NovelToon NovelToon
Di Antara Peran Dan Hati

Di Antara Peran Dan Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Model / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Luna Amanda, seorang aktris terkenal dengan pesona yang menawan, dan Dafa Donofan, seorang dokter genius yang acuh tak acuh, dipaksa menjalani perjodohan oleh keluarga masing-masing. Keduanya awalnya menolak keras, percaya bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan. Luna, yang terbiasa menjadi pusat perhatian, selalu gagal dalam menjalin hubungan meski banyak pria yang mendekatinya. Sementara itu, Dafa yang perfeksionis tidak pernah benar-benar tertarik pada cinta, meski dikelilingi banyak wanita.
Namun, ketika Luna dan Dafa dipertemukan dalam situasi yang tidak terduga, mereka mulai melihat sisi lain dari satu sama lain. Akankah Luna yang memulai mengejar cinta sang dokter? Atau justru Dafa yang perlahan membuka hati pada aktris yang penuh kontroversi itu? Di balik ketenaran dan profesionalisme, apakah mereka bisa menemukan takdir cinta yang sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengganggu

Dafa terdiam, merasa semakin sulit untuk menolak pesona Luna. Namun, sebelum ia bisa berkata apa-apa, suara ketukan lain terdengar di pintu apartemen, membuyarkan momen di antara mereka. "Luna, ini Aurel. Aku perlu bicara," terdengar suara Aurel dari luar pintu. Luna menghela napas panjang, sedikit kesal karena momen antara dirinya dan Dafa terganggu. Namun, ia tahu ia tidak bisa terus menggoda Dafa begitu saja. Dengan cepat, ia mengalihkan pandangannya ke arah Dafa sambil berkata, "Kita lanjutkan nanti, ya."Dafa hanya bisa mengangguk dengan canggung, kemudian berbalik menuju pintu untuk membuka jalan bagi Aurel. Tapi di dalam hatinya, ia tahu, momen ini akan terus membayangi pikirannya.

Dafa merasa lega saat melihat Aurel tiba. Ia memutuskan inilah saat yang tepat untuk pergi, karena Aurel bisa menjaga Luna. "Aku rasa sekarang kau aman bersama Aurel. Aku akan kembali ke rumah sakit," ujar Dafa dengan nada datar, mencoba menjaga sikap profesionalnya meskipun ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Luna menatap Dafa dengan sorot mata penuh kekecewaan, tapi ia berusaha menahan diri. “Sudah mau pulang?” tanyanya dengan suara yang sedikit lirih, berharap Dafa akan mengubah keputusannya.

Namun, Dafa hanya tersenyum tipis dan mengangguk. “Iya, Luna. Kau baik-baik saja sekarang, dan Aurel ada di sini untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Aku harus kembali bekerja.” Luna memandang Aurel seolah-olah menyalahkannya karena telah mengganggu momen yang langka ini. "Baiklah, Dafa," jawab Luna akhirnya, tapi nada suaranya tak bisa menyembunyikan kekecewaan. Saat Dafa berpamitan dan berjalan keluar, Luna menatap punggungnya yang menjauh, merasakan kekecewaan mendalam yang tak bisa ia tahan lagi.

Begitu pintu tertutup dan Dafa pergi, Luna melempar pandangan tajam ke arah Aurel. “Kenapa kau harus datang sekarang, Aurel? Kau selalu muncul di saat yang tidak tepat,” ucap Luna kesal, tak lagi bisa menahan emosinya. Aurel mengangkat alis, terkejut melihat reaksi Luna. “Apa maksudmu, Luna? Aku datang untuk memastikan kau baik-baik saja. Aku baru saja berbicara dengan media tentang kondisimu. Lagipula, kau tahu aku peduli padamu,” jawab Aurel dengan nada bingung namun tegas. Luna mendengus pelan, lalu berjalan ke arah jendela, melihat ke luar di mana para wartawan masih berkumpul. "Kau selalu peduli padaku, tapi kau juga selalu merusak setiap momenku dengan Dafa," keluhnya. "Susah sekali untuk bisa bersama dengannya, dan saat aku punya kesempatan, kau datang dan mengacaukannya."

Aurel terdiam sejenak, memandang Luna yang jelas-jelas kecewa. “Luna, kau tidak bisa memaksakan hal seperti ini. Dafa itu dokter, dia hanya melakukan tugasnya. Kau tidak bisa membuatnya terjebak dalam drama seperti ini.” Luna berbalik dengan cepat, menatap Aurel dengan tatapan penuh tekad. “Tapi aku tahu dia juga punya perasaan untukku, Aurel. Dia hanya terlalu keras kepala untuk mengakuinya.” Aurel mendesah, lalu berjalan mendekati Luna. “Luna, aku mengerti kau menyukainya, tapi Dafa sudah jelas-jelas menolak perjodohan kalian. Kau harus bersiap menerima kenyataan bahwa mungkin dia tidak menginginkan hubungan lebih dari ini.”

