NovelToon NovelToon
MENCINTAI HUMAIRAH

MENCINTAI HUMAIRAH

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa / Qatar love
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: skyl

"Aku mencintai Humairah, gadis cantik yang mempunyai suara indah dan merdu itu."

Shaka begitu bahagia saat kedua orangtuanya akan menjodohkannya dengan gadis yang dia kagumi. Dia merasa takdir benar-benar menyatukannya dengan Humairah, gadis sholeha, yang memiliki wajah cantik tersembunyi dan hanya dia yang beruntung mendapatkannya.

Gabungan: Sahabatku Ambang Pernikahanku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6

Setiap malam Shaka akan mendengar Humairah mengaji. Dan hal itu sudah menjadi rutinitas Shaka untuk mendengarnya.

"Sial gue mulai tertarik sama cewek itu," ucap Shaka menempelkan telinganya ke dinding perbatasan antara kamarnya dan Humairah.

Shaka memegang dadanya yang berdetak begitu cepat. Apa mungkin dia sudah berasa di fase mencintai seseorang? Apakah sudah pantas dirinya jatuh cinta?

"Suaranya indah, wajahnya sempurna. Dia berbeda dari cewek-cewek yang suka gue. Dia mempunyai daya tarik sendiri. Dan sialnya daya tarik itu bisa membuat seorang gue tertarik dengannya padahal dia baru seminggu tinggal di sini."

Shaka tersenyum, dia tidak akan pernah wajah cantik Humairah yang tak sengaja dia lihat kala hari itu.

"Apa aku lelaki selain ayahnya melihat wajah cantiknya itu? Kenapa dia bisa menyembunyikan wajahnya yang cantik itu. Gue seraya mau lihat wajahnya lagi, tapi sudahlah." Shaka menghela napas panjang.

Pintu kamarnya terbuka, Arvi masuk dan langsung duduk di sofa.

"Ngapain lo duduk disitu?" tanya Arvi.

Shaka mendengus, kenapa anak itu tiba-tiba datang? Merusak moodnya yang sedang menghayal saja.

Arvi menaroh ponselnya di meja lalu masuk ke dalam wc. Shaka pun mengambil ponsel kembarannya itu.

Ia mencari nomor Humairah di dalam sana. Shaka menoleh ke arah kamar mandi, dan buru-buru mengirim nomor Humairah ke ponselnya.

Shaka tersenyum dan kembali menyimpan ponsel Arvi.

"Sialan Arvi, dia lebih dulu dapat nomor calon istri gue."

Arvi keluar dari kamar mandi. Dia memicingkan matanya kepada Shaka.

"Lo kek aneh deh, Shak."

Shaka mengerutkan keningnya, menatap kembarannya itu.

"Aneh apaan."

"Kek aneh aja, lo nyembunyiin sesuatu ya?" tanya Arvi.

"Enggak, lo balik sana ke kamar lo. Bikin pusing aja."

"Gue mau tidur di sini aja, lo kenapa sensi amat." Arvi naik ke ranjang Shaka.

"ARVI BALIK KE KAMAR LO SEKARANG!" Shaka menarik kaki.

Shaka tidak sudi jika Arvi mendengar suara Humairah nanti saat subuh datang. Dia hanya ingin cuma dirinya yang bisa mendengar suara indah gadisnya.

Arvi merangkak ke atas lagi, dan Shaka kembali menarik kakinya.

"Gue aduin mommy, kalau Shaka punya pacar tapi enggak bilang-bilang." Arvi berteriak sebelum berlari terbirit-birit keluar dari kamar kakaknya itu.

"Dasar adek durhaka," gerutuk Shaka.

Dia menutup kamarnya, dan segera menaiki ranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya.

"Ternyata jatuh cinta membuat kita alay ya. Gue ngerasa diri gue alay." Shaka menggigit bibir bawahnya, menahan senyumnya setiap kali membayangkan Humairah.

"Bisa enggak sih nikah sekarang?"

...----------------...

Siapa yang anak di Garuda School takuti? Yaitu Naya and the gengnya yang suka membully siswa.

Banyak yang tak suka pada geng itu, tapi tak berani melawan karena mereka adalah berlian sekolah, kebanggaan sekolah.

Sebab itulah mereka menghindari mereka. Naya begitu menyukai Shaka, dia akan membully orang yang berani mendekati Shaka selain dirinya.

"Shaka," teriak Naya mendekati pujaan hatinya.

Shaka menghela napas panjang. Padahal hidupnya begitu tentram saat beberapa hari ini cewek itu enggak ke sekolah.

Bukannya menoleh, Shaka semakin mempercepat jalannya menuju lapangan basket.

"Shaka." Naya berlari mengimbangi Shaka.

"Bisa enggak lo enggak usah ganggu-ganggu gue!" bentak Shaka mengempaskan tangan Naya di lengannya.

"Lo kenapa sih, Shak?" tanya Naya.

