"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"ahh aku kenyang, enak sekali makanan ini, benar putri lenora?"" ucap aurora selesai sarapan
"Ya, sangat enak" jawab putri lenora.
"aurora, Setelah ini lari lah 10 km" sahut ku.
"Eh? Lagi?" Seru aurora kaget.
"Lakukan setiap hari, masih mending aku menyuruh mu di satu waktu, bagaimana jika seharian?" Jawab ku.
"Tidak, baiklah guru akan ku lakukan nanti" balas aurora.
"Lalu kapan kita ke negeri penyihir?" Tanya putri lenora.
"Setelah aurora mampu terbang dengan kecepatan yang sama dengan ku"jawab ku.
"Bagaiman mungkin aku bisa menyamai kecepatan mu?" Seru aurora.
Aku mengambil satu buku yang diatas meja dan melemparnya ke arah aurora.
"Bacalah saat senggang" ucap ku setelah aurora menerima buku itu. Itu buku sejarah penyihir ada didunia ini.
"Baiklah guru" balas aurora.
"Jadi jika aku sudah bisa terbang menyamai mu, kita akan terbang ke negeri penyihir?" Tanya aurora lagi.
"Ya lebih cepat lebih baik, dari pada kita berlama-lama diperjalanan, lebih baik kita perdalam ilmu kita dahulu" jawab ku.
"baiklah" jawab aurora dan putri lenora.
"Untuk sementara kita tinggal disini, kita sewa penginapan ini sebulan" ucap ku lagi.
"Ya aku setuju" sahut putri lenora.
"Aku bersiap untuk lari dulu" ucap aurora kemudian berdiri. Ia keluar kamar.
"Apa aurora benar-benar akan bisa menyamai kecepatan terbang mu?" Tanya putri lenora.
"Tentu saja, pertanyaan nya tinggal cepat atau lambat, itu tergantung dirinya sendiri" jawab ku.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya putri lenora
"Bagaimana dengan dirimu sendiri?" Tanya ku.
"Aku? Mungkin aku akan mengambil pekerjaan selama sebulan aku tinggal disini, aku ingin belajar hal lain" jawab putri lenora.
"Baik lah jika itu tidak membebani mu" jawab ku.
"Tentu tidak, dari mu aku belajar bagaimana kehidupan di luar istana, aku juga ingin mengenal orang-orang nya" jawab putri lenora dengan ceria
"Ya, itu hal yang bagus, tapi jangan mudah percaya pada siapapun dan jangan membicarakan apapun tentang diri mu" balas ku.
"Ya aku mengerti" balas putri lenora.
"Kamu belum menjawab pertanyaan ku" tambah putri.
"Aku akan bermediasi untuk memperdalam ilmu ku lagi" jawab ku.
"Baiklah, kalau begitu aku keluar dulu" balas lenora kemudian berdiri dan keluar kamar.
Aku duduk disalah satu ujung ranjang dan mulai bermeditasi, masuk ke alam bawah sadar ku dan mempelajari hal yang belum aku kuasai.
2 minggu kemudian, aku dan aurora pergi ke hutan, sedangkan putri sudah bekerja di sebuah theater sebagai penjual tiket.
Selama 2 minggu itu juga kekuatan ku telah meningkat pesat, itu semua berkat buku-buku dari penyihir bernama delta itu.
"jadi kita akan berburu sekarang?" Tanya aurora.
"Tidak, kita akan tes kemampuan mu" jawab ku. Selama 2 minggu itu juga kami belajar masing-masing, aku ingin melihat sejauh mana usahanya.
"Terbang lurus sejauh 10km, dan kita lihat seberapa cepat kau mampu mengejar ku sekarang" ucap ku sambil menunjuk arah lurus dengan tangan ku.
"Aku akan menyamai mu kali ini guru" jawabnya.
