NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Yang Terhina

Pembalasan Istri Yang Terhina

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hawa zaza

Karena saya masih wanita yang beradab,
masih bisa mengganti kecewa dengan doa, sekalipun berbaur dengan luka sepertimu.

Bertahun tahun hidup dalam hubungan rumah tangga yang tidak sehat. Tiap saat harus berhadapan dengan orang orang yang memiliki jiwa tak waras, suami kejam, mertua munafik, kakak dan adik ipar yg semena mena. Bertahan belasan tahun bukan karena ingin terus hidup dalam tekanan tapi karena ada anak yang harus dipertimbangkan. Namun dititik tiga belas tahun usia pernikahan, aku menyerah. Memilih berhenti memperjuangkan manusia manusia tak berhati.


Jangan lupa kasih like, love dan komentarnya ya kak, karena itu sangat berarti buat kami Author ❤️

Salam sayang dari jauh, Author Za ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kamu jual aku beli

Aku mendapatkan kabar dari Aziz, kalau dua hari akan ada sidang pertama gugatan cerai ku, dan Aziz memintaku untuk tidak usah datang, agar mempermudah prosesnya, semua bukti  perselingkuhan, KDRT, dan semua chat hinaan serta penolakan soal nafkah sudah kuberikan pada Aziz, dan dengan bukti bukti tersebut Aziz bilang, pengadilan akan dengan mudah mengabulkan gugatan ku, Aziz memintaku untuk tenang dan menunggu kabar baik saja.

aku sudah tak sabar untuk benar benar lepas dari keluarga itu, rasanya hidupku terlalu berat jika terus berurusan dengan mereka, karena selalu aja  ada masalah yang diciptakan oleh orang orang itu dengan pikirannya yang ajaib tak masuk akal sama sekali.

pukul satu siang, saat aku hendak pergi untuk belanja kebutuhan toko, Hasna tiba tiba muncul dan mengucap salam, sepertinya anak itu pulang lebih cepat, karena biasanya jam dua siang Hasna baru pulang, setelah mengucap salam Hasna mencium punggung  tanganku dan langsung pamit masuk ke kamar untuk berganti baju.

ku urungkan niatku untuk berangkat, memilih menunggu Hasna berganti baju dan berniat untuk menemaninya makan siang dulu, kebetulan sayur yang kumasak tadi pagi masih ada dan masih hangat, karena tadi sempat ku panaskan dulu.

"loh bunda masih disini? kan tadi pas Hasna datang bunda sudah bersiap untuk berangkat kerja, kenapa?." Hasna kaget saat keluar dari kamarnya, aku masih berdiri di depan pintu kamar menungguinya keluar.

"iya bunda sengaja nungguin Hasna, bunda ingin temani Hasna makan siang dulu, yuuk Hasna makan dulu, tadi bunda sudah panasi sayurnya, nanti setelah Hasna selesai makan, bunda baru berangkat." Halwa menggandeng tangan gadisnya untuk menuju ke dapur, menyeret salah satu kursi dan meminta Hasna duduk, dengan cekatan ku tuangkan nasi juga sayur kepiring  lalu menyodorkannya dan meminta Hasna untuk menghabiskan.

"Dihabiskan.... bunda bikinin minum es sirup kelapa mau?"

" mau bund, jangan manis manis ya." dengan mata berbinar Hasna mengiyakan tawaranku, Hasna sangat merindukan kebersamaan dan kehangatan seperti ini, karena selama ini, aku terlalu capek mengerjakan perintah nenek dan budhenya, sehingga kebersamaan dengannya terasa hambar bahkan hampir tak pernah ada.

Setelah selesai belanja kebutuhan toko, aku berniat untuk mampir ke supermarket, membeli semua kebutuhan dapur untuk mengisi kulkas dirumahnya Bella yang hampir kosong, dipikir pikir tidak ada salahnya jika aku yang belanja, karena Bella  sibuk dan tidak pernah kepikiran dengan isi kulkas, maklum karena Bella tidak pernah menyentuh dapur beserta isinya, semua sudah Bella pasrahkan pada bibi yang sudah bekerja untuknya semenjak dia masih dalam kandungan, bela terlahir kaya dari orok, selalu dimanja dan tidak dibolehkan bekerja berat, semua kebutuhannya sudah biasa disiapkan, maklum orang kaya.

setelah dirasa cukup, semua kebutuhan seperti sayur, daging, ayam, telur, sosis, ikan, dan makanan siap saji juga tak lupa membeli beraneka rasa mie instan, beserta beberapa cemilan,  mendorong troli yang hampir penuh dengan beraneka ragam kebutuhan dapur menuju kasir.

