NovelToon NovelToon
Tumbal Mata

Tumbal Mata

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Zombie / Horror Thriller-Horror / Epik Petualangan / Kutukan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Foerza17

Setelah aku selamat dari kecelakaan itu, aku berhasil untuk bertahan hidup. Tetapi masalah yang kuhadapi ternyata lebih besar daripada dugaanku. Aku tersesat dihutan yang lebat dan luas ini. Aku mungkin masih bisa bertahan jika yang kuhadapi hanyalah binatang liar. Tapi yang jadi masalah bukanlah itu. Sebuah desa dengan penduduk yang menurutku asing dan aneh karena mereka mengalami sebuah penyakit yang membuat indera penglihatan mereka menjadi tidak berfungsi. Sehingga mereka harus mencari "Cahaya" mereka sendiri untuk mengatasi kegelapan yang amat sangat menyelimuti raga mereka. Mereka terpaksa harus mencari dan mencari sampai bisa menemukan mata mereka yang hilang. Dan akhirnya mereka bertemu dengan kami. Beberapa penumpang yang selamat setelah kecelakaan itu, harus bertahan hidup dari kejaran atau mungkin bisa kusebut penderitaan mereka atas kegelapan yang menyelimuti mereka. Berjuang untuk mendapatkan "Cahaya Mata" mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Foerza17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Firasat Buruk

Kami memutuskan untuk kembali karena tidak mendapatkan satu ekor pun ikan. Aku melihat ke sekeliling hutan ini. Pepohonan yang menjulang tinggi nan rindang membuat cahaya sang mentari kesulitan untuk menembus rimbunnya daun.

"Ayolah! Semoga ini cuman feelingku saja," Aku terus bergumam cemas.

"Lu kenapa sih, Ndra?" tanya Kak Willie keheranan akan tingkahku.

"Nanti ku kasih tau," jawabku sembari mempercepat langkahku.

Beberapa saat kemudian, kami telah sampai di rombongan. Terlihat disana juga yang lain sudah pada kembali. Aku mendengar remang-remang Pak Juari berbicara.

"Aku tidak dapat menemukan satu hewan pun di hutan yang luas ini. Bahkan burung pun tidak ada," ucap Pak Juari.

"Betul betul. Aku tadi terus mendongak sampe kepalaku pegel juga gak nemuin burung," sambung Novan sambil memijat pundaknya.

"Begitu ya?" ucap Pak Bonadi.

Setelah mendengarnya, aku merasa sangat gelisah. Mungkinkah firasatku ini benar?

"Ngomong-ngomong, dari mana kalian ini?" tanya Pak Bonadi.

"Kami abis mancing nih. Tapi gak dapet ikan padahal udah sejam-an lah mancing nya," jawab Kak Willie.

"Apa mungkin airnya tercemar?" tanya Pak Bonadi lagi.

"Mana gue tahu? Tanya aja noh sama Ayu," sungut Kak Willie.

"Airnya gak tercemar. Udah ku cium juga sama ku icip sedikit juga gak ada tanda-tanda airnya mengandung banyak zat kapur. Airnya masih sangat segar," jawab Kak Ayu.

"Terus sekarang kita mau makan apa dong?" Tanya Vivi.

"Tenang aja. Untung aku nemuin banyak buah cokelat yang sudah matang," jawab Mas Doni yang tiba-tiba berada dibelakang kami sembari membawa buah cokelat yang cukup banyak.

"Wahh. Kek nya enak tuh," sahut Vivi dengan liur yang menetes.

"Aku kemarin juga abis berburu tupai. Kalian mau makan tupai bakar gak?" tanya Pak Juari. Serentak kami pun memasang ekspresi jijik.

"Y-yaudah boleh sih. Lagian juga gak ada makanan yang lain lagi kan?" jawab Kak Willie sembari memasang ekspresi yang sedikit jijik.

"Bentar aku cari mereka dimana. Soalnya aku taruh diluar tas. Jadi mereka sepertinya berserakan diluar bis," ucap Pak Juari.

"Kalo gitu ayo kita siapkan apinya sambil menunggu Pak Juari kembali," ajak Pak Bonadi.

Kami pun segera saling membantu untuk menyiapkan api unggunnya. Tetapi aku membantu Pak Juari untuk ikut mencari tupai-tupai hasil tangkapan Pak Juari kemarin.

Kami berdua pun mencari di lokasi yang sekiranya tupai-tupai itu berceceran. Aku menyibak semak belukar dan mengais dedaunan yang berserakan itu sampai tanganku kembali terkotori oleh tanah yang kering.

"Wah ternyata kalian sembunyi disini ya? Bikin repot saja," ucap Pak Juari yang berada di belakangku sembari mengangkat beberapa ekor tupai yang saling terikat pada sebuah tali rafia itu.

