Syifa Syeena Queenza Abimana

"DI JALANAN ADA LAMPU, KERAJAAN ADA AKU, DI KUBURAN ADA ANDIK.... PUSIIING PUUSING 100 KEELILING." Nyanyi Syifa.

"HE MONYET, NGAPAI LO BAWAH BAWAH NAMA GUE SEGALAH, LO SANA YANG TINGGAL DI KUBURAN." teriak Andik kesal dia pun berjalan ke arah Syifa. Tapi.....

"ARGGGGH." si Jono langsung meneriakinya.

Dengan cepat Andik berlari dan sekarang bersembunyi di belakang punggung Gus Raffi.

"HAHAHAHA, BANCI LO." cemoh Syifa.

"SYIFA, stop." tegas Gus Alwi mendengar itu Syifa langsung menghentikan aksinya. Melihat tatapan tajam dari Gus Alwi entah kenapa membuat Syifa sedikit takut.

"Gus nggak asyik." gerutu Syifa dan turung dari punggung si Jono. Jono yang besar pun langsung menunduk agar tuannya bisa turung dengan gampang.

"Duduk yang baik." ucap Syifa dan Jono pun langsung duduk dengan punggung bersandar di atas rumput. Sungguh semua orang kaget dengan hewan buas yang sangat jinak itu. Dengan sekalihnya di perintahkan maka akan langsung nurut.

"SEMUANYA BUBAR." tegas Gus Raffi pada semua santri maupun santriwati, semuanya menurut dan langsung bubar. Mereka berjalan sambil melihat hewan nya Syifa.

"Jaga mata kalian, bukan mahram. Anak gue Pria Sholeh." ucap Syifa dengan suara lantang pada para santriwati. Semuanya menahan tawa di buatnya.

Huffft

"Astagfirullah... Santriwati ini sejak kemarin selalu membuat saya ingin sekalih terbahak bahak dengan tingkahnya ini." batin Gus Raffi tersenyum tipis.

"Kalian berdua kemari." perintah Gus Alwi Syifa dan Andik pun mendekat tetapi berdiri di jarak yang jauh. Berhadapan dengan Gus Alwi dan Gus Raffi.

"Kalian tau kan apa kesalahan kalian?" tanya Gus Alwi, dengan kedua tangan di letakkan di belakang.

"Siap tau Gus." ucap Syifa tegas. Dia sudah seperti sedang mengikuti pramuka.

"Nggak usah so sokan tegas,cih." ejek Andik.

"Si An*ir." maki Syifa tidak mau kalah.

"Lo ya...

"DIAM." tegas Gus Alwi lagi melihat kelakuan dua santri.

"Cepat katakan apa kesalahan kalian."

"SIAP GUE TIDAK MEMILIKI KESALAHAN GU...

PLAK

"SSSSSH awww, Njir lo kenapa tabok pala gue hah, Mau cari ribut Sini gue ladenin." ujar Andik mengusap kepalanya yang di tabok Syifa dengan kuat.

"Makanya kalau ngomong itu, ajak ajak. Kan gue juga bisa ngomong kaya lo njir." ucap Syifa, sungguh Gus Alwi dan Gus Raffi mengira Syifa akan bijak dengan menghentikan kebohongan Andik. Tapi sama saja dua duanya sama.

"KALIAN BISA DIAM TIDAK." tergas Gus Alwi lagi, jengah dengan tingkah santri mereka ini.

"Siap Bisa Gus." jawab mereka kompak.

"Kalian berdua akan di hukum membersihkan kamar mandi, dan membersihkan lapangan masing masing setengah lapangan. Dan kamu Andik, membersihkan kamar mandi cowok. Sedangkan yang cewek kamar mandi cewek.

Dan saya ingat kan lagi. Harus bersih dan jaga jarak minimal 2 meter." peringat Gus Alwi yang di luar nalar menurut mereka berdua. Tahapan mereka langsung menyusuri besarnya lapangan.

"Gus apa tidak kebesaran." ujar Andik.

"Okey, kita bakal ikut kemauan Gus." ucap Syifa santai, Andik pun pasrah.

Setelah mengatakan itu GusAlwi dan Gus Raffi pergi. Tapi sebelum itu Gus Raffi

menyempatkan memberikan sapu tangan pada Syifa.

"Ambil ini mungkin akan membantu." ucap Gus Raffi dan langkah kaki Gus Alwi berhenti, Tapi tidak berbalik. Syifa langsung senang kapan lagi di berikan sapu tangan dari cogan.

"Ustad memang baik deh. Nggak kaya seseorang." ucap Syifa menyindir Syifa tersenyum mengejek melihat Gus Alwi yang berbalik dengan wajah yang semakin datar.

"Gus gue peringatin ya jangan suka sama musuh Gue ini. Kalau nggak mau ujung ujungnya jaga jodoh orang." celetuk Andik, Gus Raffi hanya tersenyum sedikit dan kemudian pergi mengikuti Gus Alwi.

"Saya pastikan saya menjaga jodoh saya." batin Gus Raffi.

"ANJIII*R." teriak Syifa saat selesai shalat isya tadi, badannya di urut oleh Yana.

"Pelan pelan, lo mau bunuh gue hah." ucap Syifa karena di urut dengan kuat oleh Yana.

"Yang sabar ty, mungkin dikit bakal sembuh kok." ujar Aiffa menenangkan.

"Awww ssssh." Syifa terus meringis.

"Awas aja lo Gus datar. Dasar suami lakn*t, ini semua penyebabnya ni." gerutu Syifa dalam hati. Padahal dia yang bersalah tidak pernah diam. Sudah seperti ulat buluh saja.

Tok tok tok

"Assalamualaikum Wr. Wb."

"Nah, kan pasti kita bakal di marahin, karena suaranya terdengar sampai keluar, ukhty Syifa. Ucap Zelia takut.

"Kan gampang tinggal bilang, teman kalian lagi sakit. Pasti mereka pagam." ucap Syifa. Aiffa pun membuka pintu kamar mereka dan terlihat kak Fatimah.