Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C23 : ISSAM
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Jay menatap kesal pada Altan yang sengaja bermain-main dengannya. Jay balik menatap kedua pria tua tersebut. "Ya Tuhan. Kapan mereka pergi, " batin Jay yang terlihat sangat pasrah.
"A-ayah tentu sayang pada ibu. Paman ini bicara apa, " sambung Zafer.
"Hei ponakan. Ayah mu saja belum menyatakan rasa sayangnya pada kakak ipar ku ini, "
"Tidak usah. Aku sudah tau jawabannya. Dia tentu tidak sayang padaku, " ucap gadis tersebut. Sejenak Jay merasa lega karena dia bebas dari pertanyaan yang sangat memberatkan hatinya tersebut.
"Tidak bisa begitu ibu. Ayah ayo cepat katakan bahwa ayah sayang pada ibu, " Jay kembali terkejut saat Zafer meminta Jay mengatakan bahwa dia sayang pada gadis itu.
"Um, ya, "
"Ya apa ayah?"
"Ya ayah sayang padanya, "
"Tuh. Dengarkan. Ayah itu sangat sayang pada ibu, " di sela pembicaraan mereka. Salah satu pelayan restauran meminta mereka untuk keluar dari restauran tersebut.
"Tuan. Nyonya. Maaf menggangu kalian. Tapi ini restauran kami. Jika kalian ada masalah rumah tangga, tolong jangan di sini. Tidak enak dengan pelanggan kami yang lain, "
"Baik pak. Maaf sebelumnya, " mereka ingin keluar tapi pelayan itu menghentikan gadis tersebut di karenakan dia belum membayar pesanannya.
"Nyonya, maaf. Kau belum membayar pesananmu, "
"Oh Ya Tuhan. Maaf ya pak, " gadis itu membuka tasnya untuk membayar tagihannya.
"Eh kakak ipar. Untuk apa repot-repot. Lihat suami mu sudah di sini. Biarkan dia saja yang membayarnya, "
"Ah itu tidak perlu. Aku punya uang sendiri. Lagipula itu pesanan ku, "
"Tidak kakak ipar. Uang suami adalah uang istri. Ayo kakak. Bayar pesanan istrimu, " ucap Altan yang lagi dan lagi mengejek Jay.
Jay terpaksa mengeluarkan kartu debit nya dan memberikannya pada pelayan restaurant. Setelah di scan, mereka kemudian keluar restauran bersama.
"Ini nomor ponsel ku, " ucap gadis itu pada Jay.
"Untuk apa?"
"Kirim kan nomor rekening mu. Aku akan mengganti yang tadi, "
"Tidak usah, "
"Kau yakin?"
"Iya. Lain kali kalau ada apa-apa jangan pernah melakukan drama seperti tadi. Kasian pria yang akan menjadi korban drama mu itu, "
"Ah kak Jay ini terlalu terbawa suasana, " sambung Altan.
"Oh ya. Terima kasih ya kalian sudah menolong ku tadi. Jika tidak ada kalian. Entah apa yang akan dua pria tua itu lakukan padaku nanti, "
"Lain kali hati-hati. Kami pergi dulu, " ucap Jay.
"Kak Jay. Kakak paman. Ayok cepat kita cari makan. Setelah itu kita lanjut cari alamat tuan Issam, " teriak Zafer yang dari tadi menunggu mereka di mobil.
"Issam?" Ucap gadis itu.
"Kau kenal padanya?"
"Bagaimana mungkin aku tidak kenal. Dia kakak ipar ku, "
"Wah. Kak lihat. Takdir mu menolong gadis ini, dan sebagai balasannya gadis ini akan membawa kita pada tuan Issam. Sepertinya kalian memang di takdirkan berjodoh, " Jay yang semakin kesal langsung memukul kepala Altan menggunakan kunci mobilnya.
"Aw. Sakit kak, "
"Dari tadi aku ingin sekali melakban mulut mu itu, " ucap Jay. Gadis itu hanya tertawa melihat Jay dan Altan.
"Sudah-sudah. Kalian mau aku antar bertemu kakak iparku atau mau makan dulu?"
"Hal baik jangan di tunda. Kita akan bertemu kakak mu dulu, " ucap Jay.
"Ya sudah. Aku akan menuntun kalian dari depan, " gadis itu kemudian berjalan pergi masuk ke mobilnya.
"Kak Jay. Suami yang baik itu menyetir untuk istrinya, " ejek Altan.
"Al apakah yang tadi kurang sakit?"
