Allea Hizka Zirah. Wanita polos nan lugu, telah bersepakat dengan pacar nya akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Segala sesuatu yang di butuhkan untuk melangsungkan acara sudah beres, hanya tinggal menunggu hari dan tanggal yang di tentukan.
Namun tak di sangka, mempelai pria tidak menghadiri acara pernikahan yang akan di langsungkan. Sontak hal itu mengundang riuh di acara yang di gelar dengan besar-besaran. Begitu juga dengan keluarga wanita yang menanggung malu.
Apa yang menjadi penyebab mempelai pria tidak hadir? Apakah adanya selisih paham? Apakah setelah kejadian yang menimpah Allea akan menimbulkan trauma yang mendalam? Atau malah sebaliknya?
Mari kita ikuti keseruan cerita ini yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keycapp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JU.
Setalah bi Sumiati mengantarkan semangkuk makanan untuk Darren, Allea mulai menyuapi Darren dengan sangat hati-hati. Bi Sumiati memilih pergi saja, ia akan memerhatikan Allea dan Darren dari jauh.
" A... Makanan nya mau telbang," ucap Allea dengan sendok yang sudah mulai mendekat ke mulut Darren.
" aa... Hoho... Uta.. Uta." Balas Darren dengan suara yang tidak jelas,siap menyambut sesuap bubur ke mulut nya.
Allea pun menyuapkan bubur nya, secara hati-hati dan perlahan. Hingga semangkuk bubur itu tandas, Allea tak hanya berdiam di tempat. Sesekali ia mendorong kereta dorong nya, sambil mengelilingi halaman mansion mereka yang di penuhi dengan tumbuhan-tumbuhan hijau dan beribu macam bunga yang tumbuh dengan mekar.
Sungguh suasana seperti ini sangat lah mahal, di barengi dengan canda tawa yang menggema di luar ruangan itu.
Hingga kehadiran seorang laki-laki lah, yang menghentikan tawa yang mengudara itu.
" Selamat sore bu. Maaf mengganggu waktu nya," ucap seorang laki-laki yang memiliki kulit putih bersih, tinggi badan yang tidak jauh dari badan Allea yang tinggi. Memiliki tingkat ketampanan yang tinggi, dan auranya sangat berwibawa. Allea bisa menebak, bahwa laki-laki ini adalah orang yang terhormat dan terpandang juga.
" Sore. Siapa ya?" Tanya Allea, yang bingung dengan kedatangan laki-laki itu.
" Saya Lee Hoong Ju, panggil Ju saja. Saya adalah orang yang di percayakan oleh pak Tito dengan mengemban jabatan sebagai chief finansial officer (CFO) yang artinya saya lah yang mengatur perusahaan, selama pak Tito tidak berada di negara ini. Saya akan membantu dan selalu ada, di setiap ibu memiliki pekerjaan dan masalah serta lain nya." Jawab laki-laki yang sudah memperkenalkan dirinya tadi.
" Oh ya? Mari masuk," ajak Allea.
" Baik."
Lalu mereka memasuki bangunan yang besar itu, Allea tak lupa dengan Darren. Ia mendorong kereta dorong Allea, untuk memasuki rumah itu.
" Bi. Tolong Darren di bawa ke kamar nya," ucap Allea kepada bi Sumiati.
" Baik nyonya."
Dareen sudah di bawa oleh bi Sumiati, begitu juga dengan Allea dan Ju yang sudah duduk manis di rumah tamu.
" Bi A, tolong bawakan minuman dan juga cemilan." Pinta Allea ketika melihat seorang pelayan lewat dari arah mereka.
" Baik nyonya."
Sembari menunggu minuman datang, mereka mulai berbincang.
" Maksud dan kedatangan saya kesini, untuk melihat keadaan. Besok kita mengadakan pertemuan dengan salah seorang investor yang cukup sulit untuk di hadapi." Ucap Ju memberitahu informasi penting yang akan mereka lakukan untuk besok hari.
" Investor yang sulit di hadapi?" Tanya Allea yang bingung, dengan kalimat yang Ju sampaikan.
" Iya. Jika kurang percaya bisa di tanyakan dengan pak Tito, ada salah seorang investor yang sangat iri dengan kesuksesan yang pak Tito capai. Di awal Abang dari beliau pernah menanam saham di perusahaan ALWAYS, namun Abang beliau sudah duluan menghadap Tuhan. Akhirnya saham jatuh dan di ganti ke tangan nya, namun bukan nya ia senang jika perusahaan semakin sukses. Ia malah memiliki hati yang iri kepada pak Tito, beliau mahal menuntut banyak bahkan ingin merebut perusahaan. Namun saham yang di tanam bukan lah memilki nominal yang banyak," jawab Ju dengan singkat dan jelas.
