.
.
.
Queen Adena Sasikirana Arundati,
seorang gadis cantik hidup di desa, tidak ada yang tau identitas sebenarnya kecuali sang ibu kandungnya saja (Dewi mustika), misteri kisah Dewi itu disimpan serapat-rapatnya.
mereka bahagia hidup di desa terpencil, berteman dengan binatang buas dan bergaul dengan alam.
suatu hari terjadi masalah yang membuat Nana harus ke Kota dan tujuan utama Nana adalah mencari tau siapa Papa kandungnya, Nana tidak suka konspirasi yang membuat hidup Mamanya menderita, mudah bagi gadis itu menemukan identitas Ayah kandungnya.
gadis yang tangguh, siapa Pria yang tidak akan jatuh hati padanya? Tuan Muda Arkatama jatuh cinta pada Gadis itu terlebih lagi saat tau identitas gadis tersembunyi di desa itu.
Nana kembali ingin membalas orang yang berani menyakiti hati Mamanya, Nana adalah gadis Ceria dan periang tapi jika dirinya sudah diusik, dendam !! Nana gadis yang sangat pendendam hingga bertekad untuk membalas perbuatan orang yang menyakiti ibu nya.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mencari tau
.
.
.
ditempat lain
Yardan terdiam menatap pemandangan dari luar gedung Perusahaannya, ia diam memikirkan perkataan orang-orang padanya.
sebenarnya Yardan bukan tipe Pria yang langsung bisa menerima ocehan orang lain biasanya ia akan acuh dan tidak peduli, tapi saat ini ia merasa gelisah seolah apa yang orang-orang katakan tentangnya itu benar.
"dia bukan Putriku..! tapi dimana Putriku? siapa wanita yang ada denganku malam itu? aku yakin memang bukan Emma tapi kenapa Yunus tidak menemukan apa-apa sampai detik ini? ". batin Yardan
benar, selama ini Yardan memang curiga Emma bukanlah wanita yang bersama dengannya malam itu tapi sampai detik ini Yunus Asisten kepercayaan Yardan tidak menemukan bukti apapun seolah ada yang berusaha menutupi semua kebenaran itu.
"apa benar Yunus menutupi sesuatu? tapi untuk apa? dia sudah lama denganku tidak mungkin dia menghianatiku". batin Yardan terbesit dipikirannya Yunus tengah menusuknya.
masa iya mencari kebenaran data mengenai Wanita malam itu benar-benar sulit? Yardan tidak mungkin salah menilai karna ia ingat sedikit tentang wanita itu yang memiliki tanda lahir di bagian dad* juga dibawah perutnya, walaupun malam itu Yardan masih terpengaruh alkohol tapi ia ingat tubuh wanita yang ia sentuh, terlebih lagi saat itu tidak gelap hingga Yardan bisa melihatnya walau samar-samar.
"Tuan? ". sapa Yunus
Yardan memutar kepalanya dan melihat Yunus dengan seksama, "apa aku meminta bantuan orang lain? sepertinya Yunus memang sedang menyembunyikan kebenaran malam itu". batin Yardan.
"ada apa Tuan? ". tanya Yunus melihat penampilannya.
"ada masalah? kenapa kau datang? ". tanya Yardan kembali memutar pandangannya ke arah balkon.
"maafkan saya Tuan, saya berusaha mencari perempuan yang anda maksud tapi sebanyak apapun usaha saya mencari kebenarannya tetap saja wanita yang dimaksud malam itu selalu saja Nyonya Emma". lapor Yunus
Yardan memejamkan matanya, sudah tak terhitung lagi berapa kali Yardan mendengar perkataan Yunus yang seperti itu.
"mundur saja..! ". ujar Yardan serius
"maksudnya Tuan? ". tanya Yunus tidak mengerti
"aku mengerti kau tidak bisa mencarinya jadi berhenti saja, aku akan lupakan saja hal ini". kata Yardan
"apa?? semudah itu? apa dia memang benar-benar ingin melupakan wanita itu? apa dia curiga padaku? tidak mungkin". batin Yunus
"apalagi? pergilah..! tinggalkan aku sendiri". usir Yardan
"bai.. baik Tuan". Yunus segera pamit undur diri
Yardan melihat kepergian Yunus dengan pandangan menelisik, "kenapa aku baru menyadarinya? aku yakin ada salah dengan Yunus tapi kenapa aku tidak pernah berpikir dia akan berani menusukku?". gumam Yardan
Yardan merasa dirinya telah tertipu, ia membuka sebuah surat misterius dari saku jasnya.
"berhati-hatilah terhadap Yunus..! putri Kandungmu bukanlah Celinne". hanya isi surat singkat itu sudah berhasil membuat Yardan ketar-ketir.
Yardan yang sebelumnya banyak menyimpan kecurigaan pun langsung meledak mendapatkan surat misterius itu.
"siapa orang ini? apa dia tau siapa wanita yang bersamaku malam itu? ". gumam Yardan
Yardan berjalan ke meja kerjanya ia menelfon seseorang, setidaknya ia meminta bantuan orang lain dari pada meminta bantuan Yunus sang asistennya sendiri.
