Ketika dua insan penuh luka di pertemukan febian tereca gadis dengan senyum indah nya namun menyimpan luka di dalam hati nya dengan jonathan christian wijaya lelaki tegas berwibawa membawa kisah pilu di dalam hidup nya akankan mereka berakhir bahagia atau akan semakin terluka
"tata hanya ingin bahagia kenapa susah banget" Jonathan christian.
"aku juga berantakan tapi tidak pernah meminta orang lain untuk memahami ku" febian tereca.
"kita adalah dua luka yang berakhir duka" best x bad house
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsnotme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
suara bising peralatan dapur mengusik tidur gadis manis yang tengah menyelami alam mimpi.
"ca bangun ini udah pagi masuk jam berapa kamu?" perintah nenek febi.
febian tereca, bentar itu nama panjang nya dah aneh nya kenapa nathan bisa memberinya nama panggilan yang hampir sama dengan nama panggilan khusus untuk keluarga.
"caca libur nek" gumam nya dengan mata yang masih berat.
"setidaknya bangun dulu tidak baik anak gadis bangun siang" sahut nenek nya.
"bangun mandi sarapan buruan sana" perintah sang nenek.
tanpa membantah febi bergegas bangun dari tidur nya melangkah ke kamar mandi. Setelah 15 menit berlalu dia keluar dengan segar.
treng.
Nathan: cacang udah bangun?
Febi: udah barusan
Nathan: cacang masuk shift apa?
Febi: aku libur hari ini
...****************...
Febi: aku libur hari ini
Membaca hal itu nathan segera menelpon febi.
"kamu libur hari ini?" tanya nya pada febi.
"iyah kebetulan hari ini jadwal ku libur mungkin ke cafe sebentar buat chek terus pulang" jelas febi.
"kalau gitu gimana kalau kita jalan?" antusias nya sangat ketahuan.
"jalan? Kemana emang nya?" tanya balik febi.
"kamu mau kemana ke mall ayuk?" pikir nathan mumpung dia ada uang kenapa tidak mengajak febi ke tempat yang sedikit lebih bagus.
"aku engga suka ke tempat kayak gitu" ungkap febi, memang dia tidak menyukai tempat ramai dan dingin seperti itu dia lebih suka tempat yang asri.
"emm nongkrong di resto?" tanya nathan lagi. Dia tengah mencari apa yang bisa membuat febi terkesan dan menyukainya.
"engga deh ini masih pagi masak iyah makan di restoran" jawab febi.
"terus kemana dong ke mall kamu ga suka ke resto masih pagi mau ngopi juga ini baru jam berapa" putus aja nathan mencari hal yang di gemari oleh febi.
"temenin aku yuk main ayunan di taman flora" ajak febi.
"ayunan? Taman flora? Dimana?" tanya nathan beruntun.
"ada di deket nya nginden ehh sukolilo ehh ga tau deng aku tau jalan nya ga tau nama jalan nya" ujar febi mendengar itu nathan tertawa.
Bagaimana bisa ada orang seperti pacar nya ini ohh untung hanya punya dia saja.
"aaa jangan ketawa mau engga kalau ga mau gapapa aku di rumah aja" febi kesal ditertawakan seperti itu.
"iya iya cacang siap² gih tata jemput" balas nathan dengan lembut.
......................
Memerah pipi febi mendengar suara nathan yang lembut itu.
usai mengakhiri telpon suara itu febi bersiap siap namum sebelum itu.
"ca sarapan dulu mau kemana udah siap aja ?" tanya nenek.
"mau keluar sebentar sekalian ke cafe nge chek stok" jawab febi
"iya tapi dimakan dulu ini makanan nya" ngotot nenek. Karna febi ini tipe orang yang gampang sakit jika telat makan pasti akan langsung ambruk jika kelelahan.
"iya nek" febi memakan nasi nya dengam hikmat sampai tiba².
Tok tok tok.
Mendengar suara pintu di ketok nenek berjalan kearah pintu dan membuka nya. Ternyata di balik pintu terdapat seorang pemuda berpakaian jaket hitam polos lengan panjang dan celana jins panjang warna hitam.
"cari siapa yah nak?" tanya nenek pada pemuda itu.
"cari ca, maksud saya saya cari febi mek. Febi nya ada?" jawab pemuda itu dari arah pintu dia bisa melihat punggung febi yang membelakangi nya.
"ohh ada ayo masuk dulu" ajak nenek menuntun pemuda itu duduk di samping febi.
Merasa pergerakan di samping nya febi menoleh memelototkan mata nya melihat pemuda itu.
"nathan ngapain disini?" tanya febi dengan raut muka bingung.
"jemput cacang lah apa lagi?" tanya nathan balik
"tapi kenapa sampai masuk rumah kan biasa nya cuma di depan" ujar febi, please kalau sampai masuk rumah berarti nenek pasti kenal nathan duh pasti repot nanti dia aja belum yakin sama nathan.
"biarin toh ca kan lebih sopan kalau dia jemput nya masuk rumah baru itu nama nya cowok" bukan bukan nathan yang berucap seperti itu melainkan nenek nya.
aish shibal. ucap febi dalam hati.
Mengabaikan ucapan sang nenek febi berjalan ke arah dapur guna mencuci piring kotor nya.
