Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Mawar duduk terdiam di atas sofa kecil miliknya, ia masih memikirkan tentang keputusannya yang memilih untuk menjalankan pernikahan kontrak dengan Arga.
"Mama, kenapa melamun?" Rangga penasaran dengan Mawar yang dari tadi terus melamun, dan mengabaikan dirinya.
"Enggak, Mama hanya kepikiran sesuatu aja. Gimana, kamu senang kan tinggal di rumah Daddy?" Tanya Mawar pada Rangga.
Rangga terdiam sejenak, ia langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Kalau enggak ada Mama, Rangga enggak suka." Jawabnya dengan tegas.
Mawar tersenyum tipis, ia akui jika Rangga adalah anak yang sangat lucu dan tampan. Wajah anak itu sangat mirip dengan ayahnya.
"Mawar, apa kau serius?" Tanya Dewi yang membawa segelas susu coklat dan cemilan untuk Rangga.
"Hore.. Susu coklat, kesukaan Rangga." Ucap Rangga yang langsung berlari ke arah Dewi dan duduk di pangkuannya.
Mawar tersenyum tipis, "Lantas bagaimana bisa aku menolak, aku tidak tega melihat Rangga." Jelas Mawar dengan nada tipis.
"Tapi apa kau sudah membaca isi perjanjiannya? Apa ada sesuatu yang merugikan mu?" Tanya Dewi dengan rasa penasaran.
"Tidak ada, semuanya sangat normal. Dan di perjanjian itu juga menjelaskan batas-batas antara aku dan Arga." Jelas Mawar yang masih ingat beberapa poin-poin di perjanjian itu.
"Ibu hanya bisa mengikuti keinginan mu, jika memang itu pilihan mu. Maka aku tidak akan melarangnya." Jelas Dewi yang langsung mengalihkan pandanganya pada Rangga.
Hari mulai berganti malam, seperti biasa Mawar harus pergi bekerja di bar. Ia mulai mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja yang memang sedikit seksi dan menunjukkan lekuk tubuhnya.
Indah berpapasan dengan Mawar, ia menatap Mawar dengan tatapan sinis dan kesal. Bahkan tanpa ragu menunjukkan permusuhan secara terang-terangan.
Mawar membawa tiga botol wine dengan kualitas terbaik ke sebuah ruangan VIP, saat Mawar membuka pintu ruangan itu. Ia melihat sosok Arga yang sedang duduk sendiri seraya menghisap sebuah rokok.
Di samping pria itu ada seorang wanita penghibur yang tengah bergelayut manja pada Arga.
"Selamat malam Tuan, ini wine yang anda pesan." Ucap Mawar dengan sangat ramah, meski ia dan Arga akan terikat oleh sebuah kontrak pernikahan. Tapi itu hanyalah sebuah sandiwara untuk bisa membuat Rangga bahagia.
Arga menatap sosok Mawar yang tampil cantik dan seksi dengan seragam kerjanya, pria itu menatap Mawar dengan tatapan tajam, seakan tidak suka melihat Mawar.
"Kau pergi." Ucap Arga dengan tegas.
Mendengar hal itu Mawar langsung bergegas untuk pergi, tapi suara Arga langsung menghentikan langkah wanita itu.
"Siapa yang menyuruhmu untuk pergi, kau yang pergi." Jelas Arga pada wanita penghibur yang ada di sampingnya.
Mendengar hal itu Wanita yang ada di samping Arga langsung memasang ekspresi kesal, ia lalu berjalan pergi. Namun ia menunjukkan tatapan tak suka pada Mawar, setelah wanita itu pergi. Kini Mawar dan Arga hanya berdua di ruangan VIP.
"Kau masih bekerja di tempat ini?" Tanya Arga dengan tatapan dingin dan tajam.
Mawar menyipitkan matanya saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Arga, "Tentu saja, ini mata pencarian ku." Jelas Mawar.
Mendengar hal itu tatapan mata Arga semakin dingin dan kesal, "Sebentar lagi kita akan menjalankan sebuah pernikahan, jadi aku tidak ingin melihat mu bekerja di tempat seperti ini." Jelas Arga dengan tegas.
Mawar tertawa hambar, bukankah mereka hanya menikah kontrak. Tapi kenapa pria itu malah mengatur kehidupannya.
"Bukankah kita hanya menikah kontrak, dan bukankah kita tidak perlu ikut campur ke dalam urusan masing-masing." Jelas Mawar yang ingat dengan poin-poin yang ada di dalam pernikahan kontrak itu.
"Meski itu hanyalah sebuah pernikahan kontrak, apa kau pikir aku akan membiarkan pekerjaan mu yang seperti ini mencoreng nama baik keluarga ku." Jelas Arga dengan tegas dan tatapan dingin serta merendahkan.
Mawar merasa sedikit kesal saat mendengar hal itu, ini sudah bukan ke satu kalinya ia di hina hanya karena ia bekerja di sebuah bar. Tapi Mawar bukan orang yang suka ambil pusing, hatinya sudah sangat kuat seperti baja terlebih dalam menghadapi hinaan dan cacian orang-orang kepadanya.
"Kita belum menjalankan pernikahan itu, jadi sebaiknya Pak Arga jangan ikut campur urusan ku. Kecuali jika kita sudah terikat oleh sebuah pernikahan, baru kau boleh ikut campur." Jelas Mawar dengan tegas, ia bukan orang yang suka mengalah dalam hal beradu mulut.
"Hahaha.." Arga tertawa saat mendengar hal itu, wanita di depannya memang bermulut tajam. "Jika bukan karena Rangga, apa kau pikir bisa mendapatkan sebuah kesempatan emas ini? Tentu saja tidak, seorang wanita yang bekerja di club malam. Menikah dengan seorang konglomerat seperti itu, mungkin itu hanya terjadi dalam 100 tahun sekali. Dan kau sangat beruntung.." Jelas Arga yang kembali mengingatkan posisi mawar, dan mengingatkan jika wanita itu telah mendapatkan sebuah keberuntungan yang sangat di inginkan oleh semua kaum hawa.
"Iya aku memang orang yang bekerja di bar sebagai pengantar minuman, dan lucunya lagi. Pelanggan dari orang hina ini adalah orang seperti mu, yang suka minum dan bermain wanita." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Arga tertawa mengejek saat mendengar hal itu, "Mulutmu sangat tajam sekali, aku yakin kau pasti sering mengasahnya dengan para pria." Timpal Arga dengan senyuman mengejek.
"Jika itu yang kau pikirkan, maka aku akan mengiyakan nya." Jawab Mawar yang malah tersenyum pada Arga, dan membuat pria itu menatap dingin dan marah pada Mawar.