Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketika Abyan datang
Di Rumah Sakit.
Abyan dan Tata datang ke Rumah Sakit untuk menjenguk Zea, Abyan memaksa Tata untuk menemaninya karena dirinya tak ingin canggung saat mengobrol bersama Zea.
Mereka masuk ke ruangan yang di jelaskan perawat padanya, karena kemarin begitu Zea masuk Ruang Operasi dan Kean datang mereka langsung pulang.
"Ass... Assalamualaikum? Eh Mbak Zea ternyata satu ruangan sama Mas Al? " Tata terkejut begitu pula dengan Abyan.
"Walaikumsalam." Jawab Zea dan Al Jovano kompak.
"Hay, Gimana kondisi kamu? " Tanya Abyan sambil menaruh bunga di sisi Zea.
"Ehm, Baik. " Jawab Zea sekedarnya.
"Lain kali naik kudanya jangan kaya gitu dong, bahaya. " Nasehat Abyan pada Zea.
Al Jovano mengepalkan tangan geram, melihat Zea mendapat perhatian seperti itu dari laki-laki lain. Al Jovano semakin kesal saat melihat bunga itu di sisi Zea, Zea juga tak menolak pemberian Abyan.
"Ekhm." Al Jovano berdehem agar Zea sadar ada dirinya.
"Eh iya, sampai lupa kenalan." Tanya Abyan menatap Al Jovano lalu melangkah dan mengalami Al Jovano.
"Al." Jawab Al Jovano singkat dan dingin.
"Emm, ngomong-ngomong situ siapa Zea ya? Adik laki-lakinya ya?? " Tanya Abyan risi dengan tatapan Al Jovano padanya.
"Calon suami! " Jawab Al Jovano tajam, Abyan terkejut tapi kemudian tertawa, rasanya tidak mungkin sekali anak ingusan dan tampang sok oppa-oppa Korea kaya begitu calon suami Zea.
"Kenapa ketawa lucu?? Apa gak percaya?? " Al Jovano makin kesal dan judes.
Abyan menghentikan tawanya lalu menatap Zea, dia ingat betul jika Zea pernah berkata jika tak tertarik pacaran dan tak ingin menikah.
"Gak usah lihat calon istri gue ampe kaya gitu! " Tegur Al Jovano, rasanya hawa di rumah makin panas saat Abyan terus berada di ruangan itu.
"Astaga, Cukup deh bercandanya. " Kata Abyan masih tak percaya.
"Zee! " Al Jovano menatap Zea kesal, namun Zea justru tersenyum sambil mengangkat bahunya, Zea masih kesal karena Al Jovano masih belum mengutarakan niatnya kembali, tapi tiba-tiba saat ada Abyan baru mengatakan jika dia calon suaminya.
Sementara Tata hanya bingung menatap bergantian suasana yang aneh menurut dia, seperti ada suhu cinta dan cemburu yang panas di ruangan itu.
Tata tau betul Al Jovano bukan adik dari Zea, bahkan Tata pernah tak sengaja dengar pria yang terbaring itu sempat memaksa menikah dengan Zea waktu itu.
"Tata, Abyan, aku mau istirahat, kalian balik aja ya." Kata Zea kemudian memejamkan matanya.
"Baik Mbak." Tata paham jika kehadian Abyan tak di inginkan, tatapan Zea sekilas seolah memberikan perintah pada dirinya untuk membawa Abyan keluar.
"Owh, Ok. Cepat sembuh, kita balik. " Ucap Abyan lalu keluar bersama Tata.
Tinggalah Zea dan Al Jovano berdua di ruangan itu. Al Jovano duduk bersedekap sambil menatap Zea yang pura-pura memejamkan mata.
"Ckkk, udah pura-pura tidurnya!"
"Kenapa sih gak mau ngakuin aku? "
"Kamu udah berubah perasaanya? Cepet banget move on nya!"
"Ah.Zee!! " Al Jovano uring-uringan namun ingin menghampiri Zea kondisinya tak karuan.
"Ckk.Bawel! Emang coba situ siapa gue?? " Hah?? " Tanya balik Zea kesal pada Al Jovano.
Al Jovano diam jujur dirinya baru tersadar jika kemarin dirinya sudah menolak Zea dan memilih mundur dari lamarannya.
"Tuh kan! Tadi bilang calon suami sekarang gagu. Au ah capek." Zea memunggungi Al Jovano kesal.
"Zee." Al Jovano frustasi, kesal dengan kondisinya kesal juga dengan semua hal yang tak sesuai ekspektasinya.
"Kamu bertapa dulu sana. Pikir baik-baik perasaan kamu. Kalau udah berani melamar lagi bangunin! " Ucap Zea masih memunggungi Al Jovano.
Al Jovano meraup wajahnya, wanita keras kepala itu benar-benar menguji hatinya, namun lidah Al Jovano terasa kelu, rasanya perasaan insecure pada dirinya masih saja lebih kuat.
Sementara Zea masih menutup matanya pura-pura, perasaannya saat ini tak karuan, antara kesal bercampur rasa senang. Kesal karena Al Jovano masih tak mengakui perasaannya dan tak mau menyatakan kembali lamarannya.
***
Up dikit ya... Maaf baru nyut-nyutan kepalanya, mohon yang sudah baca tinggalkan jejaknya ya🤗🙏🙏🙏