Di Antara Peran Dan Hati

Di Antara Peran Dan Hati

Pertemuan tak terduga

Luna Amanda duduk di ruang ganti, menatap cermin besar di depannya. Bayangan yang memantul memperlihatkan seorang wanita dengan riasan sempurna, rambut terurai indah, dan gaun mewah yang membalut tubuhnya.

Hari ini, ia akan menghadiri acara penghargaan bergengsi, sebuah malam yang akan menambah kilauan dalam kariernya. Namun, di balik senyum yang ia suguhkan pada dunia, ada kekosongan yang tak pernah bisa diisi.

“Luna, kau sudah siap?” tanya Aurel, manajernya yang setia. “Seperti biasa, Rel. Siap untuk menjadi pusat perhatian,” jawab Luna dengan nada yang datar. Ia menghela napas panjang. Entah mengapa, semakin ia naik ke puncak popularitas, semakin terasa hampa hidupnya. Cinta yang datang selalu dangkal, sementara keintiman sejati terasa semakin jauh.

Di sisi lain kota, Dr. Dafa Donofan baru saja menyelesaikan operasi yang rumit di rumah sakit tempat ia bekerja. Wajahnya yang tampan dan ketenangannya dalam situasi darurat membuatnya menjadi pujaan banyak staf wanita di rumah sakit. Namun, Dafa bukanlah pria yang mudah terpengaruh oleh perhatian tersebut.

Baginya, kehidupan cinta hanyalah gangguan yang tak perlu. Ia lebih suka menghabiskan waktu untuk penelitian atau bekerja di ruang operasinya.

Saat Dafa berjalan keluar dari ruang operasi, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari ibunya muncul di layar. “Dafa, malam ini kau harus datang ke acara penghargaan. Ini penting untukmu. Jangan sampai terlambat. ”Dafa mendengus pelan. Ia tahu apa maksud ibunya.

Keluarganya sudah lama mencoba menjodohkannya dengan berbagai wanita, berharap ia segera menetap dan menjalani kehidupan yang ‘normal’. Tapi Dafa tak pernah tertarik. Baginya, cinta sejati bukanlah sesuatu yang bisa direncanakan atau dipaksakan. Namun, demi menghormati orang tuanya, Dafa pun bersiap. Ia mengenakan setelan jas hitam klasik dan melangkah keluar dari apartemennya.

Pikirannya masih dipenuhi jadwal operasi esok hari, namun ia berusaha menyingkirkannya sejenak.

Di acara penghargaan itu, Luna bersinar seperti biasanya. Setiap gerakannya, setiap senyum yang dilemparkan, membuat semua orang terpikat. Namun, ia tetap merasa asing di tengah keramaian.

Acara ini bukanlah tempatnya untuk menemukan kenyamanan, hanya panggung lain yang harus ia kuasai. Ketika Luna sedang mengobrol dengan beberapa rekan selebritas, tiba-tiba ia merasa ada yang memperhatikannya.

Matanya tertuju pada sosok pria tinggi dengan jas hitam yang berdiri di pojok ruangan. Wajahnya tampan dan ekspresinya tenang, namun ada aura ketidakpedulian yang kuat di sekelilingnya. Itu membuatnya berbeda dari pria-pria lain yang biasanya berusaha mati-matian menarik perhatiannya.

“Siapa itu?” gumam Luna, lebih pada dirinya sendiri. “Oh, itu Dr. Dafa Donofan,” jawab salah satu temannya, seorang model yang berdiri di sampingnya. “Dia dokter bedah terkenal. Anak orang kaya juga. Tapi katanya dia orangnya dingin sekali. Tidak peduli pada wanita.”Kata-kata itu membuat Luna semakin penasaran.

Ada sesuatu yang berbeda dari pria itu, sesuatu yang tidak pernah ia lihat pada pria-pria yang selama ini mendekatinya. Saat itu juga, sebuah ide gila muncul di benaknya.

“Kalau begitu, mari kita lihat apakah dia benar-benar tidak peduli,” kata Luna sambil melangkah menuju arah Dafa. Dafa, yang sedang berdiri sendiri dengan pikiran melayang, tersadar ketika melihat Luna Amanda mendekat. Ia tahu siapa wanita itu.

Bagaimana tidak? Luna Amanda adalah selebriti yang wajahnya hampir selalu muncul di setiap layar televisi dan media sosial. Meski begitu, Dafa tak pernah merasa tertarik. Ia menganggap kehidupan selebriti penuh kepalsuan dan drama yang tidak perlu.

“Dr. Dafa, bukan?” suara Luna yang lembut namun penuh percaya diri membuyarkan lamunan Dafa. Ia menoleh dan mendapati Luna berdiri di depannya, tersenyum manis. “Boleh aku bergabung?”

Dafa menatapnya sekilas, lalu mengangguk tanpa ekspresi. “Tentu saja.”Luna tertawa kecil. Reaksi yang tidak terduga. Kebanyakan pria akan langsung terbata-bata jika didekati olehnya.

