Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMBALI KE TIGA TAHUN YANG LALU
Sebuah kamar luas dipenuhi aroma kuat dari ramuan herbal yang mendominasi udara, seolah menggantikan oksigen yang biasa memenuhi ruangan. Tirai sutra berwarna gading yang tergantung di jendela-jendela besar berkibar pelan akibat angin sepoi-sepoi yang masuk, namun tak mampu membawa kesejukan bagi tubuh lemah gadis yang terbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur besar berkanopi.
Tubuhnya yang kecil dibalut selimut tebal, wajahnya pucat dengan bibir pecah-pecah, menggigil meski peluh dingin tak henti-hentinya membasahi dahinya. Napasnya pendek, terputus-putus, seakan setiap hembusan adalah perjuangan yang tak pernah usai.
Di samping tempat tidurnya, beberapa pelayan duduk berlutut dengan isak tangis yang tertahan. Mata mereka bengkak, wajah mereka kusut oleh keputusasaan dan kesedihan. Setiap kali mereka memanggil nama gadis itu dengan suara serak, berharap ia akan membuka matanya, hanya keheningan yang menjawab. Salah seorang pelayan menempelkan kain basah ke dahi gadis itu, namun tangannya gemetar, seolah menyadari bahwa usahanya tak membawa perubahan.
Di sudut ruangan, Adipati Zhenbai berdiri kaku, tangannya mengepal erat. Biasanya, sosoknya yang agung dan tegas menjadi panutan di wilayahnya, namun kini wajahnya tampak layu dan lelah, seolah segala kekuatannya terkuras melihat putri kesayangannya dalam keadaan sekarat.
Pandangannya terpaku pada tubuh putrinya yang tak bergerak, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa tak berdaya. Setiap kali ia mendengar suara isakan para pelayan, hatinya teriris lebih dalam, membayangkan masa-masa ketika gadis itu masih berlari-lari kecil di halaman istana, tertawa ceria di bawah sinar matahari.
Rasa cemas dan putus asa melingkupi seluruh ruangan, menjadikannya tempat yang penuh penderitaan. Bau pahit dari ramuan herbal semakin menusuk hidung, mengingatkan semua orang di dalam ruangan bahwa waktu terus berjalan, dan dengan setiap detiknya, harapan tampak semakin tipis. Gadis itu tak lagi merespon sentuhan atau suara.
Tiga hari telah berlalu sejak tubuhnya terjatuh ke dalam kolam yang dingin, namun demam yang merasuki tubuhnya seakan tak mau pergi. Kini, hanya doa dan harapan yang tersisa, terperangkap di antara aroma herbal, kesedihan yang mendalam, dan keputusasaan yang semakin pekat.
"Yue'er! Kau harus bangun! Lihatlah, ayahmu telah kembali. Apa kau tidak ingin bertemu ayah? Bukankah kau selalu bertanya kapan ayah pulang?" tanya Adipati Zhenbai sambil berjalan mendekat ke tempat tidur. Dia menarik kursi, kemudian duduk, tangannya yang kasar dan dipenuhi kapalan akibat terlalu sering berlatih pedang, menggenggam tangan halus milik Qin Ruyue.
"Yue'er! Apakah kamu tidak merindukan ayah?" tanya Adipati Zhenbai kembali, wajahnya dipenuhi dengan kesedihan.
"Nona! Anda harus bangun! Nona!" gadis pelayan di sebelahnya juga terus menangis, matanya terlihat merah dan bengkak.
Perlahan-lahan kelopak mata gadis yang tertidur itu bergerak, tak lama kemudian terbuka dan mendapati semua orang berada di dalam kamarnya.
'Apa yang terjadi? Bukankah aku telah mati karena di tikam oleh pedang badjingan itu? Kenapa situasi saat ini seolah sangat familiar? Mungkinkah jika aku kembali ke masa lalu?'
"Nona! Anda bangun? Syukurlah anda selamat, maafkan budak kecil yang tidak bisa menyelamatkan anda tepat waktu," ucap gadis pelayan itu dengan gembira, dia segera berlutut di depan tempat tidur.
Adipati Zhenbai langsung tersenyum, dia segera memeluk tubuh Qin Ruyue yang baru saja sadar. "Yue'er! Ayah sangat senang melihatmu terbangun, apa yang terjadi? Kenapa kau bisa tenggelam? Bukankah ayah pernah mengatakan bahwa kolam yang ada di paviliun bulan itu sangat dalam? Kau tidak boleh mendekat ke sana!"
'Tenggelam? Kolam? Paviliun bulan? Bukankah ini kejadian 3 tahun yang lalu saat aku di dorong oleh seseorang? Sepertinya peristiwa ini juga berhubungan dengan kedua badjingan itu. Karena aku telah kembali ke masa lalu, aku akan mengubah seluruh ceritanya agar tidak berakhir menyedihkan. Qin Yanran! Mu Jingxuan! Tunggu saja! Aku akan membalas dendam atas perlakuan buruk dari kalian berdua, dalam kehidupanku di masa lalu!'
"Yue'er! Kenapa kamu melamun? Dimana yang sakit? Katakan pada ayah!" ucap Adipati Zhenbai setelah melihat putri kesayangannya tidak bereaksi.
Qin Ruyue tersenyum tipis, "Ayah, aku baik-baik saja, anda tidak perlu khawatir. Aku hanya berpikir, mungkinkah ada seseorang yang menaruh dendam terhadapku, sehingga dia mendorongku sampai terjatuh di kolam itu?"
