Sebuah kesalahan di satu malam membuat Ocean tidak sengaja menghamili sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Cean menjadi labil dan berusaha menolak takdirnya yang akan menjadi Ayah di usia yang masih sangat muda.
"Aku hamil, Ce." (Nadlyn)
"Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana." (Ocean)
"Lalu aku?" (Nadlyn)
Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Mata mereka saling bersitatap dengan tatapan yang sama sama sulit di artikan.
"Mommy..." Panggil Samudra sambil menarik tangannya pelan.
Nadlyn terkesiap kemudian memutus duluan tatapannya.
"Iya Sayang?"
"Ayo kita pulang." Ajak Samudra.
Nadlyn tersenyum dan mengangguk. Senyum yang sudah lama sekali tidak Cean lihat.
"Ayo..." Balas Nadlyn tersenyum.
"Nad..." Cean memanggil Nadlyn saat Nadlyn ingin melangkah menuju mobilnya.
Nadlyn nenghentikan langkahnya namun tidak melihat ke arah Cean.
"Nad, aku ingin bicara." Kata Cean tiba tiba.
Nadlyn merasakan di situasi yang tidak nyaman, ia sungguh ingin memaki Cean dan melampiaskan amarahnya selama enam tahun, namun Nadlyn menahannya karena ia tidak ingin membuat Samudra ketakutan dan melihat dirinya kacau.
Nadlyn berjongkok mensejajarkan tingginya dengan tinggi Samudra. "Sam naik dulu ke mobil ya. Mommy ada urusan dulu dengan..." Ucapan Nadlyn menggantung seolah bingung menyebut Cean apa di depan Samudra.
"Dengan Uncle itu?" Tanya Samudra.
"Uncle?" Tanya Nadlyn.
Samudra mengangguk, "Kata Opa, Uncle itu tamunya Opa."
Nadlyn tersenyum miris, rupanya Cean terlalu pengecut untuk mengatakan jika dirinya adalah seorang daddy untuk Samudra. Nadlyn berekspektasi terlalu tinggi, tadinya ia berharap kepulangan Cean adalah untuk mengakui keberadaan Samudra, namun jangankan mengakui, bahkan Cean masih tidak menginginkan Samudra, pikirnya begitu.
Samudra mengangguk, dengan menurut ia naik ke arah mobil yang Nadlyn bawa.
Nadlyn berjalan ke arah Cean yang juga berjalan ke arahnya. Hingga mereka berhadapan dengan sempurna.
"Maaf."
"Mari kita bercerai."
Ucap mereka bersamaan. Namun kali ini Nadlyn tidak terlihat lemah, ia tidak mau mendengar arti kata maaf yang di lontarlan oleh Cean.
"Mari kita bercerai, Cean. Kau sudah kembali untuk mengurus perceraian kita, bukan?" Tanya Nadlyn.
Cean terdiam, ia ridak dapat membalas perkataan Nadlyn.
"Aku akan menunjuk pengacaraku, aku tidak akan menuntut apapun, aku tidak akan mempersulit semuanya." Kata Nadlyn lagi.
"Nad..."
"Siapkan berkas berkasmu, sesuai kesepakatan kita enam tahun lalu. Kita akan bercerai setelah kau kembali. Biarkan anak itu bersamaku dan aku janji tidak akan pernah menjadikannya beban untukmu." Kata Nadlyn tanpa memberikan Cean kesempatan berbicara.
Nadlyn berbalik dan segera masuk ke dalam mobilnya. Bahkan Cean melihat kini Nadlyn bisa membawa kendaraan seorang diri. Padahal dulu Nadlyn sangat bergantung padanya meski hanya sebagai sahabat.
"Mommy.." Panggil Samudra saat mobil mereka sudah melaju meninggalkan kediaman rumah Nanda.
"Hem.."
"Apa Mommy kenal dengan Uncle itu?"
Nadlyn tersenyum dan menoleh sekilas ke arah Samudra kemudian fokus kembali menyetir. "Uncle tadi teman sekolah Mommy dulu." Jawabnya mencoba setenang mungkin meski hatinya masih bergemuruh.
"Sama seperti Papi Dirga?" Tanya Samudra. "Papi Dirga juga mengenal Uncle tadi." Ucapnya.
"Papi Dirga sudah bertemu dengan Uncle tadi?" Tanya Nanda balik.
Samudra mengangguk, "Ya, kemarin saat Papi menjemput Sam di rumah Oma."
Nadlyn menghela nafasnya. Ia sama sekali tak mengetahui jika Dirga sudah bertemu dengan Cean.
"Apa yang Uncle itu bicarakan pada Sam?" Tanya Nadlyn.
"Tidak ada Mommy." Jawab Samudra.
Setelah lima belas menit, mereka tiba di rumah Robi. Rumah itu memang terlihat sepi karena Robi sendiri masih aktif dengan pekerjaannya mengelola perusahaan milik Nanda.
Nadlyn dan Sam makan siang bersama karena Sam belum sempat makan di rumah Nanda. Sam terlihat tidak bersemangat makan dan hal itu terlihat oleh Nadlyn.
"Apa makanannya tidak enak?" Tanya Nadlyn.
Samudra menggelengkan kepalanya. "Ini enak, Mom."
"Kenapa Sam seperti tidak berselera?" Tanya Nadlyn lagi.
Samudra terdiam, ia ingin bertanya sesuatu namun ragu ragu.
"Sam.." Panggil Nadlyn dengan lembut.
