Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32. Rumah Senja
Karyawan yang bernama Lina itu langsung berlutut di kaki Senja, dia sangat menyesal sudah menghina istri pemilik mall tempat dia bekerja.
"Maafkan saya nyonya, saya tidak tau kalau nyonya istri tuan Arga, aku mohon hangat pecat saya tuan, kasihanilah saya." Mohon Lina berlutut di kaki Senja.
Saat Senja hendak menjawab, tapi sudah duluan Amira yang menyahut. "Jadi karena adik saya istri tuan Arga kamu menyesal menghinanya, berarti kalau orang lain bukan istri tuan Arga, kamu wajib menghinanya begitu?" hardik Amira pada Lina yang masih berlutut di kaki Senja.
Belum sempat Lina menjawab Arga segera mengajak istrinya dan Kakak iparnya pergi dari mall itu. "Sayang, ayo kita pulang, ajak Kak Mira juga, kita harus menjemput Papa dan Mama di rumah sakit." Arga langsung membawa istrinya keluar dari mall itu dan di ikuti oleh Amira di belakangnya.
Lina sudah tidak ada harapan lagi untuk bekerja di mall itu, dia sudah benar-benar dipecat.
"Makanya jadi karyawan jangan belagu, jadi beginilah resikonya." Ucap karyawan yang tadi baik dengan Senja.
"Benar, baru jadi karyawan sudah sok dan angkuh seperti bos, lihat Nyonya Senja walaupun dia seorang istri bos tapi dia tidak sombong." Timpal karyawan lainnya.
Lina yang sudah tidak tahan dengan ejekan dan makian teman kerjanya, dia langsung beranjak ke loker dengan air mata yang berderai.
Lina mengambil pakaian gantinya dan tidak lupa juga mengambil gaji, setelah itu dia langsung pergi dari mall itu.
Sedangkan orang-orang yang menyaksikan pertengkaran tadi sudah bubar karena semuanya sudah selesai.
Banyak terdengar di mulut pengunjung mall yang membicarakan Senja dan memujinya. "Aku tidak menyangka kalau perempuan cantik tadi istrinya Pak Arga pemilik perusahaan besar di kota ini." bisik-bisik terdengar dari mulut para pengunjung mall tersebut.
Di dalam perjalanan pulang ke rumah, Amira hanya diam, dia bingung pada adik dan adik iparnya. Amira sudah menyimpan banyak pertanyaan untuk adik dan adik iparnya itu. Dari tadi di Mall Amira masih penasaran pada Arkan, apa lagi tadi Senja mengatakan kalau dia ke Mall dengan sopir nya.
"Sebenar nya siapa Arkan ini, kenapa dia begitu mudah memberi perintah pada Ferdy, dan kenapa semua orang tadi menunduk padanya Apa lagi pakaian yang di pakai Arkan pakaian Formal." Amira masih menyimpan seribu pertanyaan dalam benaknya.
"Mas, siapa wanita itu, kenapa dia bilang masih mencintai mu?" akhirnya Senja sudah tidak bisa memendam apa yang ada di dalam hatinya. Amira yang duduk dibelakang juga memasang kupingnya baik-baik, Amira juga ingin mendengar apa jawaban Arkan atas pertanyaan Senja.
Arkan tidak menjawab pertanyaan istrinya, lelaki itu tetap fokus pada jalan di depannya. "Mas, apa dia mantan pacarmu atau mantan istrimu?" tanya Senja lagi nampak wajahnya cemburu.
Arkan menoleh ke Senja, dia bisa melihat kalau istrinya cemburu. "Sayang, ceritanya panjang, nanti kalau sudah sampai di rumah mas akan cerita semuanya. Yang perlu kamu tau mas tidak punya istri selain dirimu." Arkan menjelaskan agar Senja tidak marah kepadanya.
Sedangkan di mall, Lina sudah keluar dari mall itu, dia sempat menoleh kebelakang. "Nyonya Senja, aku bersumpah akan membalas semuanya, karena kamu aku kehilangan pekerjaanku." Ucap menyimpan dendam pada Senja. Lina tidak menyadari kalau dirinyalah yang bersalah karena sudah menghina Senja.
Sementara mobil yang dikemudikan oleh Arkan sudah memasuki sebuah halaman rumah besar dan mewah.
Mata Amira tidak hentinya menatap halaman luas dan rumah besar di depannya melalui kaca jendela mobil. Amira hanya mampu bertanya dalam hatinya saja tentang rumah di depan matanya milik siapa?.
Setelah mobil Arkan terhenti, Arkan turun dan membuka pintu mobil untuk istrinya dan di susul oleh Amira yang turun di pintu belakang.
