NovelToon NovelToon
Kultivasi Cahaya

Kultivasi Cahaya

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Reinkarnasi / kultivasi / pendekar
Popularitas:15.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: secrednaomi

Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.

Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 15 — Kekaisaran Naga

Jian Wu batuk pelan saat Ketua Klannya memandang anaknya tanpa berkedip, gadis itu sedikit salah tingkah saat menyadari tindakannya sedangngkan Jian Wu tersenyum penuh makna.

Bagaimanapun keadaanya, Ketua Klannya itu tetaplah seorang gadis, tidak mengherankan kalau dia bisa tertarik lawan jenis hanya saja Jian Chen terlalu muda untuknya.

“Mm… Bukankah Chen’er sekarang sudah berumur 14 tahun?” Jian Ya berusaha bersikap seanggun mungkin, ia melanjutkan topik pembicaraan sebelumnya. “Untuk seusianya dia sudah mencukupi untuk masuk ke Akademi di Ibu Kota. Tapi sayangnya…”

“Ketua Ya, tidak bisa kah anda membawa satu orang lagi, membawa Chen’er kesana.”

Jian Ya tersenyum tipis. “Aku tidak bisa pilih kasih untuk membawanya kesana tetapi jika Senior Wu ingin aku memilihnya masuk Akademi dia harus layak untuk masuk kesana.”

Selalu ada kuota pertahunnya pada setiap Klan untuk memasukan seseorang ke dalam Akademi. Di tahun ini Jian Ya telah memilih anak-anak itu dan sekarang kuotanya telah penuh.

Jian Ya tidak memilih Jian Chen karena terlalu muda, biasanya dirinya akan menunjuk anak berusia 15-17 tahun terlebih dahulu.

“Layak? Jadi Chen’er masih ada harapan untuk masuk?” Merasa ada pengecualian, Jian Wu menjadi punya harapan kembali.

Jian Ya mengangguk. “Aku harus mengetes kemampuannya dengan bertarung langsung denganku. Jika Chen’er memiliki kemampuan yang sesuai dengan kriteriaku, tidak sulit untuk memasukkanya ke Akademi.”

Mendengar itu pandangan Jian Wu beralih pada istrinya untuk meminta pendapat, Jian Ran mengangguk pelan dan menyutujuinya.

“Chen’er, kau bisa?” Jian Wu lalu menoleh pada anaknya yang segera diangguki olehnya.

Jian Ya dalam hati tertawa kecil. Sebenarnya maksud utama dirinya kesini adalah ingin melihat dan mengetes kemampuan Jian Chen.

Di samping halaman tempat biasa Jian Wu berlatih, kini Jian Ya dan Jian Chen tengah saling berhadapan. Jian Chen telah diberitahukan hari sebelumnya oleh orang tuanya ada kemungkinan ia harus menunjukkan kekuatannya di depan J ian Ya.

“Chen’er, kau bisa memulainya terlebih dahulu, aku akan melihat kemampuanmu dulu…”

Jian Chen mengangguk. “Kalau begitu mohon bimbingannya ketua.”

Jian Chen bergerak maju sambil memberikan serangan tangan kosong, dengan menggunakan pukulan dan tendangannya Jian Chen bisa membuat Jian Ya jadi waspada.

“Tarian Bunga Lotus?!” Mata Jian Ya terbuka lebar saat mengenali teknik yang digunakan Jian Chen. Ia melihat kesisi lain tepat ke arah Jian Ran yang tengah menonton karena ini adalah teknik yang berasal darinya.

‘Jadi, Chen’er ini seorang ahli tangan kosong, kupikir dia akan menjadi ahli pedang seperti ayahnya.’

Jian Ya berpikir sambil menghindari serangan Jian Chen dengan mudah, bukan karena Jian Chen tidak benar menggunakan tekniknya lebih jelasnya Jian Ya sudah hafal teknik tersebut.

Bisa dibilang Jian Ya juga bisa menggunakan teknik itu jadi dia tahu kelemahannya secara langsung.

Disisi lain, Jian Chen tersenyum tipis, ia hanya bisa menggunakan ilmu beladiri yang diajarkan ibunya. Kalau bukan takut orang tuanya curiga, ia punya teknik yang mematikan yang membuatnya menang lebih mudah.

Merasa sudah cukup menghindar kini Jian Ya melepaskan serangan balasan yang membuat Jian Chen berubah posisi bertahan.

Serangan demi serangan Jian Ya tunjukan namun setelah beberapa saat tidak ada yang bisa mengenai Jian Chen. Bahkan seolah Jian Chen mengindari serangan itu dengan mudah.

Jian Ya bahkan sudah serius menggunakan ilmu tangan kosong terbaikya tetapi tidak ada yang bisa menyentuh Jian Chen.

Ada satu kemungkinan tentang hal ini yaitu karena lawannya memiliki pemahaman yang mendalam soal ilmu tangan kosong.

Tentu saja Jian Ya tidak menggunakan tenaga dalam saat menyerangnya, bukan hal sulit untuk mengalahkan Jian Chen kalau dalam pertarungan sebenarnya. Lagian ilmu tangan kosong bukan keahlian asli Jian Ya.

Disisi lain, Jian Chen terus menghindarinya dengan gerakan seminimal mungkin. Jian Chen mungkin tidak bisa menyerang lawannya tetapi kalau menghindar baginya tidaklah sulit.

