KEHADIRANMU MENGUBAH HIDUPKU bukan sedekar bicara tentang Cinta biasa namun tentang perjalanan hidup yang mereka lalui.
Diambil dari sebuah kita nyata perjalanan Hidup sebuah keluarga yang berasal dari keluarga miskin. Perselisihan dalam rumah tangga membuat Anak mereka yang baru lahir menjalani kehidupan tanpa seorang ayah. Sampai anaknya tumbuh dewasa. Perjalanan sebuah keluarga ini tidaklah mudah deraian air mata berbaur dalam setiap langkah mereka. Kehidupan yang penuh perjuangan untuk sebuah keluarga kecil tanpa adanya kepala keluarga. Mereka lalui dengan ikhlas hingga mereka menemukan kebahagiaan yang sedikit demi sedikit mereka dapatkan dan membuat mereka semua bahagia.
Bagaimanakah perjalanan kisahnya?
Ikuti terus Kisah ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SitiKomariyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mas Turyo
Marni tidak menceritakan apapun pada ibu mertuanya dan ayu. Namun ayu memperhatikan mba iparnya dengan serius. Setelah mereka selesai makan dan duduk bersantai diruang tamu. Ayu memberanikan diri untuk menanyakan perihal yang terjadi pada marni.
Karena sedari tadi marni terlihat begitu gelisah. Bahkan saat makan tak biasanya marni makan hanya setengah centong saja.
“ Mba kebetulan ibu sedang sholat maghrib. Jujur mba banyak tanda tanya di kepalaku," ujar ayu.
“ Tanda tanya apa yu, itu mba lihat gak ada apa-apa dikepalamu. Hehehe," ujar marni mencoba mengalihkan pertanyaan ayu.
“ Serius lho mbak, ayu mau tanya," ujar ayu sembari menunjukkan wajah serius.
Marni hanya tersenyum melihat adik iparnya terlihat begitu serius.
“ Mba juga serius dek,” ujar marni kembali.
“ Udah dong mba jangan bercanda. Ada apa sama mba marni, dari tadi aku perhatikan mba begitu gelisah?" jawab ayu.
“ Sungguh ayu tidak ada apa-apa, percaya sama mba. Mba baik-baik saja, cuma sedikit lelah saja." Jawab marni menyembunyikan masalah surat yang ia terima.
Namun ayu tidak percaya begitu saja ia tetap bertanya pada marni hingga marni mengakui ia ada masalah. Marni tetaplah marni, ia berusaha menyembunyikan masalahnya dengan rapih. Ia selalu mencoba tersenyum indah dan marni menggoda Ayu dengan candaan perihal hubungan suami istri agar menambah banyak keturunannya.
Karena ayu tidak bisa mendapatkan jawaban yang ia dapatkan, akhirnya ia mengalah dan menghargai keputusan marni yang tetap bersikukuh menyimpan rahasia darinya.
Ibu dari dalam mendengar percakapan diantara mereka lalu ibu menghampiri mereka.
“ Ibu kira kalian sedang bertengkar, jadi ibu cepat-cepat kesini,” ujar ibu ayu.
“ Tidak ada bu, kami hanya sedang bersenda gurau saja bu,” jawab ayu dan marni serempak.
Ibu hanya menggelengkan kepalanya, merasa heran dengan tingkah konyol mereka. Entahlah bersenda gurau apa hingga mereka bisa tertawa terbahak-bahak. Disinilah ibu mulai merasakan marni begitu bahagia bersama ayu karena bisa tertawa lepas.
Lain halnya dengan marni yang justru berbanding terbalik dengan fikiran ibunya. Walau terlihat gembira ia memikirkan berbagai macam cara agar ia bisa pergi kejawa dan menggagalkan pernikahan suaminya.
Ditambah lagi marni mendengar sepintas dari tetangga jika Sri pernah bilang pada mereka. Jika kusno dijawa mengaku masih perjaka alias tidak mempunyai istri ataupun anak.
Beberapa saat kemudian terdengar pintu diketuk. Saat dibuka ternyata suami ayu yang datang.
“ Kok sendirian mas?" tanya ayu pada suaminya.
“ Iya dek, anak-anak tidak mau ikut. Ayo kita pulang, malam semakin larut. Kasihan ibu dan mba marni pasti mau beristirahat. Besok kamu kan bisa kesini lagi dek,” jawab suami ayu.
“ Iya-iya mas, sebenarnya aku belum mau pulang. Kalau aku menginap gimana mas?” ujar ayu.
“ Besok boleh kesini lagi dek, kita menginap bersama anak-anak. Kalau malam ini jangan dulu dek," ujar suami ayu.