"Dan untuk para zombie-zombie itu, sepertinya kalian memiliki penciuman yang sedikit buruk ya? Padahal disini ada mata hewan yang masih segar, tetapi mereka gak mau mengambilnya," sambungnya Pak Juari sembari membersihkan tupai-tupai itu dari dedaunan yang menempel.

"Emangnya mereka gak mau apa gimana pak?" tanyaku.

"Semalam aku lihat mereka mengambil mata teman-temannya yang sudah tak bernyawa. Menurut perkiraanku, mereka juga masih tertarik dengan mata makhluk yang sudah mati," jawab Pak Juari.

"Dan kita beruntung. Tupai-tupainya tidak dikerubuti semut atau lalat. Padahal udah dari kemarin lho matinya. Biasanya mah kalo aku gak kuliti dulu terus disimpan ditempat yang aman, beberapa jam saja sudah banyak serangga yang mampir," ucap Pak Juari.

Aku pun langsung terperanjat. Sepertinya firasatku memang benar. Tidak ada makhluk hidup lain disini.

"Ayo, Nak! Kita kembali ke tempat yang lain," ajak Pak Juari.

"Eh iya, Pak," jawabku.

Aku berjalan dengan perasaan bingung dan gelisah. Jantungku berdegup tak beraturan. Keringat dingin mulai mengucur membasahi keningku.

"Sial! Selain kita bisa mati karena para zombie itu, kita juga pasti akan mati kelaparan," gumamku lirih.

Setelah sampai, ternyata api unggunnya sudah siap. Kami mulai menguliti tupai itu kemudian membakarnya. Bau harum khas daging bakar mulai merebak ke seluruh hutan membuat cacing di dalam perut kami semakin meronta-ronta ingin segera diberikan makanan.

Setelah matang, kami pun mulai memakannya. Rupanya tupai tangkapan Pak Juari cukup banyak sehingga bisa dibagikan secara merata.

"Gimana, Wil? Enak kan rasanya?" tanya Pak Juari.

"Enak. Tapi tetep gak tega makannya," !awab Kak Willie yang mulutnya masih penuh dengan makanan itu.

"Hahaha kalo udah jadi makanan tidak usah merasa kasihan. Memang daging tupai itu enak kok. Rasanya lembut seperti daging kelinci hahaha," sambung Pak Juari.

"Eh An. Kenapa kamu kok bengong saja? Nanti keburu dingin itu," tegur Vivi yang seketika menyadarkan lamunanku.

"Eh iya hehe," aku langsung menyantap tupai hasil bakaranku.

"Apa ada yang salah?" tanya Pak Bonadi.

"Aku merasa, kalo seluruh hewan disini udah gak ada," jawabku lirih. Semua orang merasa terkejut.

"Apa maksudmu?" tanya Mas Haris.

"Bisa kita liat sendiri kan beberapa contoh-contohnya? Misalnya aku tadi abis mancing lama banget tetep aja gak dapet ikan. Terus tim yang bagian berburu juga gak dapet burung atau hewan apalah gitu. Terus tupainya juga gak ada serangga yang hinggap disana padahal kata Pak Juari kalo bangkai tupai di diemin selama beberapa jam saja juga bakalan dikerubuti lalat," jawabku tegas.

Setelah mendengar pernyataanku tadi, semua orang pun tercengang.

"Gawat. Gue tidak mau mati kelaparan disini. Gue juga gak bisa makan tanaman liar. Gue bukan vegetarian. Gue bukan kambing," teriak Kak Willie sembari memegang kepalanya.

"Terus burung hantu yang semalem kita liat itu apa?" tanya Pak Bonadi.

"Eh?" aku teringat.

"Aku tadi juga liat ayam hutan," sahut Mas Doni.

"Ayam hutan? Kenapa gak lu tangkep woi?" tanya Kak Willie.

"Aku cuman gak pengen buang-buang tenaga buat ngejar yang gak pasti," jawab Mas Doni singkat.

"Tapi kan itu ayam cok. Itu makanan yang paling enak di tempat kek gini," bantah Kak Willie.

"Sudah woi diem! Lu juga bacot mulu dari kemaren!" gertak Mas Haris.

"Hush! Sebaiknya kita bereskan ini dulu, kemudian kita bergerak untuk mencari bantuan. Kita tidak bisa terus-terusan disini." ucap Pak Bonadi.

Setelah semuanya beres, kita pun mulai menyatukan informasi. Kami pun duduk melingkar.

"Jurangnya terlalu dalam. Cukup sulit untuk mendaki keatas. Apalagi kita punya wanita dan anak-anak," ucap Mas Haris. Sepertinya saat aku masih tertidur, Pak Bonadi membagi beberapa tugas untuk kami.

"Sungainya gak terlalu dalem banget sih. Kalo mau nyobain ngikutin sungai sampe ke sebuah peradaban juga gapapa," sahut Kak Willie. Sepertinya saat dia pergi mencari air, dia juga mengamati lingkungan disekitarnya.

