NovelToon NovelToon
My Possesive Presdir Alexander

My Possesive Presdir Alexander

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Devi Istigfariatul Laili

LIKE🤗
VOTE😃
TERIMAKASIH🙏🙏
Alaska tempat seorang presdir yang mempunyai watak keras, dingin, dan kejam dia bernama Alexander , dan akan di jodohkan dengan gadis kecil cantik, dan pemberani yang bernama Lara Hateway. Saat mempersiapkan pernikahan ada beberapa musuh yang mengancam untuk membunuh kalau sampai perjodohan itu terjadi.
Dan banyak misteri dari masa lalu yang belum terkuak. akan adanya pengkhianatan masa lalu pembunuhan yang tragis. sehingga mereka harus menguak dan merencanakan sebuah misi.

Beberapa bulan kemudian, keduanya mempunyai rasa tapi sulit untuk di ungkapkan. Setelah Lara tertembak musuh barulah Alexander mengungkapkan betapa berartinya dia buat hidupnya.

Akankah semua misi akan terkuak, dan akankah Lara dan Alex bahagia atau....?

Langsung saja baca ceritanya yuks pasti seru bercampur dengan action, emosi, perasaan dan bla bla🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi Istigfariatul Laili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 17

Setelah mengumpulkan perlengkapan dan mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, Alex, Lara, dan Marcus memulai perjalanan menuju lokasi yang teridentifikasi dalam dokumen. Jalan menuju lokasi tersebut melewati area yang sepi dan gelap, menambah ketegangan mereka.

“Berhati-hatilah. Kita tidak tahu apa yang mungkin menunggu kita di sana," Ucap Alex saat mereka melaju dengan mobil.

Lara duduk di kursi depan bersama Alex, sementara Marcus duduk di kursi belakang, memeriksa perlengkapannya. Mereka semua merasakan ketegangan yang mendalam.

“Semoga informasi yang kita miliki benar-benar berguna. Kita harus yakin bahwa kita tidak terjebak dalam jebakan," Ucap Lara.

“Kita sudah melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan diri. Kita hanya perlu tetap waspada dan hati-hati," sahut Marcus mengangguk.

Saat mereka mendekati lokasi yang dicurigai, Alex mengemudikan mobil dengan hati-hati. Tiba-tiba, dari arah gelap, sekelompok penyerang muncul dengan senjata siap tempur. Serangan berlangsung cepat dan brutal.

“Turunkan jendela!” Teriak Alex saat mobil mulai diserang.

Tembakan mulai berdering dan mobil mereka menjadi sasaran. Alex mencoba mengendalikan mobil sambil melawan serangan, sementara Marcus berusaha melindungi Lara yang sedang duduk di sampingnya.

“Lara, tetap bersembunyi!” Teriak Marcus.

Namun, dalam kekacauan tersebut, sebuah peluru mengenai Lara di bagian perutnya. Lara menjerit kesakitan dan jatuh ke lantai mobil.

“Lara! Tahan, Lara! Aku akan membawamu keluar dari sini!” Ucap Alex, wajahnya berubah pucat saat melihat Lara terluka parah.

Dengan cepat, Alex mengarahkan mobil ke samping jalan dan menghentikannya dengan terburu-buru. Marcus membuka pintu dan mulai berusaha membantu Lara.

“Lara, jangan bicara. Kita akan segera mendapatkan bantuan,” Ucap Marcus sambil berusaha menenangkan Lara.

“Aku… aku… tidak… bisa…Aku… takut…,” Ucap Lara dengan suara lemah dan terengah-engah, darah mengalir dari lukanya.

“Jangan bicara seperti itu, Lara. Kamu tidak boleh meninggalkan kami. Kita masih punya banyak yang harus dilakukan. Kamu harus bertahan," Jawab Alex.

Marcus dengan cepat mengambil perlengkapan medis dan mencoba memberikan pertolongan pertama pada Lara, sementara Alex mencoba menenangkan situasi dan mencari bantuan.

“Marcus, apakah ada yang bisa kamu lakukan? Kita tidak bisa tetap di sini lebih lama," Tanya Alex, suaranya bergetar karena cemas.

“Lara, tolong bertahan. Kamu tidak boleh meninggalkan kami seperti ini,” Ucap Alex, suaranya penuh dengan kesedihan dan frustasi.

“Alex… aku… sudah mencoba… sekuat tenaga… untuk melawan… Tapi aku tidak… kuat lagi," Sahut Lara menggenggam tangan Alex dengan lembut.

“Jangan katakan itu! Kita sudah sampai sejauh ini. Kita harus bisa melawan semuanya. Aku tidak bisa kehilangan kamu, Lara. Kamu adalah bagian dari hidupku yang paling berharga," Sahut Alex, air mata mengalir di pipinya.

