Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 : Mutasi kerja
Emma Fiorella (26), wanita cantik dan baik hati dan memiliki sifat keibuan itu sedang duduk di kursi kerjanya. Mencari kontak seseorang dari ponselnya.
"Aish...anak ini kemana sih, dari tadi dihubungi gak diangkat-angkat," gumam Emma menatap ponselnya. Sejak tadi ia sudah menghubungi Stella sahabatnya. Namun wanita itu tidak mengangkat panggilannya. Ia mencoba menghubunginya kembali.
"Akhirnya diangkat juga," batin Emma.
"A...a..da apahhhh Emma..sshhhh.." jawab Stella dengan nada mendesah membuat Emma membulatkan kedua matanya.
"Aku mau bilang sesuatu sama kamu," ucap Emma.
"akh...pelan-pelan," pekik Stella.
"Stel..jangan bilang kamu sedang itu dengan pacar mu," ucap Emma geleng kepala.
"Nanti ku hubungi lagi," ucap Stella dengan cepat lalu mematikan ponselnya.
"Astaga...dasar Stella. Bisa-bisanya dia melakukannya di jam istirahatnya yang akan berakhir sebentar lagi," pungkas Emma menaruh ponselnya di meja kerjanya.
"Emang seperti apa sih rasanya?" gumam Emma penasaran.
Emma dan Stella sudah lama berteman sejak mereka berada disekolah dasar. Namun mereka berpisah karena Stella bekerja di kota yang berbeda dengannya. Stella merupakan lulusan fakultas kedokteran. Oh ya mengenai hal tadi, Emma sudah tidak asing lagi jika ia menelepon Stella akan mendengarkan suara-suara aneh dari balik ponselnya. Stella memiliki kekasih yang berprofesi sama dengannya sekaligus pemilik rumah sakit dimana Ia bekerja.
Malam harinya setelah acara makan selesai, Emma dan keluarganya tidak langsung beranjak dari meja makan.
"Apa kakak akan berangkat besok,?" tanya Gabriel adik satu-satunya Emma yang saat ini sedang kuliah di salah satu universitas di kota Denver tempat mereka tinggal.
"Ya Gabriel. Kakak akan pergi besok pagi," balas Emma mengusap kepala adiknya.
"Yah..berarti yang bantu mommy memasak gak ada lagi dong. Mommy pasti kesepian nanti," ujar Neina yang sudah memasuki usia ke 53 dengan wajah cemberutnya. Wanita paruh baya itu tetap cantik diusianya yang sekarang. Kecantikan itu juga menurun pada putrinya.
"Nanti juga akan terbiasa kok mom. Emma janji akan sering balik ke sini," ucap Emma.
"Sebaiknya kamu susun barang yang akan kamu bawa dan istirahat. Besok kamu akan berangkat pagi," pungkas Alberto ayah Emma.
"Baiklah dad," balas Emma. Mereka kemudian beranjak dari meja makan menuju kamar masing-masing.
"Good night mom, dad, Gabriel," ujar Emma lalu menaiki tangga rumahnya menuju kamar tidurnya.
*******
Drrrtttt....drrrtttt..., Ponsel Emma berdering. Sebuah panggilan masuk terlihat dilayar ponselnya. Dengan segera Emma menghentikan kegiatannya menyusun barang-barangnya ke dalam koper. Ia melangkahkan kakinya menuju meja nakas untuk mengambil ponselnya.
"Halo..." Ucapnya.
"Emma, sorry tadi kita tidak jadi mengobrol. Soalnya tadi itu nanggung banget. Oh ya apa yang ingin kamu katakan," ujar Stella dari balik ponsel membayangkan kegiatan panas yang dilaluinya bersama kekasihnya tadi siang.
"Aku gak habis pikir denganmu. Bisa-bisanya kalian melakukan itu di siang hari," ujar Emma geleng kepala. Stella yang mendengar itu hanya terkekeh.
"Habisnya enak banget. Kamu juga bakalan ketagihan nanti. Makanya cari pacar sana. Biar gak jomblo lagi. Hahahhahaha...Udah ah..., kamu mau bilang apa nih," pungkas Stella. Ia ingat terakhir kali Emma pacaran saat mereka masih kelas 3 SMA.
"Perusahaan tempatku bekerja memindahkan ku ke kantor pusat yang ada di California ," ujar Emma.
"Kamu serius???" tanya Stella terkejut.
"Yap.." balas Emma.