Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Kevin sudah bergelantungan tak jelas di atas ranjang sana , dengan kaki nya yang ada di atas ranjang , serta tubuh nya di bawah lantai. Kevin tidur di ranjang yang paling bawah , Rahul di seberang ranjang Kevin sana.
Di dalam bilik itu hanya ada Rahul dan Kevin saja , yang lain masih mengikuti acara tadarusan bersama , kalau Kevin sama Rahul tadi memiliki seribu alasan, dan ustadz yang malam ini berjaga percaya- percaya saja . Beruntung ustadz yang berjaga juga tidak galak, mereka membiarkan kedua santri nya yang kata nya sedang terkena diare itu .
Rahul juga sama , entah kenapa dirinya malah mau-mau saja di ajak berbohong oleh Kevin .
Kevin menghela nafas nya kasar . Biasanya Jan segini dirinya sudah ada di arena balapan , biasanya Kevin hari gini nongkrong di cafe bersama dengan teman-temannya , tapi kini Kevin harus terperangkap di tempat ini. CK menyebalkan sekali . Kalau saja tidak ingat tujuan awal nya , mungkin Kevin tidak mau berada di sini.
CK, mengingat senyum malu-malu dan ekspresi galak dari Ustadzah nya tadi , membuat senyuman Kevin terus terukir , entahlah , bayang-bayang Nadzira selalu saja memenuhi kepala nya .
CK, emang cantik banget, dan Kevin enggak bisa mengalihkan nya dari yang lain .
"Hul, besok di kelas kita Ustadzah Zira masuk enggak ?" Tanya Kevin pada Rahul .
"Hm" Rahul hanya membalas nya dengan dekheman saja .
"Hul, Ustadzah Zira kan cantik ? Emang enggak ada ya , yang naksir sama dia ! Ya walaupun galak sih ?! Tapi kayak yang Lo bilang tadi, walaupun Ustadzah Zira galak, tapi dia baik . "
"Saya enggak tau " itu yang di jawab oleh Rahul .
"Gue yakin tuh, pasti banyak yang suka sama Ustadzah Zira ! Gue enggak percaya kalau Ustadzah se-perfect bidadari itu enggak ada yang naksir ! CK , atau jangan-jangan elo sendiri naksir sama Ustadzah Zira ! Ngaku Lo Hul, awas aja kalau elo berani deketin gebetan gue ! Gue hajar elo" ancam Kevin yang pastinya tak main-main . Jika menyangkut semua tentang Nadzira , maka Kevin akan melakukan apapun itu untuk mendapatkan gadis cantik itu .
Rahul menggeleng , mata nya masih menatap susunan ranjang di atas nya . "Enggak ! Saya enggak punya perasaan sama Ustadzah Zira ." Sahut Rahul .
Kening Kevin berlipat mendengar nya , lalu Kevin bangkit dari posisi nya , dan langsung menoleh ke arah Rahul yang tampak kayak lagi mikirin sesuatu . Enggak kayak biasanya , pemuda itu pasti akan menjawab perkataan Kevin dengan banyak sekali jawaban. Tapi kali ini Rahul terkesan pendiam , apa lagi saat tadi dirinya ajak berbohong pada ustadz di masjid , pemuda itu hanya mengangguk-angguk saja , tidak cerewet seperti biasanya .
Kevin penasaran ! Sungguh ! Mana bisa tahan dia kalau teman cerewet nya berubah menjadi pendiam .
Kevin langsung berjalan menghampiri Rahul, dan tangan nya langsung menggeplak kepala Rahul,
Gerakan secara spontan itu membuat Rahul terkejut dan langsung meringis , merasakan sakit di kepala nya .
"Kamu apa - apaan sih Vin ?" Seru Rahul dengan kesal , tangan nya mengelus kepala nya yang di pukul oleh Kevin .
Kevin mencibir ,"gue dari tadi ngomong kenapa elo jawab nya singkat banget ! Kayak enggak ada tenaga hidup elo tau enggak ! " Sungut Kevin kesal.
Rahul menghela nafas nya kasar . "Saya kan sudah jawab. "
"Tapi jawaban elo enggak kayak biasanya ! "
Lagi , Rahul menghembuskan nafas nya kasar . "Saya lagi kesel Kevin "
Kevin menyemburkan tawa nya. "Bisa kesel juga elo rupa nya . "
Rahul berdecak . "Ya bisa , saya juga manusia kalau kamu lupa. "
Kevin manggut-manggut . "Iya iya ,gue tau elo manusia ! Terus elo kesel karena apa ? Karena gue ?" Tanya Kevin .
Rahul menggeleng kan kepala nya , dengan sentaan nafas kasar ."bukan ."
Alis Kevin terangkat sebelah "terus ?"
Rahul duduk , lalu menatap lurus ke depan . "Saya kesel sama Abang saya !"