Tapi pria ini… Dia benar-benar berbeda. Mereka mulai berbincang, dengan Luna yang lebih banyak bertanya tentang pekerjaan Dafa dan kehidupan pribadinya. Dafa menjawab dengan singkat dan formal, tapi tetap sopan.

“Jadi, kau seorang dokter bedah. Hebat sekali. Pasti sangat sibuk dan menegangkan, ya?” kata Luna dengan nada menggoda. “Bisa dibilang begitu,” jawab Dafa singkat. Matanya tetap tenang, seperti tidak terpengaruh oleh aura pesona yang selalu Luna tunjukkan. “Tapi itu memang sudah jadi pilihan hidupku.”Percakapan mereka berlanjut hingga beberapa menit, dan meski Luna berusaha menarik perhatian, Dafa tetap acuh tak acuh.

Ketika acara hampir selesai, Luna merasa ada perasaan aneh yang menyelinap dalam dirinya. Ini pertama kalinya ia merasa… tertantang. Biasanya, pria-pria akan berusaha membuatnya terkesan, namun kali ini dia yang merasa ingin membuat pria ini terkesan.

“Sepertinya aku harus pergi. Terima kasih atas obrolannya, Dr. Dafa,” ujar Luna sambil tersenyum.

“Semoga kita bisa bertemu lagi.”Dafa hanya mengangguk. “Selamat malam, Nona Amanda.”

Saat Luna berjalan pergi, Dafa menatapnya sejenak. Ada sesuatu yang berbeda dari wanita ini. Bukan hanya kecantikannya yang menawan, tetapi juga cara dia berusaha menyelami dunia yang sangat asing baginya. Meski Dafa tidak menunjukkan minat, pertemuan ini meninggalkan kesan yang tak biasa di benaknya.

...****************...

Malam itu, setelah acara penghargaan, Luna Amanda tidak bisa memejamkan mata. Pikirannya terus berputar mengingat percakapannya dengan Dr. Dafa Donofan. Tatapan pria itu yang tenang dan tak terpengaruh, seakan tidak melihatnya sebagai seorang selebriti, melainkan sebagai manusia biasa. Sesuatu yang jarang ia rasakan. Seolah, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia dipandang tanpa pamrih.

“Apa yang sebenarnya aku pikirkan?” gumamnya pada diri sendiri. Luna meraih segelas anggur di meja kecil di sebelahnya, mencoba menenangkan pikirannya. Ia tahu banyak pria yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatiannya, namun mengapa justru pria yang tidak peduli padanya itu yang membuat hatinya berdebar? “Aku tidak bisa seperti ini,” katanya sambil menggelengkan kepala.

Ia harus mengalihkan perhatian dari pikiran tentang Dafa. Sebagai seorang aktris terkenal, ia tidak seharusnya terjebak dalam fantasi konyol tentang seorang pria yang nyaris tidak ia kenal.

Besoknya, Luna mencoba kembali ke rutinitasnya. Ia menghadiri beberapa pertemuan dengan manajer dan produser, membahas proyek film baru, dan melakukan beberapa sesi pemotretan. Hari-harinya biasanya begitu sibuk sehingga tak ada waktu untuk memikirkan hal lain, namun kali ini berbeda.

Bayangan wajah Dafa terus muncul di pikirannya, menghantuinya seperti sebuah misteri yang belum terpecahkan.

Malam harinya, setelah seharian penuh kegiatan, Luna memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe kecil di sudut kota. Kafe itu adalah tempat favoritny ketika ingin menyendiri, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan selebriti. Ia butuh waktu untuk menenangkan pikiran, dan secangkir kopi hangat di tempat ini selalu bisa membantunya berpikir jernih.

Luna duduk di pojok ruangan, jauh dari pandangan orang lain. Ia mengenakan topi dan kacamata hitam, mencoba menyembunyikan identitasnya. Pesanan kopinya baru saja tiba ketika pintu kafe terbuka, dan seseorang masuk.

Luna mengangkat wajahnya sedikit dan matanya langsung terbelalak. Itu Dafa. Pria itu masuk ke dalam kafe dengan ekspresi serius, mengenakan mantel panjang, dan membawa beberapa dokumen di tangannya. Luna menahan napas. Ia tidak menyangka akan bertemu pria itu lagi, apalagi di tempat ini.

Terpopuler

Comments

••iind•• 🍂🫧

••iind•• 🍂🫧

Mampir kak

2024-10-06

0

Anggun

Anggun

hadir saling support kak

2024-10-01

0

范妮·廉姆

范妮·廉姆

Hai semua...
gabung yu di Gc Bcm..
kita di sini ada event tertentu dengan reward yg menarik
serta kita akan belajar bersama mentor senior.
Jadi yu gabung untuk bertumbuh bareng.
Terima Kasih