Namun, Luna hanya menggeleng dengan keras, tekadnya semakin kuat. “Tidak, Aurel. Aku tidak akan menyerah semudah itu. Aku tahu ada sesuatu di antara kami, dan aku akan mendapatkan Dafa, bagaimanapun caranya.” Aurel hanya bisa menghela napas panjang, menyadari bahwa Luna tak akan mendengarkan alasan apapun saat ia sudah memutuskan sesuatu. Di satu sisi, ia merasa khawatir Luna terlalu terobsesi dengan Dafa, tapi di sisi lain, ia tidak ingin melihat sahabatnya terus kecewa. "Baiklah, Luna," ujar Aurel akhirnya. "Tapi jangan sampai kau menyakiti dirimu sendiri dengan harapan ini." Luna menatap Aurel dengan penuh tekad. "Kau tenang saja. Aku tahu apa yang kulakukan." Saat itu, Luna sudah memutuskan bahwa ia akan terus mengejar Dafa, tidak peduli seberapa sulit jalan yang harus ia tempuh. Bagaimanapun, perasaan yang ia miliki untuk dokter itu terlalu kuat untuk diabaikan.

Setelah beberapa minggu pemulihan, Luna akhirnya kembali ke rutinitasnya sebagai aktris. Meski tubuhnya sudah pulih, pikirannya masih dipenuhi oleh perasaannya terhadap Dafa. Namun, Luna tahu bahwa ia harus kembali fokus pada kariernya, terutama setelah jadwal syutingnya sempat berantakan. Hari ini adalah hari pertama Luna kembali ke lokasi syuting untuk sebuah film baru bergenre romansa. Saat tiba di studio, Luna disambut dengan kehebohan kru dan manajernya, Aurel, yang sibuk mengurus berbagai hal. Namun, perasaan jengkel langsung muncul begitu ia mendengar kabar bahwa ia akan dipasangkan dengan seorang aktor baru yang sedang naik daun. "Aktor baru lagi? Kenapa aku selalu dipasangkan dengan mereka?" Luna mendengus, merasa kesal.

Aurel mencoba menenangkan Luna. “Luna, kau tahu ini bagian dari strategi. Produser ingin meningkatkan popularitas aktor baru ini dengan memanfaatkan reputasimu. Dia punya banyak penggemar di media sosial, dan ini juga bagus untuk film kita.” Luna meremas naskah di tangannya, menatap Aurel dengan tatapan marah. "Jadi, aku hanya alat untuk menaikkan nama orang lain sekarang? Mereka selalu memasangkanku dengan aktor-aktor yang bahkan tidak bisa berakting dengan baik. Mereka hanya cari popularitas cepat!"

Aurel menarik napas panjang, mencoba bersikap sabar. “Luna, kau profesional. Fokus saja pada aktingmu. Lagipula, kau sudah pernah menghadapi situasi yang lebih sulit dari ini, kan?” Luna tak bisa menyangkal itu, tapi rasa kesalnya masih terasa. Apalagi setelah insiden dengan Elvin, ia merasa lelah dengan aktor-aktor yang hanya memanfaatkan popularitasnya untuk mendongkrak nama mereka. Terlebih lagi, pikirannya masih sering kembali pada Dafa, membuatnya semakin frustasi.

Saat tiba di set, Luna melihat lawan main barunya, Arman, seorang aktor muda yang sedang naik daun di media sosial. Arman tersenyum lebar begitu melihat Luna dan langsung menghampirinya dengan antusias. “Hai, Luna! Aku benar-benar senang bisa bekerja sama denganmu. Aku sudah lama mengidolakanmu.” Luna hanya mengangguk dingin, merasa enggan untuk berbasa-basi. Ia melihat Arman sebagai satu lagi dari sekian banyak aktor yang hanya ingin memanfaatkan namanya. “Terima kasih,” jawab Luna singkat, lalu beralih fokus pada naskah di tangannya, berusaha mengabaikan percakapan lebih lanjut

Pengambilan gambar dimulai, dan seperti yang sudah ia duga, Arman terus mencoba menarik perhatian selama jeda pengambilan gambar. Mulai dari bercanda berlebihan hingga memuji-muji Luna setiap kali ada kesempatan, semuanya terasa dipaksakan. Luna bisa merasakan betapa Arman hanya ingin membuat dirinya terlihat dekat dengannya demi media sosial dan liputan. Di antara pengambilan gambar, Arman mendekati Luna lagi. “Kau tahu, Luna, aku sangat menghormati dedikasimu. Mungkin kita bisa menghabiskan waktu bersama di luar syuting? Aku bisa belajar banyak darimu.”

Luna memutar matanya, merasa semakin kesal dengan sikap Arman yang terus berusaha mendekatinya. “Maaf, aku lebih suka menghabiskan waktu sendiri di luar syuting,” jawabnya dengan nada dingin, berharap Arman mengerti bahwa ia tidak tertarik.

.

1
Sutarni Khozin
lnjut
Morani Banjarnahor
ditunggu lanjutannya thor
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua...
gabung yu di Gc Bcm..
kita di sini ada event tertentu dengan reward yg menarik
serta kita akan belajar bersama mentor senior.
Jadi yu gabung untuk bertumbuh bareng.
Terima Kasih
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
perhatikan dialog,agar tidak saling menempel....

cerita nya bagus thor,kalau dialog nya lebih rapi lagi,pasti tambah seru.../Smile/
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: sami²/Applaud/
Lucky One: makasih saranya😊
total 2 replies
Sitichodijahse RCakra
Bila jodoh tdk kemana Dokter dan Artis
Sutarni Khozin
lnjut
bellis_perennis07
aku mampir... 🥰🥰🥰 jangan lupa mampir di cerita ku dan mohon dukungannya yaa.. 💜💜💜💜💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!