“Kuberi kau dua ratus juta satu bulan sekali, asal kau mau menjadi istri kontrakku!” tiba-tiba saja Alvin mengatakan hal yang tidak masuk akal.
“Ha? A-apa? Apa maksudmu!” Tiara benar-benar syok mendengar ucapan CEO aneh ini.
“Bukankah kau mencari pekerjaan? Aku sedang membutuhkan seorang wanita, bukankah aku ini sangat baik hati padamu? Kau adalah wanita yang sangat beruntung! Bagaimana tidak? Ini adalah penawaran yang spesial, bukan? Kau akan menjadi istri seorang CEO!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Ada Kecurigaan
“Jangan berpikiran kotor! Aku hanya ingin memberitahumu, bersihkan dirimu dan segera ganti pakaianmu. Sungguh, gaun itu sangat tak enak dipandang! Apalagi melorot seperti itu!”
Tiara melotot kaget, ia refleks segera mengangkat gaunnya yang melorot tepat di hadapan Alvin. Hal itu sontak saja membuat Alvin menahan napas, saking tak kuasanya melihat kelakuan absurd Tiara.
Sial, besar juga jika melihat sedekat ini. Batin Alvin.
Alvin membuang napasnya dengan tergesa, setelah barusan ia menahan napas selama beberapa detik. Tiara benar-benar membuatnya sesak. Bisa-bisanya ia membenarkan gaunnya di depan mata Alvin.
Apalagi, gaun itu begitu press body, hingga saat diangkat, dada Tiara ikut terangkat naik. Terlihat sekali jika dadanya amat menyembul. Hingga Alvin kesulitan bernafas, melihat pemandangan tersebut.
“Tidurlah di sini malam ini, besok baru kau pulang. Ini sudah terlalu larut, jika kau pulang.”
“Baik, Tuan, terima kasih.”
.
Alvin meminta Sekretaris Doni untuk ke ruang kerjanya. Ada beberapa hal penting yang Alvin harus katakan pada sekretarisnya itu. Sebenarnya, malam itu juga Alvin ingin mengatakannya pada Doni, namun ia begitu lelah, setelah menghadapi Tiara.
“Ini, Tuan. Dia CEO baru di Gelora Utama. Kabar kebangkrutan Gelora Utama memang benar adanya, namun karena perjodohan yang terjadi antara pewaris Gelora Utama, dan anak dari Mahendra Grup, membuat perusahaan mereka bangkit lagi.”
“Saat pesta pernikahan itu, bukankah aku mengundang gelora utama? Tapi kurasa aku tak melihatnya. Berarti CEO Gelora Utama itu adalah mantan suami Tiara. Bagaimana menurutmu?” tanya Alvin serius.
“Ya, sepertinya begitu. Tak mungkin dia berani mencium Nona Tiara jika bukan dia orangnya. Sepertinya, mereka bercerai karena Tuan Hardy Satria dijodohkan dengan anak dari Mahendra Grup. Bisa dibilang, dia menyelamatkan perusahaannya dan meninggalkan Nona Tiara.” Doni menjelaskan.
“Dasar brengsek! Dia takut miskin sepertinya. Jika kuingat-ingat, pernah ada proposal pengajuan yang dikirimkan oleh Gelora Utama pada perusahaan kita, kan? Kurasa ada sekitar satu bulan yang lalu. Mereka mengajak kita untuk bekerja sama membangun sebuah waterpark, dengan konstruksi dari perusahaan kita. Apakah harus kusetujui proposal itu?” selidik Alvin.
“Tak semudah itu, Tuan. Kau harus meninjau lebih dalam lagi, keuntungan untuk perusahaan kita. Jika proyek itu hanya menguntungkan mereka, untuk apa kita bekerja sama dengan perusahaan itu? Mereka jauh berada di bawah kita, tentu saja Gelora Utama ingin menggantungkan semuanya pada kita!”
“Itu bisa diatur. Aku bukan orang bodoh yang mudah tertipu. Hubungi CEO Gelora Utama, dan adakan pertemuan denganku, di jam istirahat makan siang nanti!” perintah Alvin.
“Tuan, kau tak salah? Dia adalah mantan suami Nona Tiara. Apa yang akan kau lakukan?”
“Aku hanya penasaran, seberapa kuat dia. Laki-laki pengecut!”