“Alex… aku… hanya ingin… melihat akhir dari semua ini… Aku takut… akan kehilangan semua ini…”Ucap Lara.

“Jangan pikirkan itu. Kita akan menyelesaikan semua ini. Aku janji. Aku akan melakukan apapun untuk membuat kamu selamat," Sahut Alex dengan suara tegas.

“Alex, kita harus segera mencari bantuan medis. Kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi. Kita perlu mendapatkan Lara ke rumah sakit segera," Ucap Marcus.

“Baiklah, kita harus bergerak. Lara, bertahanlah. Kita akan mendapatkan bantuan secepatnya," Jawab Alex air matanya mengalir begitu deras.

Dengan Lara yang terluka parah, Alex dan Marcus harus mengatur pelarian mereka dengan hati-hati. Mereka memutuskan untuk membawa Lara ke rumah sakit terdekat yang terletak tidak jauh dari lokasi.

Alex mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, berusaha menghindari segala ancaman yang mungkin ada di sepanjang jalan. Marcus tetap menjaga Lara dan terus memberikan pertolongan pertama.

“Jangan khawatir, Lara. Kita hampir sampai,” Ucap Marcus dengan nada yang menenangkan.

“Alex… terima kasih… sudah ada di sini… aku… berterima kasih…” Ucap Lara menggenggam tangan Alex dengan lemah.

“Aku akan selalu ada untukmu. Kita akan melewati ini bersama," Jawab Alex mencoba untuk tersenyum.

Setelah perjalanan yang penuh ketegangan dan kesulitan, Alex dan Marcus akhirnya tiba di rumah sakit. Mereka dengan cepat membawa Lara masuk dan meminta bantuan medis.

Petugas medis segera mengambil alih dan mulai merawat Lara. Alex dan Marcus menunggu di ruang tunggu dengan perasaan cemas dan putus asa.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Kita tidak bisa hanya menunggu tanpa melakukan sesuatu," Tanya Marcus dengan nada cemas.

“Kita harus berharap yang terbaik. Lara telah berjuang sekuat tenaga. Kita harus berdoa agar dia bisa pulih," Sahut Alex.

Alex dan Marcus duduk di ruang tunggu rumah sakit, wajah mereka menunjukkan kelelahan dan kesedihan. Mereka sudah menunggu selama berjam-jam tanpa kabar yang jelas tentang kondisi Lara. Suasana di ruang tunggu dipenuhi dengan ketegangan dan kesunyian, hanya terpecah oleh suara langkah kaki dan bisik-bisik di sekitar mereka.

“Seharusnya dokter sudah memberi kabar. Kenapa tidak ada informasi?” Ucap Alex, suaranya penuh dengan frustrasi.

“Mungkin mereka sedang sibuk. Kita harus tetap sabar. Lara pasti berjuang keras untuk bertahan," Jawab Marcus mencoba menenangkan Alex.

Tiba-tiba, pintu ruang tunggu terbuka dan Charles serta Eleanor, orang tua Alex, masuk. Keduanya terlihat khawatir dan lelah, tetapi wajah mereka menunjukkan keprihatinan yang mendalam.

“Alex, sayang, bagaimana keadaan Lara?” Tanha Mama dengan lembut mencoba menyembunyikan sedihnya.

“Belum ada kabar, Ma. Lara dalam keadaan koma setelah operasi. Aku merasa sangat putus asa," Ucap Alex berdiri dan memeluk Mamanya.

“Kami datang untuk mendukungmu, Alex. Kami tahu ini adalah waktu yang sangat sulit," Timpal Papa Charles meletakkan tangan di bahu Alex, memberikan dukungan moral.

“Apa yang bisa kami lakukan untuk membantu?” Tanya Mama Alex.

“Kami hanya bisa menunggu. Lara sangat berharga bagi kami, dan rasanya sangat sulit melihatnya dalam keadaan seperti ini. Kami tidak tahu harus berbuat apa Ma" Jawab Alex terlihat putus asa.

“Kami ada di sini untukmu. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau dukungan. Kami akan menghadapi ini bersama-sama," Ucap Mama Alex menggenggam tangannya.

“Marcus, bagaimana situasinya? Apakah ada informasi tambahan dari pihak rumah sakit?” Tanya Papa mencoba berbicara dengan Marcus.

“Belum ada yang jelas, Tuan. Kami hanya bisa berharap dan berdoa agar Lara segera pulih. Tapi situasinya sangat kritis," Jawab Marcus menggeleng.

Alex dan Marcus berdiskusi tentang langkah selanjutnya, sementara orang tua Alex tetap di sisi mereka untuk memberikan dukungan emosional.

“Seharusnya ada cara untuk mempercepat proses ini. Aku merasa tidak berdaya hanya menunggu," Ucap Alex dengan nada frustasi.