"Kalo berdasarkan pengamatanku, kita bisa menuju ke tempat matahari tenggelam, maka nanti kita bisa sampai ke ladang tebu. Dan jika kita beruntung, kita bisa menjumpai penduduk lokal disana dan meminta bantuan," sambung Pak Juari.

"Tetapi kalo kita kearah barat, itu hanya mengandalkan keberuntungan untuk bisa mencapai sebuah peradaban bukan?" Tanya Pak Bonadi.

"Aku hanya memberikan pendapatku," jawab Pak Juari singkat.

"Jadi kemungkinan jalan yang lebih mudah kita menaiki jurang ini ya?" tanya Pak Bonadi.

"Tapi persediaan makanan kita sedikit dan kalo mendaki butuh asupan yang lebih banyak," sambung Kak Ayu.

"Berarti yang paling mudah adalah kita berjalan menyusuri sungai?" Tanya Pak Bonadi lagi.

"Dan juga kalo kita menyusuri sungai mah kita bisa lebih cepat menemukan pemukiman penduduk. Entah bisa ketemu sebuah sawah atau mungkin lebih baik sebuah desa." sambung Kak Willie.

"Baiklah. Ayo kita bergerak menyusuri sungai!" ajak Pak Bonadi memberi instruksi.

Kami pun bangkit dan berjalan beriringan menuju sungai tempatku memancing tadi.

1
Siti Yatmi
ko tamat thor..kan monsternya belom mati....
Hana Inuzuka: wkwk maaf klo endingnya nanggung. ditunggu season 2 nya ya kk
total 1 replies
Siti Yatmi
kasiann thor..sedih endingnya..ga bisa apa di selamatkan...kan andra sudah berkorban...
Hana Inuzuka: maaf klo sad ending. nantikan season keduanya ya kk
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀
lanjut novel baru apa ada seasons duanya nih?
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀: owh, oke2 semangat ya /Good/
Hana Inuzuka: dibuku lain om
total 4 replies
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀
mungkin, dahh tamaat
Hana Inuzuka: yey udh tamatt
total 1 replies
Siti Yatmi
mahkluk apa sih itu thor...ih..heran susah amat matinya...selamat ga yah mereka....mana tinggal sedikit org2nya...
Hana Inuzuka: makhluk siluman wkwk
total 1 replies
Arunika
curiga nih kalo awalnya menyenangkan gini
Hana Inuzuka: gimana ya jelasinnya?😂
total 1 replies
Syari Andrian
Mampir nih. Moga gak horor2 banget
Hana Inuzuka: baik kk. enjoy aja bacanya
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀
up
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀
me, meraba (°ロ°) 🙈
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀: hehe, jan marah2 /Facepalm//Smile/
Hana Inuzuka: zzzz kirain typo lagi
total 4 replies
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀
typo, melalui
Hana Inuzuka: duhh typo mulu. maaf ya om, nanti kubenahi lagi
total 1 replies
Tenth_Soldier
Andra???
Tenth_Soldier
Menganga lebar*)
Hana Inuzuka: wkwk makasih udh dibenerin
total 1 replies
Siti Yatmi
sumpah...deg2an baca nya..astaga..berasa nonton film..thor..andai difilm kan sy org pertama yg nonton..wk1
Hana Inuzuka: wkwk maaf klo kurang keliatan pergantian namanya hehe
Tenth_Soldier: oiya lupa mereka berganti nama... hihihi
total 3 replies
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀
up
Siti Yatmi
kurang thorrrrr.....thorrrr...kurang...
Hana Inuzuka: aishh ditunggu besok ya kakak. makasih udah jadi pembaca setia ❤️❤️
total 1 replies
Siti Yatmi
lah..ko jd gitu...kasian amat thor...emang ga ada cara lain?? hadeh...ga semangat nih ka jd nya..lemes....ya kali kalah sm makhluk begitu...
Hana Inuzuka: wkwk maaf
ditunggu besok yaa
total 1 replies
Siti Yatmi
kenapa aku jd ikut bahagia yah...serasa ada di sana,,ayo semngat kalian pasti selamat..
thor...sehat2 yah cuaca lagi buruk..banyak yg sakit...
Hana Inuzuka: baik kk
ditunggu setelah ini bakalan update kok + detik² menuju tamat hehe
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀
bagus 👍
Hana Inuzuka: makasih atas rating positifnya kk ❤️❤️
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅♕⃟ ✎Ƙҽƚυα【﷽】𝐀⃝🥀
up
Tenth_Soldier
aku deg² an nunggu nasib Andra
Siti Yatmi: warung????benar warung atauuuuu???
Hana Inuzuka: tetep pantengin terus ya kk. diusahakan tiap hari update
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!