NovelToon NovelToon
Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Penyelamat
Popularitas:322
Nilai: 5
Nama Author: Reito(HxA)

Setelah mati secara tiba-tiba, Kazuma Hiroshi, seorang programmer jenius, terlahir kembali di dunia lain sebagai seorang World Breaker, kelas terkuat dengan kekuatan yang tak terbatas. Dilengkapi dengan kemampuan manipulasi mana dan sistem yang bisa ia kendalikan layaknya sebuah game, Kazuma segera menyadari bahwa kekuatannya tidak hanya luar biasa, tetapi juga berbahaya. Dalam dunia penuh monster, sihir, dan ancaman dari Reincarnator lain, Kazuma harus belajar memanfaatkan kekuatannya dengan bijak dan menghadapi musuh yang mengincar kehancuran dunia barunya. Petualangan epik ini menguji batas kekuatan, strategi, dan kemanusiaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Pintu Menuju Kebenaran

Setelah berhasil menghancurkan jembatan yang menghubungkan mereka dengan para pemburu Penjaga Keseimbangan, Kazuma dan Sylvia beristirahat sejenak di pinggir tebing. Tubuh mereka lelah setelah berlari dan bertarung tanpa henti, tetapi mereka tak punya waktu untuk benar-benar beristirahat. Kuil kuno yang menjadi tujuan mereka masih berada jauh di pegunungan, dan mereka harus tiba di sana sebelum malam tiba.

“Kita harus melanjutkan perjalanan,” kata Sylvia dengan napas yang mulai teratur, meskipun wajahnya menunjukkan tanda-tanda kelelahan. “Jalan ini penuh bahaya, tapi aku yakin kita bisa mencapainya sebelum hari gelap.”

Kazuma memandang ke arah pegunungan yang menjulang di hadapan mereka. Udara mulai semakin tipis, menunjukkan bahwa mereka sudah berada di ketinggian yang cukup tinggi. Di balik bukit yang mereka pijak, lembah luas terbentang, dan jauh di bawah, desa yang sebelumnya mereka tinggalkan sudah hampir tak terlihat lagi.

“Aku siap,” jawab Kazuma, meskipun dia tahu tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Di dalam dirinya, rasa tanggung jawab untuk melindungi Kitab Reinkarnasi semakin kuat. Kekuatan yang dia miliki sekarang bukan hanya tentang dirinya—dia harus melindungi dunia ini dari kejahatan Penjaga Keseimbangan.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan, melintasi jalur sempit yang semakin menanjak. Udara dingin mulai menusuk kulit, sementara kabut tipis menyelimuti area sekitar mereka. Meski lelah, langkah Sylvia tetap sigap dan penuh kehati-hatian, memastikan mereka tidak terjatuh dari tebing curam di kedua sisi jalan.

Kazuma sesekali mencuri pandang ke arah Sylvia, bertanya-tanya mengapa wanita ini begitu setia padanya. Sejak awal, Sylvia selalu menjadi pelindungnya, bahkan ketika Kazuma tidak tahu apa yang dia hadapi di dunia baru ini. Dia merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Sylvia—sebuah motif atau alasan yang lebih dalam dari sekadar membantu.

“Kau tahu banyak tentang Kitab Reinkarnasi,” ujar Kazuma, mencoba memulai pembicaraan di tengah keheningan. “Apa ada alasan mengapa kau mau membantuku? Maksudku, kau bisa saja hidup tenang tanpa terlibat dalam semua kekacauan ini.”

Sylvia terdiam sejenak, matanya tetap fokus pada jalur yang mereka tempuh. Namun, Kazuma bisa melihat sedikit keraguan di wajahnya. Setelah beberapa saat, Sylvia menghela napas panjang sebelum menjawab.

“Alasanku mungkin tidak semurni yang kau kira, Kazuma,” katanya pelan. “Aku punya masa lalu yang... rumit. Penjaga Keseimbangan bukanlah ancaman baru bagiku. Mereka telah mengambil sesuatu yang berharga dariku—seseorang yang penting.”

Kazuma terkejut mendengar penuturan itu. “Seseorang?”

“Ya,” Sylvia menoleh sebentar ke arah Kazuma, tetapi segera mengalihkan pandangannya lagi ke depan. “Penjaga Keseimbangan pernah memburu seseorang yang aku cintai. Dia adalah... seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Mereka mengambil nyawanya hanya karena dia berani menantang aturan mereka. Sejak saat itu, aku bersumpah untuk menghancurkan Penjaga Keseimbangan.”