"Iya-iya maaf, "
"Berhentilah bercanda. Aku tidak suka, " ucap Jay dengan raut wajah sedikit kesal. Setelah masuk ke dalam mobil mereka kemudian pergi mengikuti mobil gadis tadi. Singkat cerita, mereka sudah sampai di kediaman Issam. Pantas saja mereka tidak menemukan alamatnya, karena Issam sudah pindah rumah semenjak menikah.
"Ayo masuk. Aku akan panggilkan kakak ku dulu, " ucap gadis itu. Namun rupanya Issam sedang berada di ruang tamu sambil memainkan laptopnya. Kehadiran mereka membuat Issam merasa kebingungan.
"Siapa mereka dik?"
"Mereka tadi menolong ku di restauran kak. Dan kebetulan mereka juga ingin bertemu dengan mu, "
"Oh hai. Ada apa kalian ingin bertemu dengan ku?"
"Kedatangan kami kemari atas perintah paman ku. Zyan Hernandes, apa tuan kenal?"
"Sebentar-sebentar. Aku sudah cukup tua dan ingatan ku sangat rendah. Aku lupa siapa Zyan, tapi namanya juga seperti tidak asing, "
"Um kalau Esmes Hernandes?" Issam terdiam saat mendengar nama Esmes. Rupanya sampai sekarang Issam masih belum melupakan Esmes.
"Ah iya. Aku sekarang ingat. Zyan itu.. Dia suaminya Esmes bukan?"
"Ah benar tuan, "
"Kemari lah. Duduk di sini, " Jay, Altan, dan Zafer duduk bersama dengan Issam di ruang tamu.
"Bagaimana kabar mereka?"
"Paman Zyan kondisinya sedikit melemah, "
"Itu hal yang wajar. Dia kan sudah tua. Tapi aku yakin istrinya Esmes, merawatnya dengan baik, "
"Um tuan. Bibi Esmes sudah meninggal. Kurang lebih 15 tahun yang lalu, "
"Apa?"
"Maaf paman jika membuat mu terkejut. Aku tau dari paman Zyan kalau kalian adalah teman baik dulu, "
"Bukan sekedar teman baik. Kedekatan kami jauh lebih dari sekedar teman dekat, " batin Issam.
"TIdak apa-apa nak. Aku turut berduka cita atas kepergian bibi mu itu, "
"Iya tuan, "
"Jangan memanggilku tuan. Panggil saja paman, "
"Baik paman, "
"Oh ya kedatangan kalian kemari ada apa?"
"Ada yang mau aku sampaikan pada mu paman. Tapi... " Jay melirik ke arah gadis tadi.
"Ah baiklah. Ayok ikut dengan ku. Adik ipar, kau tetap di sini. Temani mereka, "
"Iya kak, "
Issam dan Jay pergi ke suatu tempat yang sepi di halaman belakang rumah Issam. Di sana Jay menceritakan semua yang terjadi pada keluarganya dan apa tujuan mereka di Oman. Jay hanya ingin mengetahui sistem kepemerintahan di kota Oman setelah di kuasai oleh Carlos dan Ghani. Dari pengakuan Issam. Kota Oman menjadi ladang kriminal di mana-mana. Banyak tindak pidana yang di lakukan di kota Oman. Bahkan hal itu juga meracuni otak generasi muda di kota itu. Banyak mahasiswa yang sering melakukan aksi pengeroyokan, tindak bullyan, pencurian, memakai obat-obatan terlarang secara terang-terangan. Polisi sering menangkap mereka, namun Carlos dan Ghani selalu datang untuk menjamin kebebasan anak muda itu dengan syarat mereka harus bergabung dengan Carlos dan Ghani.
"Jay. Sebelum menghabisi mereka. Aku minta kau untuk menyelamatkan generasi muda di kota ini, " ucap Issam.
"Baik paman. Akan aku bereskan mereka, "
"Itu tidak mudah nak. Salah satu universitas terbesar di sini merupakan sarang anak-anak perusak generasi. Aku ingin kau masuk dan mengurus universitas itu dulu. Tapi sayangnya, universitas itu di bawah kepemimpinan Ghani. Jika kau ingin masuk ke dalam universitas itu kau harus bertemu dengan Ghani dan memohon padanya, "
"Paman. Untuk apa meminta izin? Ayah ku mengajarkan jika ingin melakukan sesuatu yang menjamin kebaikan untuk apa bermohon meminta izin?"
"Kau benar nak. Tapi ini beda lagi. Ayah mu bisa maju dan menghabisi mereka yang menghalangnya. Tapi kau.. Aku tidak mau kau menghabisi mahasiswa itu. Apalagi jika kau menentang Ghani, mahasiswa itu yang akan membalas mu, " ucap Issam.