“Ran’er aku tidak menyangka kamu akan melatih Chan’er sehebat ini, dia bahkan bisa menghindari serangan Ketua Ya begitu mudah.” Jian Wu yang menonton sangat takjub dan terkejut.

Jian Ran tersenyum tipis, memilih tidak menjawabnya. Jikalau suaminya tahu dihari ia melatih Jian Chen, mungkin terkejutnya sekarang hanyalah permulaan.

Masih teringat dihari pertama Jian Ran mengajarkan anaknya ilmu tangan kosong, setiap ia menunjukkan tekniknya pada anaknya, Jian Chen langsung bisa menirunya secara sempurna dalam sekali percobaan.

Bahkan saking sempurna teknik yang ditiru Jian Chen, Jian Ran jadi mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang ilmu tangan kosong.

“Chen’er, kau bisa masuk ke akademi tahun sekarang...”

Jian Ya tidak harus menang dalam mengakhiri pertandingan ini, setelah mengetahui Jian Chen sangat berbakat dia memutuskan untuk menerimanya sebagai kandidat yang akan masuk ke Akademi.

Jian Chen tersenyum bahagia mendengar itu, ia langsung membungkuk dan mengucapkan terimakasih berulang-ulang.

“Tidak perlu seperti itu, Chen’er.” Jian Ya tersenyum hangat. “Sudah sepatutnya orang berbakat sepertimu memang layak ke Akademi Ibu Kota.”

Ibu Kota yang dimaksud Jian Ya adalah Kota Qianshan yang merupakan Ibu Kota dari Provinsi Naga Petir. Provinsi Naga Petir sendiri merupakan salah satu dari 12 provinsi dari Kekaisaran Naga yang ada dibenua timur..

Kekaisaran Naga adalah salah satu kekaisaran berbentuk kepulauan, jika seseorang melihat wilayah Kekaisaran Naga dari jauh maka mereka akan menemukan bahwa wilayah 12 provinsi seperti pulau-pulau yang saling berdekatan dan melingkar dengan satu pulau ada ditengahnya.

Ada 12 pulau yang dimana setiap pulau itu adalah sebuah provinsi, seperti Provinsi Naga Angin, Provinsi Naga Tanah, Provinsi Naga Es, dan provinsi 8 lainnya. Tempat Jian Chen sekarang adalah Provinsi Naga Petir.

Ada satu pulau yang memiliki wilayah yang cukup besar di tengah-tengah 11 pulau yang mengelilinginya. Pulau itu adalah Provinsi Naga Api, ibu kota dari Kekaisaran Naga.

Dikehidupan sebelumnya Jian Chen pernah berkelana ke berbagai provinsi yang membuatnya mengenal dunia cukup luas. Provinsi yang ia tinggal saat ini bahkan memiliki luas yang tidak seberapa dengan provinsi lainya.

Jian Wu dan Jian Ran kemudian menghampiri setelah dirasa pertandingannya selesai. Mereka sudah mendengar bahwa Jian Chen telah diterima dan akan masuk Akademi sehingga keduanya mengucapkan terimakasih sangat dalam.

Memasukan seorang anak ke akademi adalah sebuah kebanggan pada orang tuanya, Jian Chen bahkan diumur 14 tahun sudah bisa memasukinya sedangkan umumnya harus 15 tahun.

“Tidak perlu sungkan, Bibi Ran, Senior Wu. Chen’er adalah anak berbakat justru jika kita mengekangnya disini setahun lagi membuatnya tidak berkembang semestinya.”

Di Akademi seseorang akan belajar banyak hal dan salah satunya adalah ilmu beladiri. Membiarkan Jian Chen masuk lebih cepat adalah pilihan yang tepat karena dapat membuatnya lebih berpotensi.

“Kalau begitu Ketua Ya, bisakah anda menghadiri jamuan makan malam. Istriku akan memasakan yang enak sebagai rasa terimakasih kami.” Jian Wu berucap sambil memberi hormat yang paling dalam.

“Benar Ketua Ya, bukankah anda suka makanan laut. Aku akan memasaknya untukmu yang banyak.” Jian Ran juga menambahi.

Jian Ya sebenarnya ingin menolak tetapi melihat keluarga didepannya begitu tulus untuk menjamunya rasanya begitu sulit untuk menolak.

1
Roni Sakroni
biar anggota sedikit tp yg penting berkualitas
Roni Sakroni
tambah tampan
Roni Sakroni
lanjutkan
Renso Anamar
KEREN
Renso Anamar
Luar biasa
Renso Anamar
lanjut
Renso Anamar
cool
Samsul Booyah
Luar biasa
Al Mustaqim Qurthuby
lanjuut
Yurnalis Yurnalis
apa gunanya 7buah apel surgawi thor
Al Mustaqim Qurthuby
ada perasaan suka kayaknya
Renso Anamar
keren awalnya, semoga tetap keren sampai akhir
similikiti
Luar biasa
Al Mustaqim Qurthuby
tepat waktu
Al Mustaqim Qurthuby
bunuh tanpa ampun..
Al Mustaqim Qurthuby
mantap jian
Anonymous
ok
Nym Kusuma
mantap...
Muhammad Amri
tks min
Keybe
thor klo cerita ini lanjut..kabar in di episode ini ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!