"Ayo kita kita, dimulai pada hitungan ke 3, satu.. duaa.. tiga" ucap ku kemudian aku terbang lurus dnegan cepat, aurora juga tidak jauh dibelakang ku.
Aku sampai di titik 10km, selang 1 detik aurora juga sampai.
"Kemajuan yang luar biasa, kau berhasil melakukannya aurora" seru ku takjub.
"Ya.. terima.. kasih.. guruu" jawab aurora dengan nafas tersengal-sengal kemudian duduk ditanah.
"Sepertinya olahraga mu masih kurang, selain lari kau harus melakukan olahraga lain, seperti push up" jawab ku.
"Ya, akan aku usahakan" jawab aurora dengan nafasnya yang masih sulit.
Aku hanya diam menunggu nafasnya membaik dan diri bersandar di sebuah batang pohon.
"Guru" panggil Aurora setelah nafasnya mulai tenang.
"Ya?" Jawab ku.
"Aku telah membaca buku dari mu" ucap aurora, aku tidak langsung menjawab.
"Aku baru tau, jika penyihir awalnya belajar sihir dari vampir itu sendiri, vampir yang mengajari manusia sihir, bahkan dikatakan bahwa pernah ada penyihir yang setara dengan vampir itu sendiri" cerita aurora.
"Ya, karena itu aku percaya kau bisa menyamai ku" jawab ku.
"Tapi kenapa sekarang vampir malah jadi buruan penyihir?" Tanya aurora.
"Itulah manusia, mereka tidak akan pernah puas, dan ada juga yang ingin menggunakan cara instan untuk menjadi kuat dengan menumbalkan vampir" jawab ku.
"Itu artinya, untuk sekuat vampir tidak diperlukan tumbal vampir?" Tanya aurora.
"Ya, hanya dibutuhkan usaha, dan aku yakin kau bisa menyamai ku aurora" jawab ku.
"Aku makin bersemangat" balas aurora.
"Bagus lah, aku juga pernah mendengar ada seorang murid manusia yang menumbalkan gurunya sendiri yang seorang vampir" balas ku.
"Ya itu juga ada dalam buku" balas aurora.
"Kau tidak akan melakukan itu kan?" Tanya ku.
"Tidak, tidak akan guru, aku percaya pada usaha ku sendiri" jawab aurora.
"Sepertinya aku memilih murid yang tepat" ucap ku.
"Kapan lagi aku bisa diajari oleh vampir itu sendiri dan dia adalah pangeran vampir" balas aurora.
"Ahahah" aku tertawa.
"Lanjutkan latihan mu, perkuat lagi fisik mu, pelajari ilmu bela diri selagi kamu menyempurnakan terbang mu itu, itu sudah bagus" perintah ku.
"Baik guru, akan ku lakukan" sahut aurora dan sedikit menundukkan kepala.
"Sejak kapan kau sopan dengan gurumu ini?" Tanya ku mengejeknya.
"Baru saja" jawab aurora.
"Aku pamit" balas ku kemudian pergi dari sampingnya, aku ke bagian hutan lain untuk menyendiri. Aku mencoba sihir yang baru ku pelajari, dan memasang batas sihir, agar sihir ku tidak menghancurkan sekitarnya dan suara ledakan atau apapun terdengar kemana-mana.
setelah aku puas dan berhasil menguasai satu sihir ini, aku pergi berburu hingga mendapatkan 2 rusa, lalu menjualnya.
setelah itu, aku pergi ke tempat lenora bekerja, aku mengantri di barisan paling belakang orang-orang yang ingin membeli tiket.
"hai" sapa ku dan tersenyum kepadanya.
"sedang apa kamu disini?" tanya lenora kaget.
"tentu saja menemui mu" jawab ku pelan.
tiba-tiba ada orang datang di belakang ku, aku mundur dahulu, setelah orang itu selesai membeli tiket, aku kembali ke hadapan lenora.
"bagaimana latihan mu?" tanya lenora.
