Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Anak Jenius Mom Sita
6 Tahun kemudian.
"Mom, are you ready?" Tanya seorang bocah laki-laki yang memiliki mata hazel seperti ibunya.
"Wait baby, mommy sedang merapikan rambut." Jawab wanita berusia 29 tahun di dalam kamar.
"Oh come on Mom. Aku akan terlambat jika mommy tidak selesai juga berdandannya." Bocah itu mulai tidak sabar.
Wanita yang tambah terlihat cantik di usia dewasanya itu tersenyum mendengar perkataan putranya. Sita lalu menyambar tas kerjanya menuju ruang makan dimana sang putra sudah mulai kesal menunggu.
"Baby marah dengan mommy?" Ucap Sita dengan wajah memelas.
"Mom, please don't call me baby oke. Call me Kai mom. My name is Kai."
"Hahahha oke oke. Kai, apakah kamu sudah selesai sarapan."
"Sudah dari tadi. Mommy sungguh lama."
"Oke oke… let's go…"
"Mommy tidak sarapan dulu?"
"Nih. Nanti mommy sarapan di kantor aja. Tadi mommy sudah pesen sama nenek untuk memasukkan sarapan mommy di tempat bekal makanan." Ucap Sita sambil menunjukkan bekal sarapannya.
Mereka berdua melenggang ke luar, di halaman rumah tampak bi Surti tengah menyiram tanaman.
"Bu, Sita pamit ya." Sita merubah panggilannya dari Bibi ke ibu semenjak dia melahirkan Kai. Sita sudah menganggap bi Surti adalah ibunya.
"Nek, Kai berangkat dulu ya."
Mereka berdua mencium punggung tangan bi Surti. Bi Surti sungguh bahagia bisa melihat Sita dan anaknya sampai hari ini. Ia sudah menganggap Sita dan Kai seperti anak dan cucunya sendiri. Pernah suatu ketika Sita meminta Bi Surti untuk pulang kampung kembali ke keluarganya. Namun ia menolak. Bi Surti bilang anak-anaknya sudah berkeluarga semua dan dia sudah tidak punya suami jadi Bi Surti lebih memilih tinggal bersama Sita dan merawat Kai saat sita tengah bekerja.
"Iya hati-hati ya sayang."
"Assalamualaikum nenek"
"Assalamualaikum bu"
"Waalaikum salam."
Setiap pagi Sita akan mengantarkan Kai kesekolahnya. Saat ini Kai berada di kelas 1 di sebuah SD swasta, namun bukan sebuah sekolah elit hanya sekolah swasta biasa. Kecerdasan Kai bisa dibilang lebih dari usianya. Saat usianya 3 tahun Kai sudah bisa membaca dan berhitung. Sebenarnya saat memasuki SD Kai ditawarkan untuk lompat kelas, yakni langsung ke kelas 3 tapi Kai menolak. Dia ingin bersekolah sesuai usianya.
"Oke baby, take care. Jangan usil dan jahil oke. Nurut kata bu guru." Pesan Sita saat menurunkan Kai di depan gerbang sekolahnya.
"Yess mom i know. Daa mom…"
"Da… Baby…"
Kai selalu mendengus kesal saat Sita memanggilnya Baby. Kadang dia protes dengan ibunya itu."Mom, i'm not a baby anymore.!" Tapi akhirnya dia pasrah, biarkan saja itu adalah bentuk kasih sayang mommy nya kepadanya.
🍀🍀🍀
Sita tiba di kantor. Saat ini dia menduduki posisi kepala Staf legal di cabang Perusahaan JD Coal di kota K. Ya setelah cuti melahirkannya selesai ada permintaan staf legal dari Cabang JD Coal, dan kantor pusat meminta staff legal dari JD Advertising satu orang untuk dikirimkan. Dan waktu Sita mengajukan diri. Ia berpikir untuk memulai hidup baru di sebuah kota yang tidak ada orang yang mengenalnya. Tentu saja pihak JD coal pusat menyetujui karena kinerja Sita yang bagus. Sejak saat itulah Sita, Kai, dan Bi Surti tinggal di kota K hingga saat ini.