“Kau jangan sampai lupa, jika Nona Tiara adalah istrimu! Bersikaplah sebagaimana mestinya seorang suami pada istrinya. Jangan sampai dia mengira, jika kau hanya berpura-pura. Hal itu bisa membahayakan kau, Tuan. Bagaimana jika dia ingin kembali pada Nona Tiara? Jika melihat mereka kemarin, sepertinya Tuan Hardy masih mencintai Nona Tiara.”
Ucapan Sekretaris Doni membuat Alvin berfikir, kenapa harus ditakutkan hal itu terjadi? Pernikahannya dan Tiara hanyalah sebatas kontrak tertulis dalam lembaran kata. Kenapa seolah Doni takut jika Tiara akan kembali pada Hardy?
“Justru aku ingin mengetahui tentang mereka berdua. Apa yang menyebabkan semua itu terjadi. Aku hanya penasaran,”
“Sepertinya kau mulai tertarik dengan kehidupan Nona Tiara,” ujar sekretaris Doni.
“Cih, siapa bilang? Tidak! Aku tak tertarik sedikitpun! Aku hanya ingin memastikan saja. Sudah, tak perlu mengajariku!”
.
Jam makan istirahat pun tiba. Sesuai instruksi Alvin, akhirnya pihak Gelora Utama pun dipanggil dan sudah menunggu Alvin di sebuah restoran yang telah mereka janjikan.
Hardy Satria tahu, jika semua ini terjadi pasti ada hubungannya dengan Tiara. Hardy sudah menyiapkan permintaan maaf, dan tentunya ia tak ingin masalah kemarin diperpanjang.
Alvin datang sepuluh menit kemudian. Ia diantar oleh sekretaris Doni, untuk menemui Hardy. Mereka pun bersalaman, dan Alvin kini telah duduk dihadapan Hardy.
Sekretaris mereka berdua pun menjauh dan menghindar dari meja Alvin. Alvin benar-benar ingin bicara hanya empat mata saja dengan Hardy. Ada beberapa hal yang tentu saja bersinggungan dengan masalah pribadi, yang ingin Alvin katakan pada Hardy.
“Tuan muda Alvin, sebelum kita membicarakan perihal bisnis kita, izinkan aku untuk meminta maaf padamu soal perlakuanku kemarin. Sungguh, aku sangat bodoh. Aku sangat lancang sekali. Aku benar-benar tak bisa mengontrol diri. Sekali lagi, maafkan aku,” tutur Hardy penuh penyesalan.
“Jadi benar, jika kau adalah mantan suami istriku?”
Hardy mengangguk, “Benar, Tuan. Aku adalah mantan suaminya. Tapi kau tak perlu khawatir, meskipun aku adalah mantan suaminya, tapi aku tak pernah sekalipun menyentuhnya, apalagi berhubungan dengannya. Kita berpisah setelah beberapa jam menjadi sepasang suami istri. Bisa kupastikan, kau lah orang pertama yang mendapatkannya …”
Alvin menatap Hardy begitu tajam, ia berusaha mengontrol pernafasannya, agar tetap rileks dan tak terlihat kaku. Berbanding terbalik dengan Hardy, yang terlihat begitu gelisah dan cemas.
“Kau yakin? Jika kau belum pernah menyentuhnya?”
“Yakin, Tuan. Aku tak menyentuhnya sedikitpun. Aku meninggalkannya saat dia tengah membersihkan diri setelah resepsi pernikahan kita.”
“Karena apa?”
“Kurasa kau pasti tahu jawabannya, tanpa harus aku jelaskan.” Hardy menatap Alvin.
“Kalau begitu, kau pasti masih sangat mencintai istriku, iya kan? Pasti jawabannya iya, karena dengan brengseknya kau berani mencium istriku!” ucap Alvin dengan nada tinggi.
“Jujur, hatiku masih tertinggal di dirinya. Tapi aku berjanji, aku tak akan berani mengganggu dia. Aku tak pernah mau menemuinya. Tapi kemarin malam, sungguh hal itu terjadi di luar nalarku. Aku tak menyangka jika malam itu adalah istrimu, Tuan muda. Aku juga sedang berusaha mencintai istriku, apalagi kini dia sedang hamil.”