“Mungkin kita bisa berbicara dengan dokter lagi. Mereka mungkin bisa memberikan informasi lebih lanjut tentang kondisi Lara dan perkiraan pemulihannya," Timpal Papa memberikan saran.

“Dan jangan lupa, kita juga harus memikirkan kesejahteraanmu sendiri. Ini adalah masa yang sangat berat, dan kamu perlu menjaga kesehatanmu agar bisa tetap kuat. Apa kamu sudah menelpon ibunya Lara, sayang," Sahut Mama.

"Sudah Ma. Sebentar lagi beliau akan kesini," Jawab Alex.

Setelah beberapa waktu menunggu, dokter yang merawat Lara akhirnya datang untuk memberikan kabar terbaru. Dokter itu terlihat serius dan cemas.

“Bagaimana kondisi Lara?” Tanya Alex segera.

“Lara mengalami cedera parah dan saat ini dalam keadaan koma. Kami telah melakukan yang terbaik selama operasi, tetapi kondisinya masih sangat kritis. Kami perlu memantau kondisinya dengan cermat dan melihat bagaimana respons tubuhnya terhadap perawatan," Jawab Dokter menghela napas sebelum berbicara.

“Jadi, apa harapan kami untuk pemulihan Lara?” Tanya Mama menggeleng, air mata mengalir di pipinya.

“Kami tidak bisa memberikan kepastian pada saat ini. Pemulihan Lara sangat tergantung pada respons tubuhnya dan bagaimana ia bereaksi terhadap perawatan yang kami berikan. Yang bisa kami lakukan sekarang adalah terus memantau dan memberikan perawatan terbaik," kata Dokter menjelaskannya.

"Baik dok, terimakasih," Jawab Papa.

"Iya, Tuan," Sahut Dokter.

Alex, Marcus, dan orang tua Alex merasakan ketegangan yang mendalam saat mendengar kabar tersebut. Mereka merasa kehilangan dan kesulitan untuk berfokus pada apa yang harus dilakukan selanjutnya.

“Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa Lara. Aku harus berjuang untuknya," Ucap Alex.

“Kita harus terus berdoa dan berharap. Lara kuat dan dia akan berjuang untuk pulih," Timpal Marcus mencoba memberikan semangat.

“Kami di sini untuk mendukungmu. Kamu tidak sendirian dalam perjuangan ini. Kita akan melewati ini bersama-sama," Ucap Papa meletakkan tangan di pundak Alex.

Sementara mereka terus menunggu kabar, mereka harus memikirkan langkah selanjutnya. Mereka perlu merencanakan bagaimana melanjutkan investigasi mereka dan menghadapi ancaman yang mungkin masih ada.

“Jika Lara pulih, kita harus siap untuk melanjutkan perjuangan kita,” Ucap Alex dengan tegas.

“Dan kita juga harus menjaga keselamatan diri kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," Timpal Mama menyetujuinya.

“Kita harus tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan," Sahut Marcus mengangguk.

Tap

Tap

"Alex, bagaimana kondisi anak tante," Ucap Ibu sambil menangis.

"Sabar, Tan. Maafkan Alex, tidak bisa menjaganya," Jawab Alex begitu pilu.

"Jangan menyalahkan diri sendiri nak, semua ini sudah terjadi atas kehendak Tuhan," Sahut Ibu.

" Iya Tante," Jawab Alex.

Ketika malam tiba, suasana di ruang tunggu menjadi semakin suram. Alex, Marcus, Ibu Lara dan orang tua Alex harus menghadapi kenyataan bahwa situasi ini jauh dari selesai dan mereka harus berjuang untuk bertahan.

Dalam gelapnya malam, mereka berharap bahwa hari esok akan membawa sedikit cahaya dan harapan di tengah kegelapan yang menyelimuti mereka.

Happy Reading🤗🤗🤗

Jangan lupa like,vote ya guys. Terimakasih🙏🙏

1
Vio Almahyra
doubel dongg
Vio Almahyra
doubele donggg
Vio Almahyra
doubel up
Ilyas
😍😍😍
Anonymous
yuhuuyyy akhirnya😍😍
Ilyas
doubel thour🤗
Alfian
😍😍
Alfian
akhirnyaAA😍😍
Anonymous
😍😍😍
Hafsyah Devandaz
uo doubel dong
Hafsyah Devandaz
doubell donkk
Alfian
uup doubel kak
serly
💫💫💫
Ilyas
upp
Hafsyah Devandaz
up
Nayla Nazafarin
bukannya tadi lara pulang kerumah masih ad ibunya?tp knp d ceritakn mninggal?ap ibu sambung?
Adzkia: iya kak ibu kandung Lara meninggal
yang dirumah itu ibu sambungnya
total 1 replies
Alfian
doubel donv jkakak
serly
😍😍
Ilyas
bangun lar .. alex mulai sangat mencinrai kamu🤗🤗
Hafsyah Devandaz
up doubel thour
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!