Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{keluarga Valen ingin bertemu dengan Aldo}
"Valen dilamar." valen langsung memperlihatkan cincin yang ada di jari manisnya.
"Apa!" teriak mereka semua.
"Kamu tidak bercanda kan?" sontak saja Gio kaget dengan kabar itu.
"Coba kamu jelaskan dengan detail siapa pria itu." perintah tuan Daniel pada putrinya untuk menceritakan dengan detail siapa pria yang berani melamar putrinya. Bahkan putrinya menerima lamaran itu.
Valen pun menceritakan semuanya dengan detail, hingga reaksi mereka terdiam. Mama Monica melirik kearah suaminya.
"Jadi dia tidak tahu siapa kamu sebenarnya?" tanya Kak Gio yang masih mencerna apa yang adiknya katakan.
"Iya kak, bahkan Valen sempat menolak. Tapi tetap saja dia mengejar Valen, sampai Valen mengaku kalau Valen hanya wanita biasa tidak seperti wanita karir seperti temannya. Tapi tetap saja dia tidak peduli, hingga kemarin malam dia secara terang-terangan berani melamar Valen. " tuan Daniel terdiam dengan apa yang putrinya katakan.
" Apa kamu yakin dengan pria itu? " tanya tuan Daniel pada putrinya.
" Yakin pa, dia berbeda dengan pria yang Valen temui. Dia menerima apa adanya valen sebagai pekerja biasa ditoko. Walaupun kenyataan berbeda, jujur Valen takut." jawab Valen yang mulai mengungkapkan perasaannya.
"Takut apa sayang?" tanya mama Monica.
"Jika kebenaran Valen orang berada, sedangkan dia berpikir Valen orang biasa yang keluarganya dari kampung." jawab Valen dengan ekpresi sedih.
"Jadi dia pikir seperti itu?" tanya Gio pada adiknya, Valen membalas dengan anggukkan.
"Apa lagi kakak sudah kenal dengan pria itu." jawab Valen pada kakaknya,sontak saja kak Gio kaget.
"Apa kamu bilang, memang siapa nama pria itu?" tanya Kak Gio yang penasaran dengan pria itu.
"Namanya Aldo kak, yang dulunya pernah Valen mintai tolong sama kakak masalah perusahaan." jawab Valen yang menjelaskan siapa Aldo itu.
"Apa maksud kamu Aldo Bagaskara?" tanya Kak Gio pada adiknya, Valen membalas dengan anggukkan.
Gio pun langsung kaget ternyata orang yang dia kenal. Tuan Daniel langsung melirik kearah putranya.
"Kamu kenal dengan pria yang bernama Aldo?" tanya tuan Daniel pada putranya.
"Kenal pa, kebetulan kami rekan kerja." ucap kak Gio yang menceritakan awal pertemuan mereka.
"Papa ingat kan?" tanya balik pada papanya.
"Iya, papa ingat. Jadi itu pria yang berani mendekati adikmu." jawab Tuan Daniel yang langsung melirik kearah putrinya.
Valen pun terdiam saat papa dan kakaknya menatap dirinya.
"Kalau kalian pernah bertemu, menurut papa dan Gio dia ora seperti apa?" tanya mama Monica yang penasaran dengan jawaban mereka.
"Menurut Gio, dia baik dan bertanggung jawab selama dia bekerja, apalagi dia pernah membantu Gio ma." jawab Gio yang menceritakan siapa Aldo itu.
"Jadinya papa setuju tidak dengan pria yang melamar putri kita?" tanya mama Monica pada suaminya.
Tuan Daniel melirik kearah putrinya. "Papa tanya sekali lagi, apa kamu sungguh serius memilih pria itu untuk menjadi suamimu ?" tanya tuan Daniel.
"Iya pa, Valen serius dengan Aldo pa." jawab Valen yanh sudah mantap dengan pilihannya.
"Baiklah jika itu mau kamu, tapi jika bisa Aldo harus menemui papa secara langsung . Bagaimana, apa kamu bisa?" tanya tuan Daniel pada putrinya.
"Bisa pa, tapi Valen takut jika nanti Aldo tahu kebenaran siapa sebenarnya Valen."
