"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"
"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.
"Apa yang saya tidak tau?"
"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.
"Besok besok gak usah temui Leya!"
"Kalau saya mau ketemu?"
"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"
"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ingin bebas
Sekarang Ama dan Ria hidup di desa seperti yang Leya lakukan dulu, ternyata menurut nya ini tidak lah buruk, bahkan mereka lebih merasa nyaman di sini. Tidak hanya tempat yang indah, bahkan lingkungan pun juga indah. Banyak orang yang sangat ramah membuat kesan baik padanya.
Ini adalah hari kedua mereka di desa, Leya mengajak teman nya pergi untuk berkeliling. Tentu saja hal itu membuat teman nya kegirangan.
"Main ke bukit aja." saran Ria.
Leya mengangguk setuju, mereka berjalan kaki untuk pergi. Lumayan jauh, hal itu membuat Ama dan Ria kelelahan sedangkan Leya gadis itu sudah terbiasa.
Tidak lama mereka sampai, sudah pasti langsung berfoto foto dan memposting nya di Instagram. Baru saja mempostingnya sudah ramai komentar mengatakan mereka izin hanya untuk liburan.
Ama melupakan hal itu, dengan cepat dia mengarsipkan postingan nnya itu.
"Goblok Lo" Ketus Ria.
"Berati besok kita pulang ya?" tanya Leya.
"Gak dong, kita pulang malam ini aja! Jadi besok kita bisa istirahat nah besoknya lagi masuk sekolah." tawar Ria.
"Gue setuju sih,barati hari ni kita puas puasin dulu di sini. Habis ini gue pengen main air deh." sahut Ama.
Mereka pergi keliling, tidak peduli capek nya perjalanan mereka tetap saja kekeuh untuk berkeliling. Ya Leya hanya menurut saja perkataan teman nya, tidak terasa hari sudah mulai sore akhirnya mereka kembali dan bersiap untuk pulang ke kota.
"Loh cepet banget pulang nya." ucap Ibu Leya.
"Kita gak bisa libur lama Bu, sekolah udah masuk dari kemarin." ucap Leya pelan.
"Hum, baiklah! Lain kali ke sini lagi ya." ucap sang ibu ramah
Ketiga gadis itu mengangguk kepalanya paham, sekarang sudah pukul 19:50. Mereka langsung berpamitan dan pergi.
"Jalanan sepi banget dah kalau malam." ucap Ria ketakutan.
Posisi mereka sekarang ada Ama yang sedang menyetir dan Leya di sebelah nya lalu Ria di belakang.
"Mampus Lo di belakang." Ama menakut nakuti Ria.
"Apa sih Lo." kesal Ria.
Sepanjang perjalanan mereka menatap luar yang memang sangat sepi, mungkin karena area sini tidak ada rumah rumah. Leya terdiam menatap suatu tempat di mana dia menolong Erick saat itu. Leya menatap sedih dirinya sendiri, kenapa kebaikan nya harus menjadi rasa sakit untuk nya.
"Leya, Lo kenapa?" tanya Ama.
"Leya gakpapa, cuma keinget ibu aja." bohong Leya.
"Gue juga kalau jadi Lo bakal sedih, jauh dari orang tua! Kenapa gak ajak aja ibu Lo ke kota?"
"Udah, tapi ibu gakmau."
"Oh ya udah, kalau gitu Lo yang sering sering jenguk ibu Lo. Kalau Lo gak berani sendiri ajak kita"
"Makasih ya." ucap Leya tersenyum singkat.
Leya mulai mengantuk, tapi dia tidak enak pada Ama yang menyetir. Sedangkan Ria, gadis itu sudah tertidur dari tadi. Terpaksa Leya harus tetap bangun.
Sedangkan di sisi lain Damian tinggal di apartemen Leya, dia cukup gila menunggu kepulangan gadis itu. Namun dia tidak tau jika Leya pulang hari ini.
Leya sudah masuk area kota, sekarang Ama mengantar Leya terlebih dulu ke apartemen gadis itu. Lalu mengantar Ria untuk pulang.
"Makasih ya, hati hati." ucap Leya tersenyum ramah
"Oke, see u Leya!"
