Janetta, gadis empat puluh tahun, berkarier sebagai auditor di lembaga pemerintahan. Bertahan tetap single hingga usia empat puluh karena ditinggalkan kekasihnya yang ditentang oleh orang tua Janetta. Pekerjaan yang membawanya mengelilingi Indonesia, sehingga tanpa diduga bertemu kembali dengan mantah kekasihnya yang sudah duda dua kali dan memiliki anak. Pertemuan yang kemudian berlanjut menghadirkan banyak peristiwa tidak menyenangkan bagi Janetta. Mungkinkah cintanya akan bersemi kembali atau rekan kerja yang telah lama menginginkan Janetta yang menjadi pemilik hati Janetta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arneetha.Rya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
"Aku berpacaran dengan Merry selama empat tahun. Dia sudah ingin menikah, sementara aku belum berniat begitu. Aku mencintainya, namun pernikahan buatku adalah tali kekang. Saat itu aku masih ingin bebas menikmati kehidupanku sebagai pria lajang yang mapan. Bebas kemana saja, pulang jam berapa, tanpa harus khawatir akan hal-hal lain. Kemudian tiba-tiba saja Merry bilang jika dia akan menikah. Aku sungguh terkejut. Namun awalnya aku tidak peduli jika Merry menikah. Aku marah namun aku tidak pula menghalangi. Saat itu aku berpikir Merry memang sudah berpindah ke lain hati. Dia menikah, mengundangku, aku datang dan menyelamatinya meski aku marah. Disitu aku pertama kali bertemu Antonio. Setelah pernikahan mereka, aku yang tadinya marah malah menjadi depresi, aku menangis dan tidak terima ditinggal menikah oleh Merry. Saat itu aku menyadari kalau aku benar-benar kehilangan dia. Sampai suatu hari, Merry meneleponku dengan menangis. Dia meminta maaf telah meninggalkanku dan dia bilang karena dosanya padaku, hidupnya tidak bahagia. Suaminya, Antonio tidak memperlakukannya sebagaimana seorang istri.”
“Mengapa begitu?”tanyaku ingin tahu.
“Merry dan Antonio bertemu di sebuah kelab karena salah satu teman yang mereka sama-sama kenal mengadakan pesta ulang tahun. Entah karena sama-sama mabuk mereka akhirnya tidur bersama. Merry hamil lalu menuntut Antonio untuk menikahinya. Aku baru tahu peristiwa ini dari sahabat dekat Merry ketika aku depresi karena dia menikah dengan orang lain. Dan aku juga tahu Antonio terpaksa menceraikan istrinya di Manado karena harus bertanggung jawab atas Merry. Yang kudengar dia sudah menikah selama sepuluh tahun tapi belum memiliki anak. Yang membuatku benci pada Antonio adalah karena dia menyia-nyiakan Merry hingga akhirnya Merry meninggal dunia akibat hipereklampsia setelah melahirkan putri mereka. Aku yang saat itu masih mencintai Merry, benar-benar marah pada Antonio, bahkan hingga hari ini.” Tritan menutup ceritanya dengan wajah mendung.
“Aku benar-benar tidak menyangka kalau dunia ini begitu sempit. Kisahku bersama Antonio itu di Manado. Aku sama sekali tidak tahu jika dia justru berada di Medan ini. Dan mengapa pula di antara berjuta manusia di Medan ini, aku justru bertemu Bang Tristan yang punya hubungan serumit itu dengan Antonio. Dan mengapa pula kita bertiga bisa bertemu disini. Hidup ini lucu.”ujarku sambil memutar-mutar gelasku. Dan sungguh hatiku sedikit teriris mendengar Antonio sudah dua kali menikah dan tidak bahagia. Aku merasa sedikit bersalah karena mungkin cintanya padaku belum usai maka dia tidak benar-benar berperan sebagai suami kepada pasangannya.
Tristan menatapku dan ketika aku menatapnya balik aku merasa melihat sekelabat tatapan jahat di matanya. Namun itu hanya sesaat dan dia segera mengalihkan tatapannya dan menenggak habis air putih di gelasnya.
“Sepertinya Antonio masih mencintaimu, Jane” ucap Tristan.
“Aku tidak tahu, kami tidak pernah berkomunikasi sejak putus. Aku tidak pernah mencari tahu kabarnya dan demikian dia juga. Lingkungan pertemanan kami juga berbeda, maka kami juga tidak pernah bertemu dalam acara apapun. Kenyataan bahwa kami harus bertemu di kota ini, juga aku tidak paham. Yah mungkin saja ini yang namanya takdir.”kataku dengan santai.
Aku pulang ke kost dengan hati yang kalut. Aku tidak mengerti mengapa jalan kehidupan membawaku pada jalan cerita yang menurut aneh begini. Ketika sampai di kamar kost, kubuka handphone dan kulihat pesan Whatsapp dari nomor baru.
