Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Sejak sejam yang lalu Mami Citra berushaa menghubungi menantunya Calvin, namun Calvin tak kunjung mengangkat panggilannya.
Mami Citra sangat menyesal membawa Baby datang ke Rumahsakit, ia tidak sadar membawa Baby ke tempat Bella di rawat. Mami Citra kira Bella kembali kambuh seperti dulu saat putrinya itu depresi, karena saking hawatirnya dengan Bella ia mengabaikan Baby.
Ia ingin tau bagaimana keadaan cucunya, setelah kedua putrinya membenci dirinya hanya Baby lah yang menyayangi Mami Citra dan juga Papi Alex.
Karena itu ia sangat hawatir.
“Hallo… bik Surti bagaimana keadaan Baby? Apa dia masih menangis?” Tanya Mami Citra dengan perasaan hawatirnya.
“Nyonya, Nona Baby baik-baik saja bersama Tuan Calvin dan istrinya.” Jawab Bik Surti. “Mereka sedang tidur.” Lanjutnya.
Jawaban bik Surti membuat Mami Citra bisa menghela nafasnya tenang, setelah beberapa saat lalu ia merasa hawatir.
“Syukurlah kalau begitu.” Ucap Mami Citra akhirnya ia pun mengakhiri panggilannya.
Di sisi lain, Vanila hini mulai tertekan dengan tingkah Calvin. Ia menyesal karena beberapa saat lalu sudah berusaha menenangkan pria rubah didepannya ini.
Karena bibir Calvin kini mulai menjalar ke area lain, dengan pertahanan kuat Vanila tetap menahan tangan Calvin agar tidak ikut menjalar ke berbagai lekuk tubuhnya.
“Kamu ini, di kasih hati minta jantung.” Ucap Vanila sambil mendorong kuat tubuh Calvin, namun tidak berarti apapun bagi Calvin karena tenaga Vanila tidak seberapa.
Calvin langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang bersama dengan Vanila yang sejak tadi di peluknya hingga wanita itu berada di atas tubuhnya.
“Bukan begitu, tapi kamu yang memulai. Kamu yang memeluku lebih dulu.” Ucap Calvin, ia memang sedang merasa sedih. Namun tidak mungkin jika Calvin menangis dan bersandar pada Vanila. Justru yang Calvin mau, Vanila lah yang bersandar dan menangis di pelukannya.
“Me-memeluk? Aku hanya berusaha menenangkanmu, aku tidak tau jika otakmu otak udang. Dasar pria mesum.” Ucap Vanila ia pun hendak bangkit namun Calvin malah menahan pinggang wanita itu.
“Aku pria dewasa yang sudah 5 tahun tak menyentuh atau di sentuh wanita, wajah jika saat kamu memelukku si boy bereaksi.” Ucap Calvin.
“Si-si boy?” Tanya Vanila bingung, ia langsung sadar saat Calvin menekan bagian bawahnya. “Aaa! Dasar pria—“ ucapannya menghilang begitu saja saat mulut Vanila di bekap oleh telapak tangan Calvin.
“Ssstth jangan berisik nanti Baby bangun.” Ucap Calvin, ia menarik Vanila dalam pelukannya dan membuat wanita itu berbaring di sampingnya.
Vanila hanya diam karena kali ini Calvin hanya mencium pucuk kepalanya sambil menusap-usap punggung dirinya. Walau terasa begitu risih, Vanila berusha amenahan agar Baby tidak terbangun.
“Lain kali aku akan menagih ucapanmu yang mau membuat Baby bahagia, itu artinya kamu juga bersedia membahagiakanku.” Ucap Calvin.
Kamu sudah punya segalanya, apalagi yang kamu belum miliki.” Ucap Vanila asal, karena dari segi kekayaan sudah sangat terlihat jelas jika Calvin memiliki segalanya.
“Istri yang memberikan kewajibannya untukku.” Jawabnya cepat, Vanila pun menelan salivanya susah. “Aku tidak pernah merasakan sosok seorang istri.” Ucap Calvin, ia sedikit tersenyum saat mengingat beberapa waktu lalu saat dirinya menyantap makanan yang di buatkan oleh Vanila.
Ya itu kali pertama untuk dirinya dan Baby, kali pertama menyicipi masakan sosok seorang ibu dan istri bagi Calvin.
“Aku tidak akan meminta kewajibanmu untuk sekarang, tapi cium aku sebagai gantinya.” Pinta Calvin sampai membuat Vanila seketika mendongak.
“Tidak mau.” Jawabnya cepat.
“Kalau begitu aku kan meminta kewajibanmu sekarang juga.” Ancam Calvin.
Tanpa pikir panjag Vanila pun langsung mencium bibir Calvin singkat ketimbang ia harus melayani pria yang tidak di cintainya.
Calvin dengan cepat menarik lagi tengkuk leher Vanila dan menciumnya dalam-dalam.
.
To be continued…
ga bertele tele..
q suka thooor..