Alvin terdiam. Ia tahu semua ini tak mudah baginya. Jika memang Hardy masih mencintai Tiara pun sebenarnya tak masalah. Alvin tak memiliki hak untuk melarangnya, jika perjanjian kontrak pernikahan mereka telah berakhir.
Akan tetapi, mampukah Alvin mengakhiri perjanjian pernikahan itu? Setelah mengetahui betapa tragisnya kisah cinta Tiara. Entahlah, Alvin sendiri tak tahu, akan seperti apa nantinya ia mengakhiri ini semua.
“Aku tak yakin dengan ucapanmu!”
“Tuan muda, kurasa kau terlalu jauh. Cukup Sudah, apa tak sebaiknya kita membahas proyek kerja sama itu? Aku harap, kita bisa menjalin kerja sama ini dengan baik …”
“Aku rasa proposal yang kau buat masih harus direvisi lagi. Ada beberapa hal yang membuatku jadi ragu. Contohnya saja, Biaya pengembangan dan biaya konstruksi sangat tidak sesuai dengan biaya di lapangan. Data ini ngawur! Banyak yang salah. Kuharap kau perbaiki lagi, setelah itu, baru kita rencanakan proyek ini!” Alvin terkesan mengejek Hardy.
Ada secerca rasa kecewa, yang nampak dalam diri Hardy, namun ia menahan hal itu. Hardy berusaha untuk tetap sabar menghadapi Alvin. Mengingat, jika perusahaannya baru saja bangkit lagi, dan ia harus sadar, jika mendapatkan proyek kerja sama itu butuh perjuangan seperti ini.
“Baik, Tuan muda Antariksa. Akan kuperbaiki semuanya, setelah itu akan kuhubungi Anda kembali. Terima kasih atas koreksinya, saya permisi ya,” Hardy membungkuk, lalu ia pergi meninggalkan Alvin sendirian di resto tersebut.
Alvin menyeringai. Ia memang tak bermaksud serius dengan Hardy. Alvin tak mau bekerja sama dengan perusahaannya. Alvin hanya berusaha mengorek informasi tentang kisah Hardy dan Tiara.
.
Hardy kembali ke perusahaannya dengan perasaan kecewa. Ia tak pernah menduga jika Alvin hanya mempermainkannya. Namun apa boleh buat? Hardy tak bisa melakukan apapun, karena ia sadar diri, jika Alvin berada sangat jauh di atasnya.
“Tuan, kenapa Anda murung?”
“Sepertinya dia hanya mempermainkanku, Andi,”
“Sudah kuduga. Bukankah tadi sudah aku katakan padamu? Jika dia sepertinya tak akan serius. Dia pasti hanya akan membuatmu sakit hati.”
“Aku hanya berusaha, aku tak berpikiran negatif padanya.” Hardy menghela napas panjangnya.
“Tuan, aku mendapat sedikit informasi, namun memang masih belum jelas kebenarannya, ini baru sekadar rumor, tapi kau harus tahu hal ini,” ujar Andi.
“Informasi? Rumor? Apa?”
“Ada security di keluarga Samudra, dia adalah teman SMA-ku. Saat acara pesta kemarin, ada yang aneh, antara Tuan muda Antariksa, dan mantan istrimu,” ucap Andi.
“Aneh? Apa yang aneh?”
“Temanku bilang, jika mantan istrimu memanggil suaminya dengan sebutan Tuan, dan ketika mobil mereka masuk ke gerbang, temanku mendengar kata-kata seperti ini, 'ya Tuan, aku mengerti apa yang harus aku lakukan. Aku tak akan mempermalukanmu.' Intinya, pernikahan mereka itu seperti hanya rekayasa! Mungkinkah mereka pura-pura menikah?”
“Ah, tak mungkin! Dia terlihat sekali menyayangi Tiara. Dari cara bicaranya, dia begitu takut jika aku akan merebutnya! Jangan asal bicara, kau bisa berada dalam bahaya, jika menyenggol Antariksa Grup.”
“Tapi, jika itu benar, bagaimana? Kasihan Nona Tiara, Tuan.”
“Selidiki saja, sampai kita memiliki bukti yang kuat. Jika memang mereka hanya pura-pura, aku bisa menghancurkan Antariksa Grup dalam sekejap!” Hardy tersenyum simpul, kini ia harus melakukan sesuatu, untuk bisa membuktikan semuanya.