"Sam ada tugas yang harus Sam kerjakan, Mom."
Nadlyn tau jika putranya itu tengah berbohong.
"Sam, bukankah diantara kita tidak boleh ada rahasia?"
Samudra menatap dalam mata Nadlyn.
"Beri tahu Mommy, Sam kenapa? Adakah yang ingin Sam sampaikan pada Mommy?"
"Sam takut Mommy bersedih."
"Katakan, apa Sam?"
"Mommy, apa Uncle itu Daddy Sam?" Tanya Samudra pada akhirnya.
Jeddaarrrr
Bagai di sambar petir siang hari membuat Nadlyn hanya diam seribu bahasa.
"Apa Uncle itu yang mengatakannya?" Tanya Nadlyn mencoba menetralisir perasaannya sendiri.
Samudra menggelengkan kepalanya, "Tidak, Mommy, Sam hanya bertanya saja."
Nadlyn diam mencoba mencari jawaban apa yang tepat untuk Samudra.
**
Dua hari setelah pertemuannya dengan Nadlyn, Cean tidak lagi melihat keberadaan Nadlyn. Bahkan Samudra tidak lagi di titipkan di rumah Nanda padahal Cean seperti tengah menantikan kedatangan Samudra.
Cean tengah sarapan bersama Nanda dan Pras. Hingga Cean mendegar percakapan kedua orang tuanya.
"Dad, aku menyusul saja datang ke rumah sakitnya." Kata Nanda. "Aku ingin membuat sop ayam kampung untuk Samudra, sop ayam kampung bagus untuk pemulihan."
"Baiklah, jangan terlalu siang. Kasihan Nadlyn, dia juga harus beristirahat agar tidak ikut sakit." Balas Pras yang sangat memperhatikan Nadlyn dan Samudra.
"Iya, Dad."
"Siapa yang sakit?" Tanya Cean entah ditujukan pada siapa.
"Tidak ada hubungannya denganmu." Jawab Pras.
Cean hanya terdiam, Pras begitu dingin pada Cean setelah Regan melaporkan kehidupan Cean diluar negri, terlebih saat Pras tau Cean menjalin hubungan dengan wanita lain.
Pras berangkat ke rumah sakit dan Nanda memulai aktifitasnya di dapur. Ia akan memasakan sop ayam kampung untuk Samudra yang didiagnosa typhus dan harus beristirahat di rumah sakit.
Selesai dengan aktifitasnya, Nanda bersiap untuk ke rumah sakit.
"Mom.." Pamggil Cean yang sedari tadi tidak tenang.
"Hem.."
"Siapa yang sakit?" Tanya Cean.
Nanda menghela nafasnya. "Samudra. Sam terkena typhus dan di rawat di rumah sakit Daddy."
"Maaf, Cean. Mommy harus ke rumah sakit sebelum jam makan siang Samudra. Mommy ingin Sam makan masakan Mommy." Kata Nanda kemudian meninggalkan Cean seorang diri.
Nanda cukup kecewa karena Cean tidak menyusulnya atau berinisiatif untuk mengantarkannya. "Cean, kenapa kamu seperti itu pada darah dagingmu sendiri." Batin Nanda menangisi tingkah laku Cean.
Dirga tengah mengajak bermain Samudra, ia membelikan sebuah mobil remot control pada Samudra.
"Seperti ini." Kata Dirga mencoba memberitahu.
"Aku ingin bermain mobil ini di lapangan, Pi." Kata Samudra.
"Kita akan memainkannya di lapangan dengan track khusus saat kamu sehat nanti." Kata Dirga.
Samudra mengangguk, "Aku menyayangi Papi."
"Papi juga sangat menyayangimu, Boy."
Perhatian Dirga pada Samudra membuat hati Nadlyn terharu, enam tahun ini Dirga dengan setia menemani Nadlyn bahkan bisa menjadi figur seorang ayah untuk Samudra.
Nanda masuk ke dalam kamar perawatan Samudra. Hal itu membuat Dirga berpamitan karena harus kembali bekerja, ia cukup tenang karena ada yang menemani Nadlyn.
"Aku akan kembali lagi nanti malam untuk melihat Sam." Kata Dirga saat berpamitan pada Nadlyn.
"Tidak usah, Ga. Kerjaan mu sedang banyak." Balas Nadlyn. "Kembali lagi saja besok."
Dirga tersenyum, "Jangan lupa minum vitaminmu. Jangan sampai kamu ikutan sakit." Kata Dirga dengan lembut dan diangguki oleh Nadlyn.
"Permisi, Aunty." Pamit Dirga pada Nanda.
Nanda hanya mengangguk, ia cukup tau sikap Dirga pada Nadlyn merupakan sebuah bentuk perhatian.
Tiba tiba saja Nanda merasakan ketakutan, takut jika perceraian Cean dan Nadlyn benar akan terjadi. Nanda ingin egois, Nanda tetap ingin Nadlyn menjadi menantunya, tetap menjadi istri untuk Cean putranya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Note:
Mohon maaf, Up di lanjut saat sudah lulus pengajuan kontrak ya.
Doakan biar lulus review dan kontrak biar aku bisa Up lg.
🙏🙏
Klik Subcribe biar dapat notifikasi Up nya.
kayaknya author ya nulis nya Nggak pakai outline.Karena kadang diawal gimana ,sampai bab selanjutnya kontra . Andai runut tiap Bab nya novel ini bagus banget karena ceritanya kuat ,bahasa nya asik ,ceritanya juga clear ,plot nya seru .