tegas mengelilingi mereka, diikuti oleh sosok Ester yang tersenyum penuh dendam.

“Kau memang hebat, Aegle. Namun, keberuntunganmu akan berakhir di sini,” kata Ester dengan nada mengejek. “Esensi fajar itu milikku!”

Aegle menatap Ester dengan tenang, meskipun ia merasa gugup. “Ester, ini adalah kompetisi untuk menguji kemampuan alkemis, bukan untuk bertarung memperebutkan kekuasaan.”

Ester mendengus sinis. “Semua itu tak penting bagiku. Yang penting adalah aku menjadi pemenang.” Ia memberi isyarat kepada pengawalnya. Mereka bergerak maju, siap merampas botol esensi dari tangan Aegle.

Pertarungan pun tak terelakkan. Aegle dan Nyth harus bergerak cepat, menghindari serangan para pengawal. Aegle, yang tidak terlalu terampil dalam pertempuran fisik, mencoba melindungi botol esensi fajar sembari menjaga jarak dari Ester dan para pengawalnya. Nyth, meski hanya berupa serpihan roh, melakukan yang terbaik untuk mengalihkan perhatian mereka.

Di tengah kekacauan itu, Aegle mengingat kata-kata bijak kakeknya tentang kegunaan serbuk mitic yang ia bawa. Dengan cepat, ia mengeluarkan segenggam serbuk itu dan melemparkannya ke arah Ester dan pengawalnya. Serbuk itu meledak dalam kabut berkilau, membuat Ester dan pengawalnya tersendat dan kehilangan pandangan sejenak.

Kesempatan itu dimanfaatkan Aegle dan Nyth untuk melarikan diri ke arah hutan yang lebih dalam. Mereka berlari secepat mungkin, melintasi pepohonan dan semak-semak, sementara gema kemarahan Ester terdengar di belakang mereka.

Setelah merasa cukup jauh, Aegle dan Nyth berhenti di bawah pohon besar, berusaha mengatur napas mereka. “Itu tadi terlalu dekat,” ucap Aegle sambil menahan napas.

Nyth tersenyum kecil. “Kau bertindak dengan cepat dan cerdas, Kak. Kita berhasil menyelamatkan esensi fajar ini berkat ketenanganmu.”

Mereka masih harus mendapatkan bahan-bahan lainnya sebelum waktu yang diberikan habis.

“Baiklah, Nyth. Mari kita lanjutkan,” ucapnya mantap. Dengan botol esensi fajar tersimpan aman di tasnya, mereka pun melanjutkan perjalanan, bersiap mencari bahan lainnya.

1
Murni Dewita
👣
Chu-Chan
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!