"Tenang sayang, biarkan mama yang akan bantu kamu. Apalagi yang kamu lakukan sesuai dengan kemauan kamu. Mama mengerti apa yang kamu sedang lakukan, jangan terlalu khawatir akan mama bantu kamu." jawab Mama Monica yang akan membantu putrinya.
"Kakak akan bantu juga dik, apalagi kami berdua saling berkenal." jawab kak Gio yang ikut membantu dirinya.
"Ya sudah kak, besok sore Valen akan ajak Aldo kesini bertemu dengan papa." jawab Valen pada kakaknya.
"Ya sudah. Papa dan kakakmu sudah setuju jadinya kita nanti akan mendapatkan calon menantu yang akan menambah ramai dirumah kita." jawab mama Monica yang begitu antusias dengan kedatangan Aldo untuk acara besok sore.
"Mama." Ucap valen yang sedikit malu dengan perkataan mamanya.
"Jangan begitu ma, adik malu tuh." kata Kak Gio yang tersenyum melihat adiknya malu digoda oleh mamanya.
"Kenapa malu juga." jawab Mama Monica yang terlihat begitu bahagia. Suasana hari ini berbeda seperti hari biasanya.
Malam hari
Valen makan malam bersama keluarganya, nampak terlihat kebahagiaan yang terlihat dari mereka.
"Ma, nanti Valen balik pulang. Maaf Valen tidak bisa menginap di rumah." kata Valen yang terpaksa harus pulang kembali ke kost.
"Kenapa kamu tidak menginap disini saja?" tanya mama Monica yang begitu terlihat kecewa.
"Valen takut jika teman-teman Valen curiga ma, apalagi besok Valen kesini lagi bersama Aldo ma." jawab Valen pada mamanya.
"Sepertinya kamu betah disana, apalagi kamu bilang teman-teman." kata kak Gio pada adiknya yang masih menikmati makan malam bersama.
"Di kost sana Valen punya banyak teman kak, mereka biasa saja sama Valen. Mereka juga tidak tahu siapa sebenarnya Valen, ya Valen bersyukur masih memiliki teman sebaik mereka. Beda teman Valen yang dulu." jawab Valen yang masih sedikit kesal.
"Sudahlah, untuk apa kamu pikirkan dia. dia tak layak kamu anggap teman." jawab kak Gio yang tahu jika mantan temannya yang bernama Nina itu hanya ingin memanfaatkan adiknya.
"Iya kak, apalagi Valen sudah melupakan itu." jawab Valen yang memilih melanjutkan makan malamnya.
Setelah selesai makan malam, Valen langsung pamit pada papa dan mamanya.
"Pa, Valen pamit dulu. Besok Valen janji akan kesini bersama Aldo pa." pamit Valen pada papanya.
"Iya nak, Besok papa akan tunggu." jawab Tuan Daniel yang mencium dahi putrinya, setelah itu bergiliran mamanya.
"Hati-hati dijalan ya." pesan mama Monica pada putrinya, Valen membalas dengan anggukkan.
"Kak, Valen mau pulang dulu."
"Iya dik." Kak Gio memeluk adiknya, setelah itu Valen segera pergi dari tempat itu.
Akhirnya Valen sampai juga di kostnya. Didepan ada Almira dan Bunga yang baru saja datang.
"Eh kamu len, baru pulang ya?" tanya Bunga pada Valen.
"Iya, bisa lembur." jawab Valen yang berakting lelah.
"Makin berat pekerjaanmu." kata Bunga yang melihat kelelahan dari wajah Valen.
"Lumayan, rasanya pegal semua badan." kata Valen yang sudah ada didepan pintu kamarnya.
Valen langsung masuk ke kamarnya. "Aman." batin Valen yang terpaksa berbohong pada mereka jika dirinya sedang lembur.
Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Ya hallo."
"Hallo juga sayang." jawab Aldo yang begitu terdengar begitu bahagia.
"Sedang apa kamu?" tanya Aldo pada Valen.
"Sedang tiduran, aku baru saja sampai dikost." jawab Valen yang santai tiduran di tempat tidur.
"Kamu lembur kerja?" tanya Aldo.
"Iya, hari ini lumayan sibuk jadinya pulang telat." alasan Valen yang belum berani berkata jujur pada Aldo.