Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Mila Merasa sangat marah. Namun ia masih bisa meredam emosinya sendiri lalu tersenyum kepada Bu Yuli. "Saya memang banyak kekurangan bu jadi suami saya berpaling ke lain hati, lalu bagaimana dengan suami bu yuli?"
"Kenapa dengan suami saya? Bu Mila saya sudah memberikan empat anak untuk suami saya" Ucap Bu Yuli sambil menunjukkan empat jarinya.
"Ia tapi lihatlah pria yang sedang ada di seberang jalan sana" Tunjuk Mila pada seorang pria tua yang sedang gencar menggoda perempuan muda.
Mila pun hanya tersenyum mengejek melihat raut wajah Bu Yuli yang terlihat sangat marah melihat suaminya yang sedang menggoda wanita muda itu.
"introspeksi diri terlebih dahulu sebelum kau menilai kekurangan yang orang lain miliki!''
Karena sudah sangat merasa puas dengan apa yang dilihatnya mila pun pergi untuk membeli sarapan paginya.
"Mila dari mana kamu sayang?" tanya Hendra saat melihat istri pertamanya baru kembali dari luar.
Namun Mila tak menjawabnya seolah tak mendengarkan apapun, membuat Hendra sedikit geram melihat tingkah laku istri pertamanya.
"Mila aku bertanya padamu, dan kemana saja kamu beberapa hari ini" Tanya Hendra dengan sedikit menaikkan suaranya.
Namun Mila Masih tetap cuek, dan memakan sarapannya dengan tenang ia menganggap bahwa tidak ada siapapun yang ada di hadapannya saat ini. Hendra bagaikan angin lalu baginya.
Hendra menggebrak meja makan membuat Mila terlonjak kaget dan tersedak makanan yang ia makan.
"Berhati-hatilah saat makan." kata Hendra tanpa rasa bersalah nya, ia pun menyodorkan segelas air putih pada Mila.
Namun Mila mengambil gelas lain yang ada di hadapannya dan mengacuhkan gelas yang Hendra berikan padanya.
"Maaf aku tidak sengaja melakukan itu" Ucap Hendra dengan perasaan bersalah nya. Lalu ia pun mulai memegang jari tangan Mila, namun dengan cepat Mila menepisnya.
Karena Mila Sudah tak ingin lagi bersentuhan dengan suaminya. Ia merasa sangat jijik dan sakit hati atas penghianatan yang dilakukan Hendra padanya dan juga atas kekerasan yang dilakukan oleh Hendra beberapa hari yang lalu padanya.
"Sampai kapan kau akan marah padaku Mila?" Tanya Hendra dengan raut wajah sedihnya.
"Sampai kau mengerti tentang rasa sakit yang aku rasakan saat ini mas" Ucap Mila membatin.
Hendra pun mulai mengalah dan pergi meninggalkan Mila yang termenung di meja makan, "Mas jika kau bertanya kepada ku apa aku mencintaimu maka jawabannya adalah iya. Aku sangat mencintaimu, tapi aku hanya ingin menjadi satu-satunya bukan sebuah pelampiasan hasrat mu saja aku ingin kamu yang dulu mas?" tanya Mila lirih.
"Hai istri pertama suamiku, Kemana saja kok baru keliatan?" tanya Diana mengejutkan Mila.
"D**asar kuntilanak datang tiba-tiba!"
"Apa kau merasa kesepian karena suamimu lebih memilih tidur bersama dengan ku dari pada dengan wanita mandul seperti mu, lalu kau mencari kesenangan di luar sana untuk memenuhi hasratmu.'' Diana mulai mengejek Mila dengan kata-kata pedasnya.
Mila hanya tersenyum dan duduk dengan elegan sambil menatap wajah wanita yang menjadi duri dalam pernikahannya.
"Dengarkan aku, aku tidak seperti dirimu yang rela menjajakan tubuh pada suami orang dan sampai hamil pula, hmm.. Lalu bagaimana nasib anakmu setelah dia besar nanti, saat dia tahu bahwa ibunya adalah wanita murahan yang suka menggoda pria beristri." Ucap Mila dengan telak.
"Kau!" Diana merasa sangat kesal dengan apa yang sudah di katakan oleh Mila padanya.
"Iya aku kenapa?" Mila langsung menatap tajam ke arah Diana. "Bukankah itu kebenarannya Diana sang pelakor?"
"Aku bukan pelakor Hendra sendiri yang memilih ku dan tergila-gila pada ku, dan aku akan menunjukan siapa dirimu disini."