"Pagi Bu…." Sapa anak buah Sita
"Pagi…." Ada agenda apa hari ini ya Ta.
"Hari ini free semua bu. Soalnya kerjaan terakhir sudah kita selesaikan sekalian kemarin sore."
"Oke… " Jawab Sita. Ia kembali mengecek kerjaan kemarin agar tidak ada yang salah.
"Oh iya Ta, kapan ya jadwal kita akan memberikan sosialisasi hukum kepada para pegawai?"
"Jadwal dari pusat belum turun buk, biasanya kan 6 bulan sekali atau saat ada rekrutmen pegawai."
"Hmmm oke… berarti kita tunggu saja."
Pilihan Sita untuk pindah ke kota K memang tepat, terbukti ia sangat bahagia dengan kehidupannya saat ini. Mantan mertuanya masih sering datang untuk mengunjungi cucu mereka, karena memang sita tidak pernah memutus tali silaturahmi. Bagaimanapun Kai adalah cucu kandung mereka, dan Kai juga sudah bisa memahami bahwasannya mommy nya dan ayahnya berpisah sehingga dia hanya hidup dengan Mommy dan neneknya.
Biasanya Wira dan dan Laila akan datang setiap 3 bulan sekali. Saat berkunjung mereka juga tidak pernah menyinggung tentang Dani sedikitpun baik di depan Sita maupun di depan Kai. Wira dan Laila tidak ingin menggali luka lama di hati wanita yang sudah ia anggap seperti putrinya itu. Namun tanpa diketahui oleh Sita maupun Wira ternyata Kai sudah lebih dulu menyelidiki tentang siapa mantan suami mommy nya.
Kai juga mengetahui kalau Dani telah menikah lagi bahkan saat dia baru saja dilahirkan. Kai juga mengetahui bahwa selama ini Dani sama sekali tidak pernah ingin tahu keberadaannya. Mulai dari itu Kai pun mulai menutup semua kemungkinan untuk dapat menemui mantan suami mommy nya. Dari data yang ia dapat akhirnya Kai mengerti bahwa mommy ini memiliki sakit hati yang sangat dalam sehingga tidak sedikit pria yang ingin mendekati Mommy nya di tolak begitu saja.
Ting tong…..
Bel pulang sekolah berbunyi Kai membuka tablet miliknya untuk mengecek apakah mommy sudah menjemputnya atau belum. Ya, Kai memasang alat pelacak di ponsel Sita. Tidak hanya di ponsel tapi juga di jam tangan Sita, dan semua itu jelas tanpa sepengetahuan Sita
"Oke… mommy sudah datang." Ucap Kai pelan.
"Hai Baby…."
"Mom…."
"Sorry…." Sita pun melayangkan ciuman ke pipi kanan kiri Kai.
"Mom, jangan cium cium aku di depan umum. Oh ya Allaah aku malu mom."
Sita tertawa, sungguh ia sangat gemas melihat tingkah putranya yang begitu seperti orang dewasa. Sita selalu punya waktu untuk menjemput Kai. Dia meluangkan jam makan siangnya untuk datang menjemput dan makan siang bersama tak jarang Kai ikut Sita ke kantor dan itu kadang menjadi sebuah tragedi untuk Kai karena akan banyak orang yang menoel pipinya karena gemas.
"Hari ini mau makan dirumah atau diluar mom?" Tanya Kai saat sudah berada di dalam mobil.
"Ehmmm tadi pagi mommy bilang ke nenek untuk tidak usah membuat makan siang karena mommy ada rapat siang ini, jadi Kai ikut mommy ke kantor ya."
"Oh no…." Kai lesu mendengar perkataan mommy nya sedangkan Sita hanya tersenyum melihat tingkah putranya.