"Sayang, mas balik lagi kekantor, mas sebentar lagi ada meeting." Arkan hendak berbalik ingin masuk ke mobil namun langkahnya terhenti saat senja membuka suaranya.
"Tapi mas." Senja ingin Arkan menceritakan tentang siapa Sintia padanya. "Sayang, percaya sama mas, nanti pasti aku ceritakan semuanya." Ujar Arkan meyakinkan istrinya.
Senja mengangguk mengerti kalau suaminya CEO di perusahaan.
Kemudian Arkan menatap kearah Amira yaitu Kakak iparnya.
"Kak Mira, aku harus balik lagi ke kantor. Maaf tidak bisa menemani kalian masuk. Kakak Masuk aja Kedalam bersama Senja. Kak Mira jangan pulang dulu sebelum aku pulang dari kantor!" Setelah mengatakan itu Arkan langsung masuk lagi ke mobil, dan pergi dari halaman rumah itu.
Setelah Mobil Arkan tidak terlihat lagi, Senja merangkul lengan Kakaknya yang sejak tadi tercengang melihat rumah mewah di depannya.
"Kak, ayo kita masuk." Ajak Senja membawa Amira masuk ke rumah nya. Amira hanya mengikuti langkah kaki Senja, sedangkan matanya melirik kesana kesini menatap takjub pada bangunan mewah itu
###
Bik Inah yang sudah berada di pintu utama langsung menyapa majikannya.
"Nyonya Sudah pulang." Sapa Bik Inah.
"Iya Bik," jawab Senja ramah. " Oh ya Bik, kenalkan ini Kakakku, namanya Kak Mira." Senja memperkenalkan Amira pada Bik Inah dan Bik Yati.
Amira menyapa ramah pada kedua Art itu, Amira juga bersalaman dengan kedua Art itu yaitu Bik Inah dan Bik Yati. "Aku Amir Bik, panggil aja Mira." Amira menyebut namanya agar Bik Inah dan Bik Yati mudah memanggilnya.
Setelah memperkenalkan diri, Senja meminta Bik Inah membuatkan minum untuk Amira.
"Bik tolong buat kan minum untuk Kak Mira ya!"
Setelah itu Senja mengajak Amir keruang keluarga.
"Kakak mau disini dulu atau mau mandi?" tanya Senja pada Amira.
"Kakak mandi dulu deh, lihat ni rambut dan pakaian Kakak sudah seperti pengemis." Ujar menunjukkan penampilannya yang sudah acak-acakan.
Senja terkekeh melihat penampilan Kakaknya yang sudah sangat berantakan.
"Ya sudah ayo aku antar ke kamar tamu di lantai dua, atau Kakak mau di kamar tamu itu di sebelah kamar Papa dan Mama," tunjuk Senja pada kamar tamu di depannya berdiri saat ini.
Amira jadi teringat lagi sama Papa dan Mama nya,tadi dia sempat lupa karena pad kedua paruh baya itu karena kejadian yang menguras emosinya di mall tadi.
"Sekarang Mama sama Papa mana, apa mereka ada di dalam kamar?" tanya Amira yang sempat lupa pada kedua orang tuanya.
Senja menggeleng kepala, tanda kedua paruh baya itu tidak ada di rumah. Gelengan kepala Senja membuat Amira bingung.
"Kalau tidak ada di kamar, lalu kemana mereka?" tanya Amira bingung, Karena tadi Senja bilang kamar Papa dan Mamanya, tapi sekarang Senja menggeleng dan itu artinya mereka tidak ada di rumah.
"Sekarang Kak Mira lebih baik mandi dulu, ganti baju biar fresh, setelah itu baru aku ceritakan semuanya. Aku akan mengambil baju ganti dulu untuk Kakak." Ujar Senja.
"Ya sudah, aku mandi di kamar tamu itu aja." tunjuk Amira pada kamar tamu di sebelah kamar Papa dan Mamanya yang tadi di tunjukkan oleh Senja.
Setelah itu Amira masuk ke kamar tamu untuk membersihkan dirinya. Sedangkan Senja naik kelantai di mana kamar nya berada. Senja membuka lemari pakaiannya dan mengambil satu set pakaian yang masih baru belum di pakainya sama sekali.
Setelah itu Senja turun untuk memberikan pakaian yang tadi di ambil dalam lemarinya untuk Kakak nya. Senja meletakkan baju itu di tempat tidur. Setelah itu dia keluar lagi, dia juga harus membersihkan dirinya biar segar.
Bersambung.