"aku telah berhasil menguasai satu sihir lagi" jawab ku.
"kamu memang luar biasa" balas putri lenora.
"kamu juga sama" jawab ku.
"jadi kapan kamu pulang?" tanya ku.
"10 menit lagi" jawab putri lenora.
"aku akan menunggu mu, kita pulang bersama" jawab ku.
"ya, terimakasih" jawab lenora.
"bagaimana jika sebelum pulang kita kita makan diluar dulu?" tanya ku.
"boleh" putri menerima ajakan ku.
Aku tersenyum, dia juga tersenyum.
"ayo kita pulang" ucap putri lenora saat sudah waktunya pulang, kemudian menutup tempat pembelian tiket.
"ya" jawab ku singkat.
"aku duluan ya, terima kasih untuk hari ini" ucap aurora sambil melambaikan tangan pada beberapa orang di depan theater.
"ya nora, sampai jumpa besok" jawab beberapa orang disana yang juga melambaikan tangan.
"jadi apa menyenangkan?" tanya ku lagi.
"sangat menyenangkan, mereka menerima ku, mereka sangat baik pada ku, kehidupan disini bahkan lebih enak dari pada di istana, aku bebas melakukan apapun" jawab nya dengan antusias.
"jadi kau menyukainya" sahut ku.
"ya" jawabnya singkat kemudian sedikit menunduk.
"ada apa?" tanya ku pelan.
"tiba-tiba saja aku teringat lili, dan aku rindu padanya, bagaimana kabar nya?" pelan putri.
"ingin melihatnya?" tanya ku.
"bisa?" tanya Putri antusias.
"tentu saja, tapi kita hanya akan melihat dari jauh" jawab ku.
"itu sudah cukup untukku" jawab lenora yang sudah ceria kembali.
"setelah ini kita minta bantuan aurora" jawab ku.
"menggunakan bola sihir itu?" tanya putri.
"iya" jawab ku singkat.
"ah benar, aku melupakan itu, dengan itu aku bisa melihat semua orang yang ingin ku lihat, terimakasih nicolas". Balas putri dengan antusias.
"aku bahkan tidak membantu, ucapkan pada Aurora saja" jawab ku.
"baiklah" balas aurora.
"bagaimana kita makan disini malam ini?" tanya ku menunjuk sebuah restoran.
"sepertinya enak" jawab putri, kemudian kita masuk ke dalamnya.
Kami duduk di meja kecil dengan dua kursi.
aku memanggil pelayan, memesan beberapa makanan, putri memesan makanan.
"nora, pesan juga makanan untuk dibawa pulang untuk aurora" pinta ku.
"ya baiklah" putri meneruskan memesan.
Kami menikmati makan berdua malam itu, kami sambil bercanda dan tertawa, sangat menyenangkan.
Setelah itu kami pulang, saat masuk ke kamar, aurora sudah terlelap.
"aurora kamu sudah makan?" tanya putri pelan dari samping ranjang aurora yang duduk berlutut, sedangkan aku berdiri di samping putri.
"aku lebih lelah dibanding kan lapar, guru memberiku banyak tugas" jawab aurora tanpa membuka matanya, putri melihat ke arah ku, aku hanya menjawabnya dengan tersenyum. Kemudian pandangannya kembali ke aurora.
"aku membawakan makanan untukmu, makan lah dulu" ucap putri lenora.
"kau sangat baik putri tidak seperti vampir itu" balas aurora kemudian duduk dengan mata masih terpejam.
"aku membeli ini juga karena permintaan gurumu" jawab putri membuat aurora langsung membuka matanya.
Ia juga langsung melihat ku yang juga berada dihadapannya.
"maafkan aku guru" ucap aurora panik.
"tidak apa, makan saja" jawab ku, kemudian berjalan ke arah jendela, dan duduk disana.
malam ini juga tenang, semoga saja hari-hari ini juga akan berlangsung di hari-hari selanjutnya.