Adipati Zhenbai mengerutkan dahinya, "Apakah itu benar? Yue'er, kau tidak perlu khawatir, ayah akan menyuruh seseorang untuk menyelidiki masalah ini. Beristirahatlah! Ayah pasti akan memberikan penjelasan yang memuaskan!"
Setelah mengatakan hal itu, Adipati Zhenbai segera berdiri, dia berjalan keluar dari kamar dan memanggil beberapa orang terpercayanya.
"Cari tahu apa yang terjadi dengan Yue'er hari itu! Kejadian ini merupakan pembunuhan berencana, orang itu sepertinya sengaja ingin mendorong putriku hingga tenggelam dan mati!" ucap Adipati Zhenbai sambil berjalan menuju ruang kerjanya.
"Nona, apakah anda ingin memakan sesuatu? Atau mau mandi? Budak akan segera menyiapkannya untuk anda." ucap gadis pelayan di sampingnya sambil menatap wajah pucat Qin Ruyue.
"Lin Mei! Siapkan air, tubuhku terasa sangat lengket, aku juga ingin beberapa kelopak bunga mawar." ucap Qin Ruyue, gadis pelayan yang bernama Li Mei itu segera menganggukkan kepala, dia bergegas pergi untuk menyiapkan semua keperluan majikannya.
'Li Mei! Di kehidupan yang lalu, kau harus mati karena melindungiku, di kehidupan yang baru ini aku akan melindungimu!'
Qin Ruyue kembali menerawang kehidupan pertamanya, saat kaisar menuduh dia telah meracuni Qin Yanran, demi untuk menyelamatkan nyawanya, Li Mei mengakui kesalahan yang tidak pernah diperbuatnya, yang membuat gadis pelayan itu terkena hukuman penggal.
Kedua tangan Qin Ruyue lagi-lagi terkepal, ada dendam dan kebencian yang menyala di matanya. Dia tidak akan melepaskan orang-orang yang telah menganiaya hidupnya di masa lalu dan akan memberikan keadilan untuk dirinya sendiri dengan cara apapun.
'Mu Jingxuan! Kali ini aku tidak akan pernah melakukan kebodohan yang sama, aku tidak akan memilih untuk menikahi pria badjingan sepertimu! Bukankah kau sangat mencintai Qin Yanran? Kali ini aku akan mewujudkan keinginan kalian berdua.'
Kriet...
Pintu terbuka, Li Mei berdiri sambil memegangi baskom yang berisi bunga mawar, "Nona, air panasnya sudah siap, budak akan membantu anda untuk membersihkan diri."
Qin Ruyue mengangguk, "Baiklah! Bantu aku berjalan!"
Li Mei mengangguk, dia meletakkan baskom di atas meja, kemudian berjalan mendekat ke tempat tidur dan membantu Qin Ruyue yang lemah untuk bangun.
"Berjalan perlahan nona, anda harus lebih berhati-hati," ucap Lin Mei sambil memapah Qin Ruyue menuju bak mandi, dia membantu gadis itu melepaskan pakaiannya, kemudian kembali memapahnya masuk ke dalam bak mandi.
Gadis pelayan itu segera mengambil baskom dan menaburkan kelopak bunga mawar merah di atas air. "Nona, budak akan membantu anda untuk menggosok punggung."
Qin Ruyue mengangguk, dia menikmati pijatan lembut dari jari Li Mei sambil memejamkan matanya. "Li Mei, apakah kamu betah tinggal di sini?"
"Nona, anda adalah majikan yang sangat baik, Li Mei bersedia untuk mempertaruhkan nyawanya demi kebahagiaan dan juga kedamaian hidup anda." jawab Li Mei.
"Bodoh! Sampai kapan kau akan menyebut dirimu sebagai budak? Li Mei, kita berdua tumbuh bersama di rumah ini, aku telah menganggapmu seperti saudaraku sendiri." ucap Qin Ruyue sambil melotot.
"Nona, budak tidak berani menerima berkah sebesar ini, anda telah banyak membantu budak dan membiayai pemakaman kedua orang tuaku. Li Mei selamanya akan patuh pada anda." jawabnya sambil menundukkan kepala.
"Apa yang terjadi dengan Qin Yanran? Kenapa aku tidak melihatnya hari ini?" tanya Qin Ruyue sambil menatap wajah Li Mei.
"Nona, budak tidak berani berbicara bohong, nona kedua itu-" Li Mei menghentikan kata-katanya, dia menatap wajah Qin Ruyue dengan serius.
"Ada apa dengan nona kedua?"
"Nona, sebenarnya budak pernah melihat pangeran ketiga bertemu secara diam-diam dengan nona kedua, mereka terlihat sangat akrab, bahkan nona kedua bersikap sangat manja padanya. Nona, anda jangan sedih, budak tidak bermaksud untuk menyakiti hati nona tertua." ucap Li Mei.
Qin Ruyue tersenyum lembut, "Aku tahu, Li Mei, kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan pernah menikah dengan pria badjingan seperti Mu Jingxuan! Di perjamuan istana nanti, aku pasti akan membuat mereka berdua kehilangan wajah rubahnya."
...----------------...
Hai readers, mohon maaf sebelumnya, karena author menggunakan voice, jadi ada banyak sekali typo. Nama untuk nona kedua Adipati, author ganti dengan Qin Yanran agar tidak sulit ketika menyebut nama kecilnya ya. ☺️