“Neta, tolong berhati-hati pada Tristan. Aku tahu aku tidak berhak mengaturmu, tapi sungguh aku khawatir. Dia mantan pacar ibunya Anetta. Sebelum ibunya Anetta meninggal, mereka sempat berhubungan kembali. Dan aku tidak tahu mulanya bagaimana sampai ibu Anetta mengalami pre-eklampsia. Aku memang bukan suami yang perhatian, karena aku memang tidak mencintai ibunya Anetta. Tapi aku tidak pernah menyakiti atau menelantarkannya. Begitu pun hingga detik ini, aku masih bertanggungjawab atas Anetta, meski banyak yang curiga kalau Anetta bukan anak kandungku. Lebih sepuluh tahun aku menikah dengan istri pertamaku, kami tidak dikaruniai anak. Dokter memvonis aku mengalami kelainan bentuk sel sperma yang membuatku sulit memiliki keturunan. Namun dalam satu malam, aku tiba-tiba bisa menghamili perempuan lain. Aku bukan manusia baik, maka aku tidak lari dari tanggung jawab. Aku harap kamu selalu berhati-hati, Neta. Aku tahu persis bagaimana kamu.”
Hatiku tersayat membaca pesan Whatsapp dari Antonio. Tidak kuduga perjalanan hidupnya serumit dan sedrama itu. Kukira dia akan bahagia setelah pergi dariku, namun ternyata malah hancur begini.
“Terimakasih sudah khawatir padaku, An. Aku tidak menduga kehidupan yang harus kamu jalani seperti itu. Aku kira kamu akan bahagia bersama pilihanmu, tapi ternyata aku yang memilih sendiri sampai saat ini jauh lebih tenang daripada hidupmu.”balasku.
Lima menit kemudian masuk pesa baru lagi.
“Boleh kita bertemu, Neta? Jika kamu berkenan, aku ingin bertemu dan berbincang denganmu. Jangan salah paham dulu, aku tahu tidak pantas mendekatimu lagi. Tapi kuharap sekedar pertemanan diantar sesama perantau bukanlah hal yang mustahil, kan”
Dadaku berdesir, aku harus jawab apa. Sepertinya Antonio masih menyimpan rasa itu, dan rasa cinta yang kubenamkan dalam-dalam di lubuk hatiku pun, sepertinya menggeliat pelan dan membangkitkan kenangan yang membahagiakan bersama Antonio. Cepat-cepat kutekan kembali rasa itu, sudah kututup pintu hatiku rapat karena Antonio memilih pergi dariku. Tidak kujawab pesan Antonio dan bergegas tidur menyambut hari esok yang kebetulan akhir pekan dan aku belum punya rencana apa-apa.
Keesokan paginya, aku bangun dengan kepala pusing karena tadi malam aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku gelisah mengingat peristiwa kemarin. Selesai mandi kulihat handphoneku dan ada pesan masuk dari Reyvan.
“Jane, ayo main bowling”ajak Reyvan.
Baru saja akan kubalas pesan Reyvan, tiba-tiba pesan baru masuk. Dari Antonio.
“Selamat pagi, Neta. Weekend ini aku tidak pulang ke Siantar, jika kamu berkenan, bolehkah aku mengajakmu makan siang?”
Nah, aku bingung harus mengiyakan ajakan siapa. Aku sarapan di pantry kost dengan menyeduh ramen instan. Tidak ada orang lain di pantry, aku makan sendiri dengan tenang sambil memikirkan aku kemana dan mau apa hari ini. Ajakan siapa yang akan kuikuti? Bowling memang menarik, tapi rasa penasaran akan kisah Antonio juga sangat menarik bagiku. Atau mungkin aku di kamar saja menonton drama korea seharian? Sampai makananku habis aku masih belum bisa memutuskan.
Akhirnya setelah menimbang-nimbang, aku terima ajakan Antonio, dan kepada Reyvan kukatakan akan bermain bowling dengannya petang nanti. Hadeuh, gadis empat puluh tahun iseng menanggapi dua pria. Kurutuk diriku sendiri, namun aku merasa tidak ada salahnya, toh bukan berarti aku menerima perasaan mereka.
Tadinya Antonio ingin menjemputku ke kost, namun karena ada janji dengan Reyvan juga, kukatakan padanya agar aku berangkat sendiri saja. Kami bertemu di sebuah café yang santai. Antonio memilih meja yang outdoor karena dia perokok.
Dia lebih dulu sampai dan telah memesan beberapa makanan dan minuman yang aku suka. Seperhatian itu memang lelaki satu ini. Lima tahun menjalin cinta dengannya, dia selalu memperlakukan aku dengan baik.