Ada keheningan panjang setelah pengakuan Sylvia. Kazuma tidak tahu harus berkata apa. Dia memahami rasa sakit dan kehilangan yang mungkin dirasakan Sylvia, tetapi itu juga membuatnya semakin sadar bahwa dirinya kini terlibat dalam konflik yang jauh lebih besar dari yang dia duga.

“Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan,” kata Kazuma akhirnya. “Aku hanya bisa berjanji bahwa aku akan melakukan segalanya untuk memastikan kita berhasil. Penjaga Keseimbangan harus dihentikan.”

Sylvia tersenyum tipis, meskipun wajahnya masih dipenuhi bayangan kesedihan. “Aku percaya padamu, Kazuma. Kau punya kekuatan untuk melawan mereka. Tapi kau juga harus hati-hati. Dunia ini penuh dengan mereka yang ingin menggunakan kekuatan Kitab Reinkarnasi untuk keuntungan pribadi.”

Kazuma mengangguk. “Aku akan ingat itu.”

Mereka terus berjalan dalam diam selama beberapa jam lagi, hingga akhirnya mereka tiba di kaki sebuah bukit curam yang tampak seperti dinding besar dari batu. Di atas bukit itu, di balik kabut yang semakin tebal, Kazuma bisa melihat bentuk samar dari bangunan kuil yang mereka cari.

“Kita hampir sampai,” kata Sylvia sambil menunjuk ke arah kuil di atas. “Kita harus mendaki bukit ini, tapi setelah itu, kita akan aman untuk sementara.”

Kazuma menarik napas panjang dan menguatkan dirinya. Mereka mulai mendaki bukit itu, menggunakan celah-celah di batu untuk berpegangan dan menyeimbangkan diri. Jalan menuju kuil jauh lebih sulit daripada yang mereka kira—setiap langkah memerlukan konsentrasi penuh agar tidak terjatuh.

Setelah mendaki selama hampir satu jam, mereka akhirnya mencapai puncak. Di depan mereka, kuil kuno berdiri megah, meski sebagian besar bangunannya sudah ditutupi lumut dan tumbuhan liar. Pintu masuk utama kuil terbuat dari kayu tebal yang tampak sudah lapuk, namun masih kokoh.

“Kita berhasil,” kata Sylvia dengan nada lega. “Ini adalah Kuil Gaia, salah satu tempat suci tertua di dunia ini. Di dalamnya tersimpan banyak rahasia tentang sihir kuno dan kekuatan yang bahkan Penjaga Keseimbangan tidak tahu.”

Kazuma memandangi kuil itu dengan takjub. Ada sesuatu yang aneh tentang tempat ini—sebuah kekuatan besar yang terasa mengalir dari dinding-dindingnya, seperti suara-suara bisikan dari zaman kuno yang memanggilnya.

“Kita harus masuk,” kata Sylvia sambil melangkah menuju pintu kuil. “Tapi hati-hati, kuil ini tidak sepenuhnya kosong. Ada banyak penjaga yang akan menguji kita.”

Kazuma mengangguk, meskipun dia tidak tahu apa yang menunggu di dalam. Namun, dia tahu satu hal: dia sudah terlalu jauh untuk mundur sekarang. Kuil ini mungkin menyimpan kebenaran yang dia cari tentang Kitab Reinkarnasi dan kekuatan yang sebenarnya.

Ketika mereka mendorong pintu kuil yang berat dan masuk ke dalam, Kazuma merasakan udara di dalam menjadi semakin tebal. Ruangan besar yang mereka masuki dipenuhi oleh patung-patung batu raksasa, masing-masing memegang senjata dan berdiri tegak seperti penjaga yang sudah lama mati.

Namun, saat mereka melangkah lebih dalam, salah satu patung itu bergerak. Mata batu besar itu menyala dengan cahaya biru yang dingin, dan tangan yang memegang kapak raksasa mulai terangkat.

“Kita tidak sendiri,” bisik Sylvia, matanya membulat dengan waspada. “Penjaga kuil telah terbangun.”

Kazuma segera menarik Kitab Reinkarnasi dari kantongnya. Mereka mungkin telah berhasil melarikan diri dari Penjaga Keseimbangan, tetapi di dalam kuil ini, ujian baru menanti. Dan jika mereka tidak hati-hati, mereka mungkin tidak akan pernah keluar hidup-hidup.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!