" wah ada yang lagi banyak uang nih, belanja sampai menggunung gitu." ucap Yeni ketus dan berusaha menghentikan langkahku dengan mencekal pergelangan tangan dengan erat, sakit.

"Lepaskan mbak, tanganku sakit."

"dasar tak tau diri kamu ya, kamu enak enakan belanja dan senang senang, sedangkan dirumah suami dan mertuamu kelaparan, dimana nuranimu hah?" mba Yeni bicara dengan suara lantang, sengaja mengundang perhatian pengunjung lainnya, aku tau dia ingin mempermalukan ku, tapi kali ini aku tak akan diam saja dengan mulut pedasnya itu.

" siapa yang tak tau diri mbak? adik mbak atau bahkan mbak sendiri? sinisku dan mbak Yeni langsung melotot tak suka ke arahku, siapa takut, kamu jual aku beli mbak.

" mas Yudha tidak pernah mau memberiku nafkah,  dan aku keluar dari rumah ibumu, karena aku sudah lelah kalian jadikan pembantu gratisan, bahkan setelah memeras tenagaku kalian juga mengambil hakku dengan harus menopang isi perut kalian dari hasil kerja kerasku, nggak malu? dasar parasit?." ejekku.

" perlu mbak tau, aku sudah melayangkan gugatan cerai di pengadilan, dan dua hari lagi akan ada sidang pertama, aku yakin jika surat panggilan dari pengadilan sudah mendarat cantik dirumah mbak, iya kan? sudahlah mbak, jangan permalukan diri mbak sendiri, malu nantinya." aku berniat kembali mendorong troli yang penuh dengan belanjaanku, tapi dengan kasar mbak Yeni menahannya.

" kamu masih punya hutang pada keluargaku, jadi jangan seenaknya pergi begitu saja, bayar sewa tidurmu dirumah ibuku selama ini." balas mbak Yeni dengan begitu pedenya, hampir semua mata kini tertuju pada kami, malu? tentu saja aku sangat malu, tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk mbak Yeni, wanita itu terus saja mengoceh tanpa jeda, kalau dia sadar harusnya malu dengan semua yang dia ucapkan, tak ada yang masuk akal, bahkan mulai terdengar bisik bisik dari beberapa pengunjung yang dari tadi menonton keributan yang terjadi antara aku dan calon mantan iparku itu, bulsyit memang, tapi aku tak gentar sama sekali, selama aku dipihak yang benar, aku akan terus menghadapi perempuan ajaib satu ini, karena jika aku diamkan dia akan semakin menjadi, aku tak ingin lagi bodoh, dengan terus berdiam diri.

" bayar sewa? maksudnya mbak? kok aku nggak paham ya, sejak kapan seorang istri harus bayar uang sewa jika tinggal dirumah mertuanya, dan harusnya mbak Yeni sadar, aku yang sangat dirugikan disini, setiap hari aku bekerja seperti pembantu dan bahkan setiap hari makanan yang kalian makan aku loh yang membeli bahannya dengan uangku, sekali lagi u ang ku, paham mbak?" mbak Yeni melotot tak suka karena aku berkata dengan nada yang lumayan keras, sengaja! biar orang lain menilai menurut pikirannya masing masing, aku tak perduli, biarkan! hatiku bahkan sudah kebas dengan sikap gila keluarga mas Yudha.

" sebentar lagi, aku dan mas Yudhi akan menjadi mantan, jadi berhentilah mengusikku, dan jangan pernah memintaku untuk memenuhi kebutuhan perut kalian, tak Sudi, dan tak akan lagi, kita lihat, sebenarnya siapa yang miskin, aku atau kalian?

minggir, aku mau lewat." kudorong paksa troliku untuk maju ke antrian kasir, meladeni orang seperti mbak Yeni tak akan ada habisnya, yang ada justru makin bikin mules dan emosi saja, kutinggalkan mba Yeni yang masih ternganga, dari ekspresinya terlihat shock dengan sikapku yang tak lagi takut bahkan begitu berani dan tenang menghadapinya, mba Yeni berlalu dengan menghentakkan kakinya , aku melirik dari ekor mataku, kusunggingkan senyum tipis, bernafas lega karena berhasil lepas dari sikap absurd wanita itu.

