Karya ini hanya imajinasi Author, Jangan dibaca kalau tidak suka. Silahkan Like kalau suka. Karena perbedaan itu selalu ada 🤭❤️
Perjodohan tiba-tiba antara Dimas dan Andini membuat mereka bermusuhan. Dimas, yang dikenal dosen galak seantero kampus membuat Andini pusing memikirkan masa depannya yang harus memiliki status pernikahan.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Drrtt . Drrrttt
"Halo" sapa Dini setelah menggeser tanda panah di handphonenya.
"Lo dimana?" tanya Gina diseberang sana.
"Lagi jalan diparkiran"
"Parkiran mana? Gue didepan mobil lo"
Astaga!
"Din, halo. Lo dengar gue ga seh" Gina berteriak-teriak bikin sakit kuping
"Iya, Gue dengar. Ntar gue kesitu" Tanpa sapa langsung kumatikan panggilan kami. Harus cari jawaban yang pas ini.
"Kayak anak kecil, masih suka lari-lari" ucap Dimas melihatku berlari di basement.
"Ngos..ngos.." nafasku berburu setelah sampai didepan mobil dan ada Gina berdiri disamping.
"Lo darimana? Kenapa lari-lari begitu?" tanya Gina santai.
Aku masih mengatur nafasku.
"Lo dah kumpul tugas?" tanyaku semoga bisa mngalihkan rasa penasaran Gina tentang darimana aku.
"Belum"
"Ayo, kita kumpul. Sebelum telat" ajakku sambil menarik Gina menjauh.
"Ayo"
Kami berdua berjalan beriringan sambil cerita, untung saja Gina lupa tentang pertanyaannya tadi. Syukurlah!
"Akhirnya, kalian datang" kata Roni, penanggung jawab Kuliah Dimas.
"Emang kenapa?" tanya Gina
"Tinggal kalian berdua aja yang belum ngumpul tugas, yang lain sudah" jelas Roni
"Eh, grecep banget anak-anak" seruku
"Iya, Katanya biar bisa tidur lagi. Kalau sudah ngumpul kan ga ada rasa dikejar-kejar Pak Dimas"
Aku dan Gina jelas tertawa alasan yang lain buru-buru ngumpul tugas. Benar seh, tugas Dimas mempertaruhkan nyawa sekali.
"Ngemall yuk" ajak Gina setelah kami ngumpul tugas.
Aku melirik jam ditanganku baru pukul sembilan. Masih satu jam lagi Mall buka.
"Ayo" jawab Dini, ga masalah masih sejam lagi mall buka. Perjalanan ke Mall juga memakan waktu.
***
"Assalamualaikum" jawab Dimas mengangkat teleponnya.
"Walaikumusalam, Dimas tolong beritahu Dini ya malam ini Mama sama Papa mau berkunjung kerumahnya. Siang ini Orang tua Dini sudah pulang kan?" ucap Mama Dian
"Mama sama Papa mau ngapain kerumah Dini?" Dimas malah balik bertanya.
"Mama sama Papa mau minta jawaban Dini. Mama ingin kamu segera menikah"
"Ma, kami ini baru kenal. Pernikahan tanpa Cinta itu ga akan berlangsung lama"
"Cinta bisa datang dengan sendirinya, Dimas. Selama kalian sering berinteraksi atau kamu masih menyimpan cinta buat Citra?"
Dimas diam tidak menjawab pertanyaan Mamanya. Dimas bingung tentang perasaannya. Apakah dihatinya masih ada rasa untuk Citra? Wanita yang selama 5 tahun mengisi hatinya.
"Buka hatimu untuk Dini, Nak. Mama yakin Dini orang yang tepat untukmu. Maaf jika Mama, Papa dan kakekmu memaksa perjodohan ini. Mama tutup teleponnya ya. Assalammualaikum" kata Mama Dian
"Walaikumusalam" balas Dimas setelah telepon berakhir.
Dimas merenung.
***
Drrtt.. Drrtt..
Nama "Galak" tertera dilayar handphonenya.
"Ada apa lagi dia menelpon?" batin Dini.
"Siapa, Din?" tanya Gina
"Mamaku, ntar dulu ya" Dini sedikit menjauh dari Gina
"Halo" sapa Dini
"Assalamualaikum"
"Walaikumusalam" jawab Dini sedikit malu.
"Orang tuamu sudah pulang?" tanya Dimas to the point.
"Ntar siang baru pulang, Pak. Ada apa?"
"Nanti malam, Papa dan mamaku mau berkunjung kerumahmu"
"Ha? Mau ngapain?" teriak Dini kaget
"Dini, bisa ga suaranya dipelanin. Telinga saya sakit" omel Dimas.
"Maaf, Pak. Saya kaget. Jadi, ada acara apa orang tua bapak kerumah saya?" tanya Dini kembali.
"Heem, mau minta jawaban kamu"
Jgeerr.. Suara petasan serasa ada diatas kepala. Haruskah hari ini jawabannya?
"Pak, tidak bisakah. Pernikahan ini dibatalkan?"
"Sepertinya tidak bisa"
Selesai sudah!!!
baca juga novel. aku judul nya istri kecil tuan mafia
gue suka bgt karakter Dimas Thor, khayalan semua kaum hawa punya suami sebucin Dimas.
dan keluarga mereka berdua gak ribet ..
terkenalnya dosen galak TPI lemes bgt sikapnya ke citra.
udah kaya krupuk kena Aer