Sebelum menjemput Kai tadi Sita sudah membeli beberapa makanan sehingga mereka langsung menuju kantor. Dan benar saja baru saja memasuki kantor rekan-rekan kerja Sita sudah heboh melihat Kai. Merekapun menghampiri Kai dan Sita. Sebelum orang-orang itu mulia mencubit pipinya Kai terlebih dulu memberi ultimatum.
"Oke… onti-onti dan Uncle-uncle Kai tahu kalau Kai itu lucu, ganteng, dan menggemaskan but please don't pinch my cheek." Sontak pernyataan Kai membuat semua orang tertawa, sungguh mereka sangat gemas dengan Kai. Akhirnya mereka pun melakukan high five saja dengan anak gemas itu.
Sepanjang menuju ruangan Sita, Kai melakukan high five dengan orang yang ditemuinya. Sampai akhirnya mereka sampai di ruangan sita.
"Oh ya Allaah tanganku sangat pegal." Keluh Kai.
"Ya sudah ayo kita makan dulu."
Sita pun membuka makanan yang ia beli tadi. Mereka pun makan dengan lahap karena jam makna memang sudah terlewat. Tak lama makan siang selesai juga. Sita meminta Kai untuk berada di ruangan karena Sita akan segera rapat.
Kai menunggu Sita dengan bermain game di Tabletnya. Namun akhirnya ia bosan juga. Ia pun memilih keluar ruangan dan berjalan-jalan. Saat berjalan secara tidak sengaja ia menabrak seorang pria dan menjatuhkan beberapa dokumen yang dibawa pria itu.
"Astagfirullah… maaf maafkan saya. Saya tidak sengaja." Ucap Kai sambil memungut kertas yang jatuh dan menyerahkan.
"Tidak apa-apa nak." Ucap pria yang bernama Roni itu sambil tersenyum.
"Really i'm so sorry uncle." Kai masih merasa tidak enak. Roni tersenyum melihat tingkah anak kecil itu. Dari belakang muncul seorang pria lagi dan bertanya tentang kejadian baru saja.
"Kenapa Ron. Oh ya Tuhan kamu ngerjain anak kecil Ron."
"Ya ampun bos. Tidak. Ini tadi anak kecil ini menabrak saya. Terus dia minta maaf."
"Oh begitu… apakah benar boy."
"Iya uncle, Kai yang salah."
"Tunggu, nama kamu siapa?"
"Eh…. Nama saya uncle? Nama Saya Kai."
"Nama panjangmu"
"Kai Bhumi Abinawa."
Deg…. Jantung pria itu berdetak kencang. Nama itu ia sangat tahu karena nama itu adalah nama yang ia berikan. Walaupun akan ada nama yang sama tapi ia yakin itu adalah nama pemberiannya.
"Oh boy, kau sudah sebesar ini." Ucap pria yang tak lain adalah Rama itu nampak haru melihat Kai.
"Lho… uncle kenal denganku." Ucap Kai bingung begitu juga Roni, sejak kapan bosnya itu kenal dengan anak kecil ini.
"Kenal sangat kenal, mari ikut uncle."
Kai mengangguk patuh dan menyambut tangan Rama yang ingin menggandengnya, entah mengapa yang biasanya Kai begitu hati-hati dan waspada dengan orang baru ini begitu lain. Ia merasa nyaman dekat dengan pria yang baru saja ia kenal ini.
Rama pun mengajak Kai memasuki ruang rapat semua mata menatap heran. Semua orang disitu mengenal Kai tapi tidak dengan pria yang menggandengnya kecuali Sita.
"Mas Rama….!??"
TBC
Naaah looo, biasanya getaran itu milik bapak dan anak ya genk. Tapi Rama and Kai bisa klik gitu. Hehhehe
Jangan lupa untuk like komen dan tambah ke favorit ya buat ngikutin dede gemes Kai.
Terimakasih
Matursuwun.