Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 4
Meisya terus berjalan sendiri menyusuri bahu jalan yang ramai lalu lalang kendaraan. Dia seperti berjalan mengikuti ayunan kaki tanpa berniat untuk naik kendaraan apa pun. Padahal, cuaca mendung sedang menyelimuti ibu kota saat ini.
Wanita itu tengah membayangkan masa depannya yang hancur. Dia tidak mungkin memberitahu kakak juga iparnya tentang kehamilan ini, karena tidak mungkin jika mereka menikahkannya dengan sang ayah bayi apalagi dia dan Ello juga sudah mengakhiri hubungan. Lebih menyeramkan lagi kalau kakak dan iparnya itu memintanya untuk menggugurkan kandungan. Meisya tidak akan setega itu.
“Nggak, nggak akan!” Meisya tersadar dari lamunannya dan menggelengkan kepala dengan kuat.
“Aku antar! Sebentar lagi hujan!” Ello tiba-tiba muncul di samping Meisya dengan motornya.
Wanita itu menoleh dan melayangkan tatapan kebencian pada Ello. “Nggak usah, makasih!” tolak Meisya. Tak ingin lagi berurusan dengan Ello yang kini sudah menjadi mantannya.
Ello menghela napas dan kembali mengejar Meisya yang tetap melanjutkan langkah kakinya. “Walaupun kita putus, tapi aku masih teman kamu di SMA, Sya. Aku nggak mungkin biarin kamu jalan sendirian kayak gini!”
“Jangan peduliin aku, Ello! Anggap aja kita nggak kenal lagi!” balas Meisya tanpa memandang wajah Ello.
“Kamu benar-benar egois dan picik, Sya. Niat aku baik kok! Udah buruan naik kalau nggak aku akan gendong kamu buat naik ke motor!” titah Ello dengan paksa.
Perdebatan Ello dan Meisya terus terjadi, sampai akhirnya pesan dari sang kakak untuk segera pulang membuat Meisya terpaksa mengalah dan mau dibonceng Ello.
Selama dalam perjalanan ke rumah, mereka saling diam, bahkan Meisya sengaja memberi jarak di antara tubuhnya dan Ello. Dia hanya bisa memandangi punggung Ello yang tengah menyetir dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah sebelum kehujanan.
Melihat sosok Ello, secara perlahan Meisya mengusap perutnya dan berkata dalam hati. “Dia papa kamu, Sayang. Tapi maafkan Mama, mungkin saat kamu lahir nanti, kamu tidak akan pernah mengenalnya sebagai papamu!”
**
Ello mengantarkan Meisya sampai di depan rumah Rendy, kakak ipar Meisya. Setelah turun dari motor Ello, wanita itu hanya mengucapkan terima kasih dan segera berbalik badan untuk melanjutkan langkah memasuki gerbang rumah.
“Sya,” panggil Ello saat Meisya sudah menyentuh pagar rumahnya. “Sebentar lagi aku akan pergi. Apa kamu bisa mengantarku ke bandara?” tanyanya dengan penuh harap.
Meisya memejamkan mata dan menoleh pada Ello yang masih berada di atas motornya. Dia memperhatikan raut wajah lelaki tampan yang sudah mengambil kesuciannya. Ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka, sehingga Meisya ingin menamatkan wajah ayah anaknya itu sebelum mereka berpisah.
“Aku nggak bisa, maaf,” jawab Meisya sebelum akhirnya kembali berbalik badan dan membuka pintu pagar.
“Meisya, aku nggak tahu gimana masa depan kita nantinya. Tapi, izinkan aku untuk mencari dan menemuimu setelah pulang dari London nanti,” kata Ello dengan wajah sendu. Dia sebenarnya tidak ingin mengakhiri hubungan ini, tapi sayangnya keegoisan yang dia rasakan membuat Ello tak bisa mempertahankan hubungan mereka.
Meisya tidak peduli dengan kata-kata yang keluar dari mulut mantan kekasihnya itu. Baginya, tidak ada yang bisa dipercaya dari pemuda itu lagi sejak malam itu.
*
*
Rendy kakak ipar Meisya terlihat begitu bahagia saat ini. Laki-laki itu tidak sengaja menemukan sebuah alat tes kehamilan yang terjatuh di dekat pintu masuk rumahnya. Ia pikir itu adalah milik istrinya tercinta.
“Sayang, kamu di mana?” panggil Rendy pada sang istri.
Wanita cantik bertubuh langsing itu muncul dengan apron yang masih membalut tubuhnya. Dia menghampiri sang suami dengan senyum manja yang membuat Rendy kian jatuh cinta.
“Aku di sini, Sayang. Tumben sudah pulang!” sambut wanita itu sembari mencium tangan suaminya.
“Kenapa? Kamu belum selesai siapin kejutan buat aku ya?” balas Rendy sembari menjawil dagu sang istri.
Kening wanita itu berkerut. Dia tidak ingat jika hari ini adalah hari spesial sehingga ia harus menyiapkan kejutan untuk sang suami. “Kejutan apa?”
Rendy menunjukkan alat tes kehamilan yang dia temukan di dekat pintu. “Ini punya kamu kan, Sayang? Kamu hamil anak pertama kita? Aku sangat bahagia, Sayangku!” Kakak ipar Meisya itu mendekap erat tubuh sang istri yang kemudian menghadiahinya dengan banyak kecupan di pipi.
“Tunggu deh, Sayang. Itu bukan milikku, bahkan sekarang aku lagi datang bulan!” elak sang istri yang membuat Rendy jadi bingung.
“Nggak mungkin, ini pasti punya kamu, kalau nggak, kenapa bisa ada di dekat pintu rumah kita? Apa ada tamu yang bawa-bawa beginian?” tanya Rendy yang masih tetap mengira alat itu adalah milik istrinya.
Di saat yang bersamaan, Meisya baru sampai di rumah setelah bertemu dengan Ello. Dia berjalan lemas sampai tidak menyadari kakaknya ada di hadapannya saat ini.
“Sya, apa ini punyamu?” tanya kakak Meisya itu dengan wajah datar setelah merebut alat tes kehamilan dari tangan suaminya.
Pandangan mata Rendy pun ikut teralihkan. Dia menatap Meisya yang kini tengah membulatkan mata dengan ekspresi ketakutan yang begitu kentara.
“Kenapa alat itu bisa ada di tangan Kakak dan suaminya?” batin Meisya dengan dada yang berdebar kencang.
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.
krn di awal dia sudah tdk percaya sm meisya..
Tapi ttep aja semua takdir meisya & ello ini di tangan author.. 😅🤣🤣