Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 017
Sesi makan malam telah usai. Dengan kecepatan sedang , Derry mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat. Entah mengapa , malam ini rasanya seperti ada sesuatu yang ia rasakan.
Lelaki itu sebenarnya masih ingin bersama gadis itu lebih lama lagi. Ya , tentu saja karena ia akan berpisah untuk beberapa hari kedepan.
Aera tampak menatap jalanan yang sepertinya jalurnya tidak ia mengerti tujuannya kemana. Ia melihat ke luar jendela , benar saja ternyata langit memang sedang cerah dan menampakkan beribu bintang yang berkerlap-kerlip.
Tanpa sadar , gadis itu tampak tersenyum. Sudah lama sekali ia tidak menikmati keindahan malam hari seperti ini.
Mobil hitam itu berhenti di sebuah parkiran. Taman kota yang selalu menarik karena keindahannya , membuatnya menjadi tempat favorit untuk melakukan banyak hal. Disini pula tempat untuk sekedar berjalan-jalan yang sangat bagus dan tentunya sangat romantis.
Kenapa romantis ? Ya karena ditaman ini suasananya sangat nyaman. Sangat pas untuk menenangkan pikiran.
"Kamu mau beli apa ?" ucap Derry pada Aera sebelum masuk ke area taman. Ia melewati beberapa kedai yang menjual berbagai macam aneka makanan dan minuman.
"Apa ya , kan kita udah makan baru aja." ucap Aera.
"Kita beli minuman aja kalo gitu. Mau minum apa ?" ucap Derry pada Aera.
"Eum mau jus aja." ucap Aera sembari menunjuk kedepannya.
"Ayok. Mau jus apa?" ucap Derry yang kemudian menghentikan langkahnya didepan kedai yang menjual berbagai macam jus buah itu.
"Mau jus strawberry." ucap Aera.
"Bu ,jus strawberry aja satu ya." ucap Derry kepada ibu-ibu yang sedang berjaga itu.
"Baik mas mbak , ditunggu sebentar ya." ucap penjual itu yang kemudian langsung membuatkan jus strawbery yang Aera pesan.
"Pak Derry nggak mau jus?" ucap Aera mendongakkan kepalanya untuk menatap lelaki itu.
"Saya mau beli kopi." ucap Derry dengan tersenyum sambil menunjuk kedai kopi yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Entah kenapa , didalam lubuk hati Aera yang paling dalam , sekelebat desiran halus terasa kala tatapannya bertemu sesaat.
Aera diam lalu pandangannya beralih memperhatikan strawberry di dalam blender yang mulai halus. Jus di tuang ke dalam gelas cup , dan selesai sudah jus itu.
"Jusnya sudah jadi mbak." ucap ibu penjual jus sembari menyerahkan kantong plastik berisi segelas jus beserta sedotannya.
"Ini bu uangnya , kembaliannya buat ibu aja." ucap Derry sembari menyerahkan selembar uang berwarna biru.
"Wah mas , terimakasih banyak ya. Semoga kalian sehat selalu lancar rezekinya dan juga bahagia." ucap ibu itu dengan penuh syukur dan doanya sungguh membuat Aera merasa kikuk sendiri.
"Terimakasih ibu." ucap Derry dengan tersenyum manis.
"Saya mau beli kopi dulu , mau ikut ?" ucap Derry dengan menatap Aera sesaat.
"Ikut." ucap Aera dengan singkat sembari menganggukkan kepalanya dua kali.
Derry tersenyum dan mengajak Aera menuju kedai kopi itu. Aera pun mengikutinya dengan senang hati.
"Mas , pesan coffee cappuccino satu. Panas aja." ucap Derry memesan.
Derry pun mengalihkan pandangannya pada gadis cantik di sampingnya itu. Ia menusuk sedotannya pada cup atas gelas berisi jus strawbery itu. Sepertinya jus itu memang sangat nikmat. Lelaki itu tersenyum , namun sayang sekali senyuman itu tidak terlihat oleh Aera.
Beberapa saat kemudian , kopi sudah tersaji. Derry dan Aera masuk ke area taman dengan melangkah secara perlahan sembari menikmati udara segar malam hari.
"Saya udah lama banget nggak kesini , ternyata taman ini makin indah. Bapak sering kesini ?" ucap Aera dengan memandang sekeliling.
Derry tampak melirik kanan dan kiri , orang-orang berlalu lalang meskipun tidak begitu ramai.
"Aera , tolong jangan panggil bapak. Saya udah bilang berapa kali coba ? Malu di dengar orang-orang. Kita itu di luar jam kerja. Kamu nggak perlu panggil saya bapak." ucap Derry dengan tenang sembari menatap Aera yang tampaknya sedang mencoba mencerna kata demi kata yang ia dengar.
Ya , Derry memang sudah berulang kali menolak panggilan itu ketika sedang berada di luar kantor atau jam kerja. Aera hanya bingung harus bagaimana cara memanggilnya agar terdengar tidak aneh saat di dengar.
"Euummm... Gimana ya , nggak sopan dong jadinya?" ucap Aera yang sepertinya sedang berfikir panjang.
"Nggak masalah." ucap Derry yang kemudian menyeruput kopinya.
"Marah nggak kalau saya pakai sebutan lo gue?" ucap Aera dengan tenang lalu tersenyum.
"Apa ? Nggak mau lah." ucap Derry menolak mentah-mentah.
Aera menyembunyikan tawanya , apa maunya lelaki itu ?
