sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 3
malam itu ketika Keira berkata bahwa ia lelah, Reno langsung naik pitam. Amarah di matanya membara seperti api yang tak bisa dipadamkan, dan sebelum Keira sempat menyadari apa yang terjadi, Reno sudah menarik tubuhnya dengan kasar. "Aku capek, Ren," ia mengulangi, berharap Reno akan berhenti, akan mendengarkannya. Namun, yang ia dapatkan hanyalah dorongan keras ke arah tempat tidur.
Reno mendorongnya ke kasur dengan kekuatan yang membuat tubuh Keira terhempas. "Aku udah nggak tahan lagi, Ra!" serunya dengan nada yang begitu penuh nafsu dan amarah, membuat Keira merasakan takut.
"Reno, tunggu... jangan... ahh" ucapannya terhenti ketika bibir Reno dengan paksa mencium lehernya "ahhh..." gigi-giginya menggigit kulit halus Keira hingga terasa perik. Tangannya mencengkram bahu Keira, menahan tubuhnya agar tidak bisa bergerak. Keira berusaha meronta, mendorong tubuh Reno sekuat yang ia bisa, tapi percuma. Pria itu lebih besar, lebih kuat, dan terlalu penuh dengan keinginan yang tak bisa dilawan. "ahhh... cukup.. ren.. emm"
Keira menahan air matanya saat Reno memperlakukannya dengan cara yang begitu kasar dan egois. Bukan ciuman lembut, bukan pelukan hangat hanya dorongan penuh kemarahan dan keinginan untuk memiliki, tanpa peduli dengan apa yang Keira rasakan. Pakaian mereka terlepas, dan yang Keira rasakan
hanyalah rasa sakit, ketidak berdayaan, dan kehampaan.
Ia berusaha memalingkan wajahnya, menahan tangis yang hampir meledak. "ahhh... Aku nggak mau, Ren... tolong, berhenti," bisiknya lirik, tapi Reno tak mendengar, atau mungkin memilih untuk tidak peduli. Di matanya, kanya ada keinginan untuk menguasai, untuk memuaskan egonya yang terluka. "ahh.. sakit..pelan pelan.. "
"Aku sayang kamu, Ra... Aku butuh kamu... kamu milik aku," desahnya dengan suara rendah di telinga Keira, tetapi kata-kata itu tidak lagi terdengar manis. Kata-kata itu hanyalah jeratan yang semakin menjerat hati dan pikiran Keira.
Setelah semuanya selesai, Reno hanya berbaring di sebelahnya, tertidur seolah-olah tidak ada yang terjadi. Sedangkan Keira, ia hanya bisa terbaring kaku, tubuhnya terasa berat dan lelah. Matanya menatap kosong ke arah langit-langit. Perih yang dirasakan tak hanya di tubuh, tapi jauh di dalam hatinya. Ini bukanlah pertama kalinya Reno memperlakukannya seperti ini, tapi entah kenapa kali ini terasa berbeda-lebih menyakitkan, lebih menghancurkan.
Keira merasa hampa. Perasaan yang dulu ia rasakan terhadap Reno kini berubah menjadi sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Cinta? Itu bukan cinta. Hanya ketakutan yang mengurungnya dalam hubungan ini, ketakutan akan apa yang mungkin terjadi jika ia mencoba melawan, mencoba meninggalkan Reno.
"Kenapa semua ini terjadi padaku?" gumamnya pelan, suara yang hampir tak terdengar di antara kesunyian, Tubuhnya terasa dingin meski selimut menutupi dirinya. Air matanya mengalir pelan, membasahi bantal di bawah kepalanya. Ia merasa kotor, tercemar, dan tidak berharga
pagi harinya...
Hari ini, untuk pertama kalinya, Keira benar-benar merasakan kelelahan yang mendalam, seolah-olah semangat hidupnya sudah tercabut habis. Ia tidak ingin bangun, tidak ingin bergerak, dan yang paling ia inginkan saat ini adalah menghilang-lenyap dari dunia ini, dari hubungan yang penuh kekerasan ini, dan dari cengkeraman Reno yang semakin menyesakkan. Saat matahari semakin tinggi, Reno akhirnya terbangun. Dengan gerakan malas, ia melirik ke arah Keira yang masih terbaring kaku. "Ra, kamu kenapa diam aja?" tanyanya, suaranya terdengar biasa saja, seolah-olah tidak ada yang salah dengan apa yang ia lakukan semalam.
Keira menoleh pelan, menatap pria itu dengan pandangan kosong. "Nggak apa-apa," jawabnya lirih, menahan semua emosi yang berkecamuk di dalam dirinya.
"Bagus deh kalo nggak ada apa-apa. Aku mau mandi dulu," Reno beranjak dari tempat tidur tanpa sedikit pun rasa bersalah, dan berjalan menuju kamar mandi. Tak ada permintaan maaf, tak ada kata-kata penyesalan. Hanya rutinitas biasa, seolah-olah yang terjadi semalam hanyalah sesuatu yang normal.
Begitu pintu kamar mandi tertutup, Keira meneguk napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berpacu. Ini bukan pertama kalinya, tapi kali ini benar-benar membuatnya sadar, ia tidak bisa terus seperti ini. Kalau ia tetap bertahan, dirinya akan semakin hancur, hukan hanya fisik tapi juga mentalnya.
hampir mirip dengan hidupku
Semangat terus Authot
Jangan lupa mampit ya 💜