“ Benar kata suamimu ayu, besok saja menginapnya. Kasihan anak-anakmu besok pagi mereka masih masuk sekolah." Jawab ibu yang kebetulan ada disebelah ayu.
“ Baiklah bu, ayu pamit pulang dulu. Kalau ada apa-apa cepat kabari ayu ya mba,” ujar ayu pada marni.
Marni tersenyum sambil bersalam dengan yu yang berpamitan pulang. Setelah mereka pulang ayu mengunci pintu rumah. Marni kemudian mendekati ibu mertuanya. Ia bertanya berapa lama perjalanan dari kalimantan ke jawa.
Ibu ani sedikit merasa aneh dengan pertanyaan yang diajukan oleh marni. Ia takut marni akan menyusul suaminya ikut bekerja dan meninggalkan anaknya.
“ Ibu kenapa melamun, marni hanya bertanya bu. Siapa tau jika marni punya uang lebih nantinya kita bisa pergi kekawa bersama bu," ujar marni mencoba menyembunyikan niat dihatinya.
“ Kurang lebih hampir lima hari marni kalau kita naik kapal. Untuk apa kita kesana marni, disini juga banyak hal yang bisa kita lakukan. Sekarang lebih baik kamu segera beristirahat, Fitri biar tidur bersama ibu saja." Jawab ibu ani sembari membenahi tempat tidurnya.
Beruntungnya marni ibu ani tidak banyak bertanya. Ia menyusun rencana, pertama yang akan ia lakukan adalah menemui kakak pertama kusno.
Keesokan paginya saat bangun tidur marni melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya. Tak lupa juga memandikan anaknya dan membawa bersamanya. Ia pergi dari tumah tanpa pamit dengan ibu mertuanya. Tak lupa surat yang dari kusno juga ia bawa.
Sesampainya ia dirumah kakak pertama kusno. Ia mengetuk pintu berkali-kali namun tidak ada jawaban. Ia menunggu kurang lebih satu jam namun belum di buka juga.
Saat dia tengah melamun ada salah satu tetangga kakak kusno menegur marni.
“ Sedang apa kamu disini marni?" tanya tetangga kakak kusno.
“ Astaghfirullah mengagetkanku saja mba! Ini lho aku nungguin mas Turyo, dari tadi aku ketok-ketok pintunya ngak dibuka-buka mba.” Ujar marni menjelaskan kenapa dia melamun.
“ Tadi aku sempat bertemu mereka di rumah Ayu. Coba kamu pergi kerumah Ayu saja. Aku antar kamu kesana ya marni, kasihan kamu kalau kesana jalan kaki lagi. Apa lagi kamu tadi datang kesini pasti jalan kaki kan?" ujar tetangga turyo.
“ Iya mba, terimakasih," jawab marni.
Akhirnya marni diantar oleh tetangga turyo kerumah Ayu. Sesampainya dirumah Ayu, ternyata sudah ada ibu mertuanya disana. Ibu mertuanya sangat khawatir pada marni, di kira marni pergi kejawa. Karena semalam ia membahas perihal perjalanan kejawa.
“ Ya Allah nak, kamu dari mana saja! Ibu mencari-carimu sejak pagi tadi,” ujar ibu ani.
Marni hanya terdiam, justru tetangga Turyo yang menjelaskan jika ia bertemu marni diteras rumah mas Turyo. Setelah tau ibu merasa lega dengan penjelasan tetangga turyo. Kemudian tetangga turyo berpamitan pulang.
Turyo mendekati marni yang masih duduk terdiam, dan mengajaknya masuk kedalam rumah. Turyo menanyakan apa tujuan Marni mencarinya. Perlahan marni menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan-lahan.
Semua hal yang marni simpan kita tidak lagi bisa ia tutup rapih, saat Turyo, ayu dan ibu memaksanya untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Perlahan marni mengeluarkan surat dari dalam saku bajunya.
“ Apa ini marni?” tanya turyo.
“ Buka dan bacalah mas, agar semua tahu isi suratnya. Aku tak sanggup untuk menjelaskannya mas.” Jawab marni seraya mengusap air mata yang mengalir deras dan tak bisa terbendung lagi.
“ Sebenarnya ada apa mba, katakan saja!," ujar ayu.
“ Sudah ayu, jangan memaksa mbamu menjelaskan. Dengarkan saja mas turyo!" sahut ibu yang masih memeluk marni mencoba menenangkan hati marni.
Turyo akhirnya membaca semua isi surat tersebut. Ibu dan ayu syok mendengar isi surat tersebut. Di tambah lagi Turyo sangat marah besar ketika mengetahui adiknya Sri ikut campur dalam rumah tangga marni dan kusno. Turyo segera bangkit dari tempat duduknya tanpa sepatah katapun. Bergegas mengayuh sepedanya secepat mungkin.