"Saya capek , duduk dulu yuk di sana. Sebentar." ucap Aera sembari menunjuk kursi taman yang kosong.
"Ayok." ucap Derry menuruti kemauan Aera.
Aera duduk dengan sempurna namun Derry masih berdiri di sampingnya sembari menatap layar ponselnya. Entah ada apa dengan ponselnya tadi.
"Kalau di Jogja itu banyak tempat wisatanya ya?" Ucap Derry yang kemudian ikut duduk di samping Aera.
"Banyak banget. Pantainya banyak , candi-candi , wisata bukit di malam hari, pusat kota , alun-alun , wisata alam dan masih banyak lagi. Kalau lagi di Jogja , pasti bakal bingung deh mau liburan kemana , bagus semua tempatnya." ucap Aera dengan tersenyum.
"Kalau kamu , besok rencananya mau liburan kemana ?" ucap Derry dengan tenang dan memandang kesamping.
"Saya pengen banget ke pantai. Dulu saya sering banget main kesana bareng temen-temen. Jadi nggak sabar pengen cepet-cepet pulang." ucap Aera bercerita yang tampaknya membuat Derry menatapnya dengan tatapan datar.
"Jangan-jangan , disana ada yang nungguin kepulangan kamu ya selain keluarga kamu?" ucap Derry.
" Hah? Siapa? Enggak kok nggak ada." ucap Aera dengan menggelengkan kepalanya.
"Jangan bohong." ucap Derry yang kemudian mengalihkan pandangannya lurus ke depan.
"Nggak bohong tauk. Emangnya kenapa , apa juga urusannya?" ucap Aera dengan heran kenapa bosnya bertingkah aneh seperti ini.
Lelaki itu kembali menatap Aera lekat-lekat.
"Ingat ya jangan macem-macem selama kamu di sana. Jangan pergi sama cowok." ucap Derry dengan santai namun masih terdengar sedikit kaku.
Aera mengernyitkan dahinya , apa maksudnya ? Jujur saja , ia ingin sekali mengetahui bagaimana perasaan lelaki itu kepada dirinya. Namun bagaimana caranya ?
"Permintaan macam apa itu ? Kamu melarang saya , tapi atas dasar apa ? " ucap Aera dengan tenang.
"Emang kenapa ? Berarti bener kan kamu mau pulang karena ada seseorang yang lagi nungguin kamu ?" ucap Derry dengan santainya. Namun tampaknya raut wajah lelaki itu tidak benar-benar bisa menyembunyikan ekspresi yang sebenarnya sedang ia tahan.
"Seharusnya kalau hubungan kita itu memang hanya sebatas rekan kerja , nggak baik sih kalau saling ikut campur urusan pribadi masing-masing." ucap Aera dengan puas bisa mengucapkan kata-kata menjurus itu.
Derry memutuskan tatapannya. Ia meminum kopinya yang sudah hampir dingin. Ia bingung harus berkata bagaimana. Perasaan yang ia tahan itu semakin lama semakin menjadi-jadi saja.
Derry kembali menatap wajah cantik gadis itu yang sedang menikmati minumannya. Menggemaskan sekali gadis itu. Rasanya ia ingin sekali menerkamnya saat itu juga.
Namun ia tidak bisa melakukan keinginannya. Ia melihat di sekelilingnya , banyak orang yang masih berjalan-jalan. Derry mengurungkan niatnya , ia menyandarkan punggungnya pada kursi. Kembali lagi ia meminum kopinya.
"Jujur itu lebih baik walaupun terkadang kejujuran itu menyisakan sesuatu yang menyakitkan." ucap Derry dengan tenang.
Aera tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya di maksud oleh lelaki itu. Ia memandang kesamping dimana lelaki itu berada.
"Sebagian besar lebih milih diam , kebanyakan cewek begitu sih. Soalnya takut nggak sesuai ekspektasi. Apalagi soal cinta , nggak mudah bagi cewek buat langsung ungkapin perasaannya. Untuk malam ini , apa nggak ada yang mau di ungkap?" ucap Aera dengan seksama menatap lelaki itu yang terlihat tampak sedang berfikir.
"Ada." ucap Derry dengan singkat namun terdengar tampak begitu berat.
"Apa?" ucap Aera yang tampaknya sangat penasaran.
"Nggak sekarang." ucap Derry dengan santainya mengacak puncak kepala Aera.
"Ck, kebiasaan ! Jadi berantakan kan." ucap Aera dengan meletakkan gelasnya di kursi.
Gadis itu tampak merapikan rambutnya kembali lalu mengumpulkannya menjadi satu. Sebelum ia benar-benar menemukan jedai nya , ia melepaskan kembali rambut panjangnya tergerai begitu saja. Ya , lelaki itu menatapnya dengan tatapan mata yang begitu tajam. Seolah mengisyaratkan bahwa ia tidak suka.
"Nggak jadi deh , udah jangan gitu lihatnya ! Takut ih ngeri." ucap Aera dengan bergidik yang kemudian bangkit dari duduknya untuk berdiri. Ia menatap langit yang penuh bintang.
Derry menghela nafasnya kasar. Ia menatap Aera dari belakang. Ia pun memutuskan untuk menghampirinya.
Aera tampak begitu terkejut oleh tangan kokoh itu yang kini merangkul bahunya. Lelaki itu berdiri di sampingnya sembari menatap jauh ke langit.
Ada apa dengan lelaki itu ? Perlakuannya sungguh tidak bisa di tebak sama sekali.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......