" Wah! Besok hari pertama saya akan bekerja, tapi sudah akan menghadapi hal yang seperti ini. But, tidak apa-apa. Aku bisa," ucap Allea dengan percaya diri dengan kemampuan nya, memang hal yang ia lakukan saat ini adalah menguji segala kemampuan nya.
" Saya harap ibu tidak akan mengecewakan pak Tito dan saya esok, saya akan memberikan beberapa contoh jawaban maupun pendapat yang selayak nya. Semoga kamu bisa menerap nya dengan baik-baik," ucap Ju.
" Baik lah. Oh ya jangan terlalu formal berbicara dengan ku, panggil saya Allea. Saya rasa saya masih tidak terlalu tua untuk kamu panggil ibu," canda Allea supaya percakapan mereka tidak terlalu tegang.
" Baik lah. Semoga segala pemaparan saya, bisa kamu terima. Dan hari pertama kamu semoga menyenangkan,"
" Baik lah. Oh ya kamu asli orang Korea?" Tanya Allea yang sedikit bingung dengan Ju, wajah tidak tampak orang Indonesia tapi lancar menggunakan bahasa Indonesia.
" Saya asli keturunan orang Korea, dan sampai saat ini menetap di Indonesia. Saya memang menguasai empat bahasa, yakni bahasa Indonesia, Korea, inggris, dan Mandarin." Jawab Ju dengan mantap.
" Wah kamu hebat!" Puji Allea terkagum dengan kehebatan yang Ju miliki.
" Ini juga di karenakan pekerjaan, dan sudah terbiasa. Begitu juga dengan mu nanti, kamu akan terbiasa mendengar beberapa bahasa yang berbeda-beda. Sehingga memicu kemauan mu untuk belajar," jawab Ju sesuai dengan pengalaman nya, dan penyebab makanya ia bisa menguasai 3 bahasa asing.
" Itu juga merupakan hal yang bagus, karna menambah pengetahuan dan wawasan bagi someone. Bukan menjadi suatu masalah," jawab Allea.
Hingga percakapan mereka semakin menjalar dan menjalar, begitu juga dengan segala penjelasan dan pengalaman Ju tentang pekerjaan. Di ceritakannya kepada Allea, karna permintaan Allea sendiri. Bagaimana bisa Ju menolak, kalau dai pengalaman dan penjelasan nya bisa menjadi pelajaran untuk Allea kedepan nya.
" Baik lah saya pamit dulu, saya masih memiliki pekerjaan yang harus di kerjakan. Semoga percakapan dan penjelasan kita bisa berguna, besok pagi saya akan datang menjemput mu. Pagi-pagi sekali kita akan ke perusahaan terlebih dahulu, Karena ada acara penyambutan atas kedatangan mu. Baru lah kita akan datang menemui investor yang saya bicarakan tadi, semoga malam mu menyenangkan Allea." Pamit Ju dengan mengingat kan allea, supaya besok ia harus mempersiapkan diri.
" Terimakasih Ju, semoga hari mu menyenangkan. Kamu juga jaga kesehatan," ucap Allea perhatian.
" Baik. Saya pergi dulu," pamit Ju dengan melemparkan senyuman kepada Allea.
Sepulang Ju dari rumah Allea, Allea langsung menghubungi Daddy nya.
" Halo Dad," sapa Allea setelah panggilan telepon tersambung.
" Halo sayang, kok kamu baru kasih kabar? Daddy rasa sudah beberapa jam kalian tiba di sana," ucap Daddy Tito dengan mengeluarkan jurus posesif nya.
" Lea tadi langsung istirahat, makanya gak sempat aktifkan handphone. Oh ya Ju tadi datang, ke rumah. Besok ada pertemuan dengan salah satu investor yang sulit di hadapi," beritahu Allea sesuai dengan perkataan Ju tadi.
" Oh ya benar. Daddy akan mengirimkan beberapa dokumen kepada mu, ada yang harus di periksa di sana. Besok kamu sudah harus membawa nya ke pertemuan besok," ucap Daddy Tito.
" Oke Dad. Kirim kan saja, Lea mau makan malam dulu. Jangan lupa titip salam buat Mommy Dad," ucap Allea.
" Baik sayang. Semoga hari mu menyenangkan,"
Sambungan telfon terputus, Allea akan makan malam dan akan berkutat dengan dokumen-dokumen yang baru saja yang terkirim.
...****************...