“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua puluh Sembilan
"Bibi, lihatlah! Kak Aris begitu jahat pada Nisa, masak hanya karena game dia langsung mamarahi Nisa,"
Adu Nisa pada Rika.
Saat melihat bibinya itu sudah berjalan menghampiri mereka.
"Heh bocah! masih kecil kau sudah berani mengadu Domba orang lain, bagaimana kalau
kau besar nantinya, lagi pula siapa yang memarahimu?"
Aris kesal sekali pada gadis kecil itu,
matanya sudah menatap tajam ke arah Nisa.
"Hiks..Hiks.. Bibi, lihatlah betapa galaknya
Kak Aris pada Nisa! pasti itu karena
dia masih belum menikah-nikah juga
sampai sekarang kan? Huhu...huhuuu..."
Adu Nisa lagi.
Nisa tak kehabisan ide untuk memojokan
dan juga mengejek kakak sepupunya itu.
"Cup..cupp.. Udah dong nangisnya sayangnya bibi'! kamu harus bisa maklum sama Kak Aris, Kak Aris itu memang suka naik sentimen kayak gitu, gegara sekarang dia itu udah jadi perjaka tua, maklumlah Kak Aris kan
gak laku-laku sayang," Ujar Rika lagi.
"Cih, dasar anak mami, bisanya
cuma mengadu!"
Aris kesal sekali, karena mereka terus memojokannya.
"Nyah, makan malamnya sudah siap!"
Sela Bik Nung.
"Ah ya," Sahut Rika.
Setelah itu Rika pun langsung mengajak semuanya untuk makan malam terlebih dahulu.
Di meja makan.
"Aris, sekarang mama tanya usia kamu berapa?"
"Dua puluh delapan tahun ma," Sahut Aris sembari menyendoki makanan yang ada di atas meja.
"Usia Wisnu berapa?" Tanya Rika lagi sembari
menatap lawan bicaranya itu.
"Dua puluh enam tahun Ma, lagian mama kenapa sih nanya-nanyain usia segala,
mana pake nyasar ke Wisnu lagi, emang anak mama itu Aris atau Wisnu!?"
Wajah Aris sudah nampak kesal.
"Hey lihatlah! betapa kasarnya perkataan anak papa, mungkin itu karena efek dia belum menikah," Ejek Andi.
"Lihatlah! setiap kali Aris pulang ke rumah, kalian pasti membicarakan hal ini lagi, itulah mengapa Aris paling malas saat kembali ke rumah, mama selalu saja berbohong kepada Aris, tetapi sekarang lihatlah, kalian lagi-lagi mengarahkan pembicaraan ke arah sana."
"Kakak jangan berkata seperti itu! sopanlah sama orang tua, lagi pula apa yang di katakan paman sama bibi barusan benar kok."
"Diam kau, anak kecil tahu apa!"
Bentak Aris kasar.
"Huhuu bibi.... Kak Aris jahat..."
Adu Nisa lagi.
Air matanya sudah keluar agar Rika memarahi kakak sepupunya itu. Gadis kecil itu memang pantas di beri penghargaan karena aktingnya yang memukau.
"Aris Nisa itu Anak kecil, jangan gitu dong sayang!" Ujar Rika lagi sembari mengusap-ngusap kepala keponakannya itu agar mau menghentikan tangisnya.
"Cupp.. cupp udahan sayang! Kak Aris cuma bercanda, gimana kalau sehabis makan nanti, kamu jalan-jalan aja sama Kak Aris, kebetulan malam ini di taman besar ada pasar malam,
di sanakan biasanya banyak yang jual Ice Cream sama Gulali, kan kamu udah lama gak
di jajanin sama Kak Aris," Lanjut Rika lagi untuk menghibur keponakannya itu.
"Mama apa-apa an ini? kenapa mama harus menitipkan anak tengik dan manja ini pada
Aris, lagi pula dia kan bukan anak kecil lagi, Udah bayi gede gitu, bulu ketiak aja udah
mau tumbuh!" Ujar Aris kesal.
"Mau bahas soal mantu mama, atau ajak Nisa jalan-jalan?" Ujar Rika memberi pilihan.
"Kampret kalian Raka dan Suci,
bagaimana bisa kalian menitipkan
anak tengik ini di sini, dan parahnya
saat aku berkunjung kemari dia ada
di sini, aku paling benci bertemu
dengan si Biang Keladi ini,"
Ujar Aris menggerutu di dalam hatinya.
"Bagaimana sayang, udah pilih
jawaban apa belum?"
Ujar Rika lagi saat melihat anaknya itu tak kunjung menjawabnya.
"Baiklah, Aris akan mengajaknya jalan-jalan malam ini," Sahut Aris. Seraya
menekuk wajahnya karena kesal.
"Asik......" Ujar Nisa girang.
Aris sudah menatap tajam ke arah gadis mungil yang baru berusia sekitar 9 tahunan itu. Sementara Nisa hanya menjulurkan lidahnya ke arah Aris, karena berhasil membuatnya jengkel.