Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12.
Di ruang utama Mansion ternyata bukan hanya orang tua Victor saja yang datang, orang tua Debora juga datang.
"Papa, Mama?" sahut Debora bingung.
Ini hari ke dua pernikahannya, apakah orang tuanya ingin memastikan sikapnya terhadap Victor, atau kepada keponakannya? pikir Debora merasa kalau orang tuanya datang, bukan hanya sekedar berkunjung saja.
Ibu Debora langsung bangkit dari duduknya, begitu melihat Debora datang membawa Arthur dalam gendongnya.
"Cucuku Arthur, Nenek rindu!" Ibu Debora langsung mengulurkan tangannya, untuk mengambil alih Arthur dari gendongan Debora.
Debora memberikan Arthur pada Ibunya, lalu dia pun duduk di sofa.
Ibu Victor ikut bergabung dengan Ibunya, untuk sama-sama saling bergantian untuk menggendong Arthur.
Victor bergabung bersama mereka, dan mengambil tempat duduk di sebelah Debora.
Debora mengerutkan keningnya, tidak suka melihat Victor duduk di sampingnya.
Gadis itu diam-diam menggeser duduknya, agar tidak terlalu dekat dengan Victor.
Victor menoleh ke arah Debora, pria itu merasakan, kalau Debora tidak suka duduk terlalu dekat dengan dirinya.
Victor mencoba untuk mendekat lagi pada Debora, dan kembali gadis itu menggeser duduknya, agar jangan sampai berdekatan dengan Victor.
Melihat Debora menggeser lagi duduknya, terpaksa Victor tidak berupa untuk merapat lagi kepada Debora.
"Arthur sangat mirip dengan Riska, mata dan bibirnya milik Riska!" ujar Ibu Debora menatap Arthur, sambil menimang-nimang cucunya tersebut.
"Perpaduan antara Victor dan Riska, terlihat jelas pada Arthur!" sahut Ayah Debora ikut menimpali.
Debora diam saja mendengarkan apa yang dikatakan orang tuanya, dia tahu kalau kedua orang tuanya, lebih menyayangi Riska, ketimbang dirinya.
"Mungkin, setelah dewasa nanti, akan mirip dengan Debora!" sahut Ibu Victor.
"Tidak mungkin kak, Mamanya Arthur kan Riska, bukan Debora!" ujar Ibu Debora tersenyum, seraya menepuk pelan tangan besannya tersebut.
Victor menoleh memandang ke arah Debora, yang di lihat, terlihat duduk dengan tenang, tidak terpengaruh dengan perkataan Ibunya.
"Kamu harus menjaga Arthur baik-baik, Debora, dia sekarang sudah tidak punya Mama lagi, kamu harus lebih extra memperhatikan Arthur, Mama takut tubuhnya lemah seperti Riska!" sahut Ibu Debora memandang ke arah Debora.
"Iya Ma!" jawab Debora tanpa ada rasa emosi, terlihat biasa saja.
"Tentu saja Debora akan menjaganya kak, sekarang kan, Debora yang sudah menjadi Mamanya Arthur!" sahut Ibu Victor tersenyum, merasa kalau besannya itu lupa, kalau istri Victor sekarang adalah Debora.
"Debora belum dewasa, dia masih muda, dan belum merasakan bagaimana melahirkan seorang anak, jadi bagaimana pun, Arthur bukan putranya!" kata Ibu Debora.
"Benar, bisa jadi dia merasa shock karena tiba-tiba menjadi seorang Mama pengganti, kita sebagai orang tua harus lebih sering menegurnya, agar bisa menjaga warisan dari Riska!" sahut Ayah Debora menambahkan penjelasan dari istrinya.
Ibu Victor hanya bisa diam saja, mendengarkan apa kata besannya tersebut.
Ibu Victor melirik ke arah Debora yang terlihat tenang saja, duduk di sofa yang sama dengan putranya.
"Kedatangan kami ke sini, hanya untuk melihat cucu kami, memastikan keadaannya aman-aman saja, dan memastikan sikap Debora kepada Victor!" sahut Ibu Debora memandang ke arah Debora.
Debora diam saja, menanggapi semua apa yang dikatakan orang tuanya itu.
Dia sudah terbiasa mendengar nasehat ke dua orang tuanya, yang menganggap dirinya tidak bisa melakukan apa saja dengan baik.
Sewaktu Riska hidup, dia selalu di banding-bandingkan orang tuanya dengan Riska.
"Kak, aku yakin mereka pasti bisa akrab satu sama lain, benar kan Victor!" sahut Ibu Victor kepada putranya, memandangnya dengan tatapan tajam.
"Iya Ma!" jawab Victor.
Debora tahu, kalau Victor sudah di ancam oleh Ibu mertuanya itu, saat mereka sedang berdebat masalah Victor tidak menyukai dirinya.
Bersambung.....