"temui aku di Restaurant biasa". pinta Yardan
.
setibanya di Restaurant, Yardan disambut oleh seorang Pria Muda berumur 24 tahun, Yardan tidak sengaja menolong Pria itu hingga Pria itu menawarkan diri menjadi orangnya Yardan.
"siapa namamu? ". tanya Yardan
"nama saya Darabi Tuan, anda bisa memanggil saya Abi". jawab Abi
"hmm.. apa kau bisa menyelidik? ". tanya Yardan
"saya akan melakukan yang terbaik Tuan". jawab Abi
"baiklah..! aku mau memberimu tugas pertama". Yardan
Abi langsung mengeluarkan sebuah buku kecil dan menggigit tutup pulpen lalu bersiap menulis tugas pertama dari Yardan.
Yardan tersenyum tipis melihat semangat Abi yang bersiap mencatat tugas darinya,
"cari tau tentang Wanita yang ada bersamaku di Hotel Indramaya di Bandung 20 tahun yang lalu". titah Yardan
"baik Tuan..! bisa sebutkan nomor kamarnya? ". tanya Abi serius
Yardan terlihat berpikir, "209". jawabnya yakin
setelah mencatat Abi pun disuruh makan, ia dengan senang hati menerima kebaikan Yardan karna setelah ini Abi akan bekerja keras mencari bukti 20 tahun yang lalu.
Yardan sudah mencurigai ada yang tidak valid dengan kejadian dimalam itu, tapi bagaimana pun Yardan berusaha mengelak bertanggung jawab pada Emma tapi otak Mamanya (Sarah) seolah sudah di cuci hingga memaksanya menikah padahal Yardan yakin bukan Emma lah orangnya.
tapi karna Yunus mengatakan Emma memang wanita itu pun terpaksa menerima Celinne sebagai putrinya dan memaksanya kuliah ambil jurusan Bisnis tapi Celinne menolak hal itulah yang membuat Yardan merasa yakin Celinne bukan anaknya dan memilih menjauh seolah masalahnya adalah Celinne tidak menerima Jurusan Bisnis padahal sebenarnya masalahnya bukan itu.
.
.
.
di tempat lain
Nana mendongak tinggi melihat Perusahaan milik Vano, sepertinya diri Nana tidak mengalami halangan saat ingin memasuki Perusahaan itu seolah Vano sudah tau akan kedatangan Nana.
"permisi...! saya ingin bertemu dengan Tuan Devano". Nana berbicara sopan pada Reseptionis di meja tamu.
"apa Nona sudah ada janji Nona? ". tanya salah satu dari mereka tak kalah sopan
Jika Anda sopan maka kami pun segan, itulah slogan mereka sebagai Karyawan Arkatama Group.
"sudah..!". jawab Nana
"atas nama siapa Nona? ". tanya yang lainnya.
"Nana". jawab Nana
mereka seketika panik mendengar nama Nana,
"Nona Nana? ".
"iya saya Nana". jawab Nana sambil tersenyum
"maafkan kami yang tidak mengenali Nona".
sebelumnya Vano memang meminta mereka untuk memperlakukan Nana dengan baik tapi mereka benar-benar tidak mengira perempuan yang dimaksud Vano adalah Nana yang tidak berpakaian seksi atau berdandan, Nana seperti gadis tomboy ditambah kesan topi putih yang menutupi rambutnya.
"tidak masalah, aku juga bukan artis yang harus dikenali bukan? ". senyum Nana terkesan tulus.
alhasil kedua Reseptionis itu pun membawa Nana ke Ruangan Pribadi Vano, karna Vano saat ini sedang mengadakan Rapat dan meminta mereka untuk menyuruh Nana menunggu di Ruangannya.
"dimana? ". pesan Nana
"aku sedang rapat..! gunakan saja komputerku sandi nya Arka1204". balas Vano
Nana pun menyimpan ponselnya lalu mengucapkan terimakasih pada pekerja Vano yang memperlakukannya begitu baik.
Nana mengedarkan pandangannya setelah melihat situasi kosong pun akhirnya ia bangkit dan berjalan ke arah meja kerja Vano.
Nana meregangkan jemari tangannya lalu mulai melakukan aksinya mencari data-data penting Perusahaan W Group, Nana tau Papanya adalah Pengusaha hebat.
"apa Papa pernah berpikir tentang Mama ya? ". gumam Nana pelan sambil menunggu loading Komputer itu.
"ok.. berhasil, ternyata tidak sulit menerobos keamanan mereka". gumam Nana tersenyum lebar.
Nana hanya membaca sekilas data-data Pribadi Keluarga Wijaya,, "Nyonya Sarah dan Tuan Aman mereka adalah Orangtua Papa, hmmm? aku harus buktikan kalau Papa memanglah Papa kandungku tapi bagaimana caranya ya? aku tidak mungkin bertatap muka dengannya".
Nana ingin mengambil sampel darah Yardan tapi ia sedang berpikir bagaimana caranya supaya Yardan tidak tau.
.
.
.
tapi lanjut