kasir tak begitu antri kurang satu orang lagi, setelah itu giliranku, karena insiden dengan mba Yeni waktuku terbuang sia sia, belum lagi perut sudah minta di isi, sudah keroncongan dari tadi.

kukeluarkan satu persatu belanjaanku dari troli dan bruukk, tiba tiba mba Yeni muncul sambil meletakkan keranjang belanjaannya dimeja kasir dengan kasar, spontan aku maupun mba kasir kaget dibuatnya.

" maaf Bu, tolong antri dulu di belakang." ucap mbak kasir kesal pada mba Yeni.

" nggak perlu antri, jadikan satu saja sama punya dia, biar dibayar sekalian, dia adikku.". hah....enak sekali wanita ini berucap, dipikir aku Sudi membayar belanjaan nya, tidak akan Maemunah,Nooooo!!

mba kasir melihat ke arahku seakan meminta jawaban dariku.

" gimana Bu, apa ini juga dihitung sekalian? tanya mba kasir ramah.

" iya hitung sekalian" jawab mbak Yeni pede.

" tidak mbak, aku tidak punya urusan dengan nya." jelas aku menolak tak terima enak saja.

" jadi ini gimana Bu?" mba kasir mulai kesal.

" hitung dulu punyaku saja mba, lalu baru hitung punya ibu ini, tapi kita bayarnya sendiri sendiri." selaku dengan santai, masih berusaha tenang agar emosi tidak menguasai ku.

" hitung sekalian punyaku ke tagihannya sekalian mbak, aku tak mau tau, biar dia yang bayar semua, dasar perhitungan." sungut mbak Yeni dengan tak tau malunya.

kuhembuskan nafas dalam, berusaha mengontrol emosi yang mulai ingin meledak, menghadapi keluarga mas Yudha memang harus memerlukan kesabaran yang ekstra, astagfirullah.

menyadari raut mukaku yang mulai memerah, mbak kasir melanjutkan menghitung belanjaanku yang tinggal beberapa dan langsung mengatakan berapa jumlah yang harus kubayar tanpa menyentuh satupun belanjaan dari ranjang mbak Yeni.

" semua lima ratus tujuh puluh tiga ribu Bu". tanpa banyak bicara, langsung kusudorkan kartu ATM ke arah mbak kasir, rasanya sangat lelah dan ingin segera meninggalkan tempat ini, mbak Yeni sudah membuat moodku berantakan tanpa sisa, menyebalkan.

" loh loh nggak bisa begitu, gimana dengan belanjaanku?" ucap mbak Yeni kesal sekaligus panik, berusaha bersikap bodoh amat, dan melangkah pergi meninggalkan wanita bermulut pedas itu, syukurin, rasain kamu mbak, entahlah kenapa melihat wajah paniknya membuatku senang, astagfirullah, sekali lagi aku beristighfar.

1
Titin Maryati
assalamualaikum athor jangan sampai rencana mereka berhasil tolong selamatkan mereka halwa dan Dafi tolong persatukan mereka berdua yang jahat jangan sampai berhasil tolong mereka thor 🙏🙏🙏
Siti solikah
mampus kau yeni
Siti solikah
kalau hati sudah di penuhi dengan kebencian yang ada hanya kejahatan
Siti solikah
mantap jarwo
Siti solikah
wati Wati si wewe gombel
Siti solikah
wati singkirkan aja dafi
Siti solikah
semoga halwa selalu bahagia dengan dafi
Siti solikah
alhmdllh novelnya bagus
Siti solikah
makanya jadi orang jangan jahat Bu imah
Siti solikah
Hasna dewasa pikirannya
Siti solikah
ckck Bu Imah ga pernah ngaca
Siti solikah
kenapa Bu Sarah ingetin Bu Imah untuk jual mobil
Siti solikah
keren mas dafi
Siti solikah
wah Nganjuk kota ku itu
Siti solikah
hebat halwa
test terts
Luar biasa
Asih Susanti
good story
Asih Susanti
keputusan yg bagus halwa
Fisee
beri racun yang tak berasa dan tak terlihat atau beri lintah yang berwana bening biar noh manusia manusia otak setann Keblinger 🖕
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!