"Risih," jawab Shaka, dia masuk ke dalam ruang ganti supaya Naya tak mengikutinya lagi.

Naya menghentakkan kakinya, merasa kesal kepada Shaka.

Di dalam ruang ganti, Shaka membuka ponselnya. Dia belum mengecek nomor wa Humairah.

Shaka menggigit bibir bawahnya.

"Gue chat apa enggak?" tanya Shaka pasa dirinya sendiri.

Shaka menghela napas panjang dan mulai mengetik sesuatu.

...Humairah?...

^^^"Sv gue, gue Shaka."^^^

^^^"Jangan tanya gue dapat dari mana no lo, gue dapat dari Arvi."^^^

^^^"Enggak usah geer, gue minta sv duluan. Biar nanti lo nyasar, gue gampang nyari lo."^^^

Shaka langsung mematikan ponselnya, sebab Humairah belum juga membalas pesannya.

Humairah yang sedang berada di kantin bersama dengan kedua temannya, menatap ponselnya saat benda itu berbunyi.

"Cek coba, Hu. Penting keknya."

Humairah mengambil ponselnya, dia mengerutkan keningnya. Dia membuka room chat tersebut.

"Dasar cowok aneh."

"Kenapa, Hu?"

Humairah menyimpan kembali ponselnya lalu menggeleng, mereka pun melanjutkan makan.

"Hu kamu benaran mau buatin kue buat mbak kantin?" tanya Tiara.

Humairah mengangguk.

"Kamu enggak malu?"

"Malu kenapa?" tanya Humairah.

"Iyakan kita anak sekolah, sekolah ini tuh sekolah besar Hu. Kamu enggak malu nanti di ledek anak-anak? Bukan apa-apa, kamu tau siswa sini kan songongnya minta ampun."

Fifa mengangguk menyetujui ucapan Tiara.

"Kami takut kamu di bully, Hu."

Humairah tersenyum, menatap keduanya dengan serius sebelum halal.

"Aku enggak merasa malu kok, apa yang aku kerja adalah pekerjaan halal. Aku bakal menutup telingaku untuk tidak mendengar ledekan mereka, aku akan menjadikan ledekan itu sebagai motivasi."

Fifi dan Tiara saling memandang lalu tersenyum. Mereka salut kepada Humairah.

"Salut aku sama kamu, Hu. Jarang-jarang lo orang yang enggak mengutamakan gengsi kek kamu."

Humairah tersenyum menanggapi pujian dari kawan-kawannya.

"Diam, lihat tuh Naya datang. Sok-sokan banget gayanya."

"Emang dia siapa?" tanya Humairah.

"Suttt, kecilin suara lo Hu. Dia tuh tukang bully di sekolah. Mereka murid berambisi, tapi attitudenya enggak ada."

"Astaghfirullah, kok orang kek mereka masih di kasih sekolah biasa sama pihak sekolah?"

"Kek gitulah. Mereka murid berlian, orang tua mereka mempengaruhi besar di sekolah ini apalagi mereka nih murid-murid pintar, kesayangan dan kebanggaan guru. Enggak akan ada yang percaya jika siswa melapor, guru menganggap laporan korban bullyannya cuma angin aja."

Humairah geleng-gelengkan kepalanya. Ternyata ini sisi gelapnya sebagian sekolah.

"Tapi mempertahankan siswa kek mereka, bisa merugikan siswa lain, bisa merusak ment-" Ucapan Humairah menggantung saat Naya dan gengnya tiba-tiba saja menyiram salah satu murid yang ada di kantin.

"Astaghfirullah." Humairah memejamkan matanya melihat aksi Naya dan temannya. "Itu enggak ada yang mau nolongin? Kasian."

Fifi dan Tiara menahan tangan Humairah yang ingin mendekati Naya.

"Hu duduk! Lo mau dapat masalah, dam berakhir di keluarin dari sekolah? Kita mau bantu, tapi kita enggak mau dapat masalah."

"Tapi..."

"Duduk."

Akhirnya Humairah duduk kembali, menatap cemas ke arah Naya dan temannya yang tengah membully seorang murid perempuan.

Humairah berharap ada guru yang datang dan melihat aksi tersebut. Agar korban mendapatkan keadilan.

"Iya Allah, kenapa orang beranda itu tegaan banget? Tidakkah dia mempunyai hati nurani?"

Humairah memejamkan matanya agar tak melihat hal itu.

"Maafi aku ya Allah, aku enggak bisa membantunya."

1
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Pujiyati Astuti
ya ampun shaka kamu kekamar kecil aja ngak berani sendiri tapi giliran ehem,,,,, ehem ngak mau berhenti sampai ketiduran Humairah nya 😁😁🤭🤭
Sulastri Oke86
bagus ceritanya
skyl: kak jangan promosi di lapak novelku ya?
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
total 2 replies
Sulastri Oke86
lanjut kak
LANY SUSANA: lanjuttt
total 1 replies
Ika
luar biasa
Ika
lanjut kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!