Diana pun langsung mengambil gelas yang ada di meja, dan langsung mengguyurkan air dalam gelas itu wajahnya lalu membating gelas itu ke lantai sambil tersenyum penuh arti pada Mila.
Diana langsung menjatuhkan dirinya di hadapan Mila dan berteriak dengan sangat kencang, Mila mengerutkan keningnya melihat kekonyolan yang Diana lakukan di hadapannya.
Lalu Mila terseyum sinis dengan setelah mengerti dengan apa yang sudah Diana lakukan. "Kau tidak perlu bersandiwara seolah kau yang tersakiti disini." Geram mila pada Diana.
Namun Diana terus meringis dan berteriak dengan wajah pucat nya. "Mas Hendra tolong aku!" teriak Diana. Dari dalam kamar Hendra pun datang dengan handuk yang melilit tubuhnya.
"Ada apa ini?" Hendra langsung menghampiri Diana yang masih duduk di lantai.
"Mas tolong aku, perutku sakit sekali Mila sudah mendorong ku tadi."
"Mila apa yang sudah kau lakukan bagaimana jika terjadi sesuatu pada bayiku!" bentak Hendra.
"Aahh sakit!" teriak Diana yang masih memegangi perutnya.
Hendra dan Mila pun terkejut melihat banyak darah yang menggenang di lantai, "Mila apa yang sudah kamu lakukan padanya dengar tidak akan melepaskan mu jika sampai terjadi sesuatu pada anakku!" ancam Hendra yang langsung bergegas menggendong Diana untuk membawanya ke rumah sakit.
Setelah kepergian Hendra Mila masih sedikit syok dengan hal nekat yang dilakukan Diana demi untuk kepuasan hatinya sendiri.
"Apa dia sudah tidak waras? mengorbankan nyawa bayinya sendiri untuk menuduh ku berbuat jahat padanya, sebenarnya apa yang ada dalam otak wanita itu kenapa dia begitu egois melakukan hal sekeji itu pada bayinya sendiri." Ucap Mila tak habis pikir.
"Ibu macam apa dia itu?" Mila menggelengkan kepalanya, ia begitu tak percaya dengan hal nekat yang dilakulan Diana pada bayinya sendiri.
"Semoga bayinya baik-baik saja."
"Nyonya apa nyonya baik-baik saja?" tanya seseorang yang mengejutkan Mila.
"Maaf nyonya saya mengejutkan anda ya? perkenalkan saya adalah Bu Inah pembantu baru rumah ini." Ucap perempuan paruh baya itu dengan sopan.
Mila merasa sangat terkejut melihat wajah Bu Inah yang hampir mirip dengan almarhumah ibunya. Bu Inah melihat darah yang menggenang di lantai kemudian ia menatap wajah Mila yang masih syok.
"Ibu," gumam Mila lirih dan langsung memeluk wanita yang bernama Bu Inah itu.
"Jangan sedih nyonya saya sudah melihat semua yang terjadi tadi." Ucap Bu Inah menenangkan Mila dalam pelukannya.
Setelah beberapa jam berlalu kini Hendra pun kembali kerumahnya. "Mila! Mila, dimana kamu!" teriak Hendra dari arah luar dengan wajah yang begitu menyeramkan bagi Mila karena setelah sebelas tahun lamanya inilah pertama kalinya ia melihat Hendra dengan wajah marah penuh emosi.
"Mila kamu sudah mencelakai bayiku Mila aku tidak akan pernah melepaskan mu." Teriak Hendra seperti orang kesurupan.
"Tapi aku tidak melakukan apapun pada nya mas." Jujur Mila namun Hendra tidak mendengarkan penjelasan Mila terlebih dahulu.
Hendra langsung menampar dan mencengkeram wajah Mila dengan sangat kasar. Bu Inah langsung melerai Hendra namun wanita paruh baya itu pun ikut terhempas begitu saja.
Yang terakhir Hendra mencekik leher Mila dan menghempaskan tubuh istrinya hingga terbentur dinding dengan sangat keras dan meninggalkannya begitu saja.
"Mas Hendra," ucap Mila dengan terbata-bata ia mengangkat tangannya sebelum jatuh tak sadarkan diri.
Bersambung..
Kau hanya perlu menunggu waktu saat Tuhan menunjukkan sisi lain dr wanita pujaan suamimu .Maka saat itulah ia akan sadar dan smoga kau bs betsikap bijak.
maaf mengkritik sedikit,ada beberapa kejadian yang terlalu dipaksakan atau agak terburu2 kesannya, jadi feelnya kurang mengena.
terus semangat berkarya thor...🥰🥰