Setelah selesai dia menghampiri nenek mya dan nathan yang sedang berbincang.
"udah ayo berangkat" ucap nya dengan seraya mengampai tas nya yang ada di gantungan baju.
"nenek nathan berangkat yah pinjem caca nya sebentar" pamit nathan dengan menyalimi tangan nenek.
"iyah hati² lho yah jangan aneh²" ucap nenek.
"caca berangkat nek" pamit febi.
Febi dan nathan berjalan keluar rumah beriringan setelah sampai di depan motor nathan mengambil helm dan memakaikan nya di kepala febi.
"aku bisa sendiri ta" hendak mengaitkan helm itu.
"kalau ada tata kenapa cacang harus sendiri," sahut nathan. "serahin semua nya ke tata oke" nathan menggedipkan mata nya guna menggoda febi.
"iya deh" jawab febi pasrah.
Menaiki motor dan menjalankan nya ke arah jalan raya. Hening sejenak belum ada yang menemukan topik untuk diperbincangkan.
"nenek kamu asik yah ca" celetuk nathan. "pengen deh punya nenek kayak nenek nya cacang". lanjut nya.
"emang nenek tata kemana?" tanya febi. Sebab meski mereka telah resmi menjalani hubungan dia masih baru mengenal nathan dan belum tau banyak soal pemuda itu.
"nenek ada cuma engga kayak nenek nya cacang" jawab nathan.
"engga kayak nenek gimana maksud nya?" febi tidak faham dengan apa yang di maksud nathan.
"nenek nya tata udah pelupa sama anak nya aja lupa apa lagi sama cucu" di sana terdengar nada sedikit kesal yang keluar dari mulut nathan.
"ohh pantas dong kan udah tua itu nama nya faktor u" canda febi mengurangi aura tegang yang di ciptakan nathan.
faham akan hal itu nathan segera menyahuti nya dengan candaan pula. "iyah faktor usia" jawab nya.
Asik dengan topik pembahasan febi tidak sadar bahwa kini dia dan nathan sudah berada di parkiran tempat tujuan nya.
"kamu bilang ga tau tempat nya kok tau parkiran nya" sinis febi.
"aku tadi berangkat lewat nginden sekalian nge maps cari tau ternyata taman flora tuh disini." jelas nathan dengan kekehan nya.
"masak begitu" ejek nya dengan ekspresi yang menurut nathan itu sangat lucu.
"iya dong" balas nathan dengan gaya yang sama.
"udah ah ayo masuk" nathan mengandeng tangan febi untuk memasuki taman itu dan febi hanya diam dan menurut.
"ayunan nya dimana?" tanya nathan bingung melihat kanan kiri nya yang penuh dengan pepohonan asri. Dia ingat febi ingin kesini karna ingin main ayunan.
"ada ayok ikut aku" febi menarik tangan nathan untuk mengikuti nya.
"cacang suka tempat kayak gini?" melihat raut gembira yang jarang belum pernah ia lihat sebelum nya. Melihat ke arah yang di lihat febi di sana terdapat beberapa ayunan hanya saja sudah ada yang memakai nya.
Nathan terus mengikuti langkah kaki febi dan terhenti di sebuah ayunan kosong, febi segera duduk dan memainkan nya.
"iyah aku suka tempat kayak gini sejuk" jawab febi dengan asik bersama ayunan itu.
nathan hanya melihatnya dengan memasukan kedua tangan nya ke dalam saku celana nya.
"cacang tau dari mana tempat ini?" tanya nathan lagi.
"dulu aku sering ke sini dulu namanya bukan taman flora tapi kebun bibit" balas febi.
Mendengar itu nathan menaikan satu alis mata nya dia curiga. "sama siapa?" sarkas nya.
"sama mama" jawab febi tanya melihat ke arah nathan dia fokus kedepan di sana terdapat pemandangan yang menurut nya indah.
Nathan melihat ke arah pandangan febi disana terdapat piknik keluarga kecil ada satu anak laki² bapak dan ibu nya mereka sedang bersendang gurau.
"kenapa engga ke sini sama mama lagi?" tanya nya. Entah mengapa nathan merasa tidak enak menanyakan hal itu.
"mama yah" febi menunduk melihat ke arah kaki nya.
"mama udah meninggal 5 tahun yang lalu waktu aku masih smp" jelas febi.
Ohh tidak nathan telah melakukan kesalahan bagaimana bisa dia tidak tau hal ini padahal dia bisa saja bertanya kepada agam atau gebby soal ini supaya tidak menyinggung febi.
"maaf tata engga tau" nathan berjongkok tangan nya mengelus punggung tangan febi dan mata nya menatap mata febi terdapat pesan tidak terbaca di balik binar mata itu.
"its okey ta lagian itu juga udah lama" ucap febi dengan senyum manis nya.
" tata boleh tau semua tentang cacang engga?" tanya nya hati², dia tidak ingin menyinggung perasaan febi.
"sebagai ganti nya nanti cacang tanya apa aja free gratis tata jawab" mendengar itu febi tertawa ringan.
"bisa aja kamu emang kamu mau tanya apa?" tanya febi.
" emm soal dimas?" tanya nathan pelan.
Maaf yah gaes kalau cerita ku agak agak ini first aku nulis soal nya makasih udah mampir😅