Semakin dalam kening Kevin berlipat. "Elo punya Abang ? CK gue enggak tau . Terus dimana Abang elo ? Kayak elo juga enggak sih ? Kalau iya , bisa lah gue ajak join kayak elo . " Ucap Kevin santai . Kevin kembali ke kasur nya dan langsung duduk di sana.
Rahul menggeleng. "Abang saya itu pinter , baik, lulusan Kairo , enggak mungkin mau join sama kita. Orang jumpa aja langsung berantem sama kamu. " Sahut Rahul .
Kevin langsung menatap ke arah Rahul . "Maksud elo ?"
Rahul menghela nafas nya kasar "yang tadi itu, ustadz Malik , Abang saya. "
"Hah ?! "
"Iya Kevin , "
Kevin masih loading , namun beberapa menit kemudian , kepala nya langsung terkoneksi. "Jadi yang tadi hampir gue tonjok itu Abang elo ? Elo kok punya Abang songong banget sih ? Sok pula , lagian enggak cocok juga dia jadi ustadz ! Ustadz gila . Apa pula dia lulusan Kairo . " Sentak Kevin kesal sendiri mengingat pemuda tadi.
Rahul menghela nafas nya . "Yang gila itu saya Kevin. Dia mah baik, hebat . Bukti nya usia nya baru dua puluh lima, dia udah lulusan Kairo , sedangkan saya ? Saya hanya bisa semampu kepala saya saja . Bahkan nilai saya saja selalu buruk . Saya tidak cocok jadi anak pemilik pondok pesantren . " Ucap Rahul .
"Hul, elo enggak deket sama Abang elo ?"
Rahul menggeleng. "Abang saya itu selalu seperti itu dengan saya . Selalu meremehkan saya. Padahal saya sudah berusaha keras untuk menjadi yang terbaik buat Abi dan Abang saya. Saya juga sudah menunjukkan nya , tapi saya hanya mampu sebisa saya Kevin. Saya tidak mampu jadi lebih. Bukannya saya tidak mau berusaha . Tapi saya sudah melakukan nya , dan saya selalu berakhir gagal. " Rahul bercerita pada Kevin, entahlah tapi dirinya merasa Kevin pemuda yang baik , Rahul tidak segan bercerita pada teman baru nya itu. Sebelum nya , Rahul tidak akan pernah seperti ini.
Kevin berdecak mendengar nya . Dirinya paham bagaimana harus di tuntut menjadi yang terbaik. Bahkan orang hanya mampu menginginkan seseorang lebih dari itu, tapi tidak peduli dengan keadaan maupun keterbatasan seseorang itu .
"Jadi dia selalu rendahil elo ?" Tanya Kevin .
Rahul mengangguk , tidak menampik jika Malik selalu bersikap seperti itu pada nya. Terlebih kata-kata nya yang sangat pedas jika bertemu dengan dirinya . Kadang Rahul kesal , tapi hanya bisa membatin nya saja , dirinya tidak mampu menunjukkan kekesalan nya pada Abang nya itu .
Kemarin , Rahul sempat bahagia saat Abang nya pergi lagi , dirinya bahkan tinggal di rumah yang ada di dalam pondok , bersama sang Abi . Tapi sekarang Abang nya sudah kembali , Rahul tidak mau , cukup sudah hati nya di sakiti terus dengan kata-kata Abang nya itu .
Dan Rahul tersentak saat mengingat sesuatu, Rahul langsung menoleh ke arah Kevin . Karena dirinya tidak mau membuat Kevin sakit hati nantinya. "Vin kamu harus tau , kalau Abang Malik itu, emmm tunangan nya ustadz Zira . "
Deg
Kevin terkejut mendengar nya . "Lo serius ?"
Rahul mengangguk kan kepala nya. "Baru beberapa hari kemarin Abi lamar Ustadzah Zira buat bang Malik . Itu juga bang Malik yang ngebet banget minta di lamarin . Kevin, sebelum perasaan kamu terlalu dalam , sebaiknya kamu melupakan Ustadzah Zira . "
Kevin terdiam sejenak .
"Saya tidak mau kamu sakit hati Kevin . "
Namun di luar dugaan Kevin malah tersenyum miring . Dan hal itu membuat Rahul mengangkat alis nya bingung .
"Kamu kenapa ?"
"Gue ? Gue di suruh lupain Ustadzah Zira ? Mana bisa !" Ya Kevin mana peduli, baru tunangan kan ?
"Kevin , kamu --"
"Ssst , elo diem aja ! Selama ijab kabul belum di ucapkan sama Abang sialan elo itu , gue enggak bakalan mau di suruh lupain Ustadzah cantik itu. "
"Kevin , nanti --"
"Elo bawel banget. " Sentak Kevin , lalu berjalan ke arah Rahul , dan menarik tangan pemuda itu, membuat Rahul terkejut.
"Kamu mau bawa saya kemana ?" Tanya Rahul saat Kevin menarik tangan nya .
"Tunjukin gue rumah Ustadzah Zira . "
"Hah ?" Rahul melongo mendengar nya .