2024-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Kembali Bertemu
3 Di balik layar
4 Di balik layar gosip
5 Meminta Bantuan
6 Takdir yang di atur
7 Penolakan
8 Gosip yang membuat risih
9 Kecelakaan
10 Hal yang berbeda
11 Menguak
12 Memanfaatkan Situasi
13 Situasi lebih rumit
14 Cari Perhatian
15 Memaksa
16 Kekhawatiran
17 Pengganggu
18 Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19 Berpura Pura
20 Kesempatan tidak datang dua kali
21 Dinner
22 Kenapa ?
23 Tarik Ulur
24 Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25 Keputusan?
26 Orang Baru ?
27 Sakit
28 Peduli
29 Apakah Ini nyata?
30 Teror
31 Teror masih berlanjut
32 Tumpangan atau kesempatan ?
33 Kebersamaan
34 Masalah
35 Kebimbangan
36 Kehilangan
37 Hari terakhir syuting
38 Isi hati Arman
39 Penantian Panjang
40 Kembalinya teror
41 Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42 Teman Lama
43 Memasak Bersama
44 Kejutan
45 Kepercayaan
46 Kelas Yoga
47 Mendekati
48 Belum Berakhir
49 Mencelakai
50 Kekecewaan Elvin
51 Mengambil langkah Hukum
52 Pulang kampung
53 Nura
54 Kekecewaan Luna
55 Kehangatan
56 Tawaran Syuting Film Baru
57 Ketidakjujuran
58 Dafa Pergi
59 Menemukan Dafa
60 Keras Kepala
61 Keegoisan
62 Berubah
63 Bersama siapa dia?
64 Semakin Rumit
65 Kerinduan
66 Rencana pertemuan orang tua
67 Keras kepala
68 Nasihat
69 Apa aku yang salah?
70 Melunak
71 Kehangatan
72 Skandal
73 Di ujung tanduk
74 Mencari Kebenaran
75 Menyerah?
76 Selalu ada untukmu
77 Penolakan
78 Titik terang?
79 Kesalah Fahaman
80 Bantuan Aldo
81 Siapa Pelakunya?
82 Keputusasaan
83 2 Hasutan
84 Kencan buta dengan orang baru
85 Bantuan Tulus
86 Kebenaran terungkap ?
87 Harapan Gelap
88 Klarifikasi
89 Usaha tanpa hasil
90 Pembelaan sahabat
91 Tidak ada kepercayaan
92 Kecelakaan Luna
93 Penyesalan
94 Kekecewaan tiada akhir
95 Mengigau
96 Tolong menjauh !
97 Luna sadar
98 Aku masih mencintainya
99 Doktrin
100 Berharap bisa di perbaiki
101 Rencana Luna
102 Tamat
103 Terima Kasih
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Kembali Bertemu
3
Di balik layar
4
Di balik layar gosip
5
Meminta Bantuan
6
Takdir yang di atur
7
Penolakan
8
Gosip yang membuat risih
9
Kecelakaan
10
Hal yang berbeda
11
Menguak
12
Memanfaatkan Situasi
13
Situasi lebih rumit
14
Cari Perhatian
15
Memaksa
16
Kekhawatiran
17
Pengganggu
18
Ketidaksengajaan yang di rencanakan
19
Berpura Pura
20
Kesempatan tidak datang dua kali
21
Dinner
22
Kenapa ?
23
Tarik Ulur
24
Keputusan Yang Di Ambi Dafa
25
Keputusan?
26
Orang Baru ?
27
Sakit
28
Peduli
29
Apakah Ini nyata?
30
Teror
31
Teror masih berlanjut
32
Tumpangan atau kesempatan ?
33
Kebersamaan
34
Masalah
35
Kebimbangan
36
Kehilangan
37
Hari terakhir syuting
38
Isi hati Arman
39
Penantian Panjang
40
Kembalinya teror
41
Kebersamaan yang akhirnya terjadi
42
Teman Lama
43
Memasak Bersama
44
Kejutan
45
Kepercayaan
46
Kelas Yoga
47
Mendekati
48
Belum Berakhir
49
Mencelakai
50
Kekecewaan Elvin
51
Mengambil langkah Hukum
52
Pulang kampung
53
Nura
54
Kekecewaan Luna
55
Kehangatan
56
Tawaran Syuting Film Baru
57
Ketidakjujuran
58
Dafa Pergi
59
Menemukan Dafa
60
Keras Kepala
61
Keegoisan
62
Berubah
63
Bersama siapa dia?
64
Semakin Rumit
65
Kerinduan
66
Rencana pertemuan orang tua
67
Keras kepala
68
Nasihat
69
Apa aku yang salah?
70
Melunak
71
Kehangatan
72
Skandal
73
Di ujung tanduk
74
Mencari Kebenaran
75
Menyerah?
76
Selalu ada untukmu
77
Penolakan
78
Titik terang?
79
Kesalah Fahaman
80
Bantuan Aldo
81
Siapa Pelakunya?
82
Keputusasaan
83
2 Hasutan
84
Kencan buta dengan orang baru
85
Bantuan Tulus
86
Kebenaran terungkap ?
87
Harapan Gelap
88
Klarifikasi
89
Usaha tanpa hasil
90
Pembelaan sahabat
91
Tidak ada kepercayaan
92
Kecelakaan Luna
93
Penyesalan
94
Kekecewaan tiada akhir
95
Mengigau
96
Tolong menjauh !
97
Luna sadar
98
Aku masih mencintainya
99
Doktrin
100
Berharap bisa di perbaiki
101
Rencana Luna
102
Tamat
103
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!