Leya merasa pinggang nya sedikit sakit. Ah dia terlalu lama duduk di mobil, setelah itu Leya berjalan menuju ke apartemen nya. Dia selalu membawa kunci cadangan itu
Leya kaget melihat apartemen nya yang sudah berantakan, padahal sebelum pergi dia sudah membersihkan nya. Leya berjalan menuju kamar lagi lagi dia kaget melihat Damian sudah berbaring di sana
"DAMIAN!" teriak Leya
"Hah" Ucap Damian terbangun.
"Leya sakit pinggang mau tidur!" tekan Leya.
"Saya ngantuk, Leya!" tekan Damian kembali menutup matanya.
Leya merasa kesal, akhirnya dia membereskan area ruang tuan dan tidur di sofa. Leya merasa nyaman karna sofa tak kalah empuk dari kasur nya.
Baru memejam kan mata beberapa saat, Damian sudah menarik nya.
"Pulang gak bilang bilang ya? Kamu tauu jika jalanan di sana sepi hah?!" oceh Damian.
"Kan Leya udah sampai juga, udah ya Leya mau tidur." ucap Leya kesal.
"Kenapa tidur di sofa?"
"Kamu masih tanya kenapa? KAMU TIDUR DI KASUR LEYA."
"Saya sudah bangun, pindah ke kasur!" perintah Damian.
"Gak mau berserakan."
"Udah saya bersihkan Leya, cepat pergi." ucap Damian mendorong gadis itu, Damian langsung merebahkan dirinya di sofa
Leya tersenyum dan berlari menuju kamar nya, dia langsung tertidur pulas, hingga dia bangun kesiangan. Sekarang sudah pukul 8:13
Leya berlari dapur berniat menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Damian, namun ternyata pria itu sudah menyelesaikan masakan untuk dirinya dan Leya.
Leya cengengesan tidak jelas, dia pergi mencuci muka nya dan makan bersama Damian. Gadis itu langsung mencari handphone nya dan membalas pesan teman nya
Damian yang melihat itu sedikit emosi, dia melepaskan sebuah gelas hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Leya langsung melepas handphone nya dan menunduk kan kepalanya takut
"Jika sedang makan jangan sibuk bermain handphone!" tekan Damian.
"Y-ya, Leya minta maap."
Damian menyelesaikan makanan nya, dan langsung melenggang pergi meninggalkan gadis itu. Belakangan ini emosinya memang sangat tidak stabil.
Leya menghela nafas nya gusar, dia benar benar takut melihat Damian yang tengah marah seperti itu. Entah lah, tiba tiba keberanian nya menghilang begitu saja
Tidak lama teman nya menelpon jika mereka sudah berada di depan apartemen Leya, Leya langsung berlarii menyusuli mereka
"Leya, ke mall cus. Kali ini gue yang teraktir." ajak Ama.
"Aduh Leya belum izin ke Damian."
"Aelah, dekat juga." ketus Ria.
"Oke, Leya siap siap dulu. Kalian masuk la." ajak Leya.
Dengan cepat Leya langsung bergegas menuju kamar mandi nya, dia membersihkan tubuhnya cepat. Dan memilih pakaian untuk dia pakai nanti.
Setelah itu Leya mengoles beberapa make natural di wajah nya. Gadis itu terlihat segar dan ferfect.
"Leya udah."
"Nah, ayo kita gass." ucap Ama
Mereka langsung berjalan menuju mobil Ama, ah Leya merasa dirinya tidak sebosan dulu karna dia sekarang bisa keluar dan jalan jalan bersama teman teman nya
Mereka pergi ke Gramedia untuk memilih beberapa novel. Leya hanya memiliki beberapa novel fiksi dan begitupun teman nya.
Saat itu mereka memilih untuk belanja di mall. Namun saat Leya ingin masuk, seseorang menahan tangan nya dan menariknya begitu saja.
"Hebat ya, sekarang ingin bebas?" ucap Damian menatap Leya dengan tajam.
"Leya bosan di-"
"Leya! Kamu tidak tauuu di luar itu bahaya."
"Tapi leya juga gakmau diam di apartemen terus!" kesal Leya, kali ini dia berani membantah perkataan Damian.
"Saya sedang mengurus beberapa urusan, jika sudah selesai terserah kamu mau kemana. Tapi mengerti lah, jika seperti ini saya tidak bisa menjaga mu, Leya!" ucap Damian, suaranya mulai memelan.
"Oke, Leya pulang!" final gadis itu.
Damian tersenyum dan membawa Leya ke mobil, sedangkan Leya hanya memberikan pesan pada teman nya jika dia pulang duluan.