Amira Khairinisa, tiba-tiba harus menerima kenyataan dan harus menerima dirinya menjadi seorang istri dari pria yang bernama Fajar Rudianto, seorang ketos tampan,dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.
Dia terpaksa menerima pernikahan itu karena sebuah perjodohan setelah dirinya sudah kehilangan seseorang yang sangat berharga di dunia ini, yaitu ibunya.
Ditambah dia harus menikah dan harus menjadi seorang istri di usianya yang masih muda dan juga masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA, di SMA NEGERI INDEPENDEN BANDUNG SCHOOL.
Bagaimanakah nantinya kehidupan pernikahan mereka selanjutnya dan bagaimanapun keseruan kisah manis di antara mereka, mari baca keseluruhan di novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11.
Seiring dengan waktu yang terus berjalan, perpustakaan semakin banyak ramai pengunjung.
Pengunjung mulai berdatangan dengan berbagai tujuan, ada yang ingin mencari buku tentang sejarah, sastra dan juga ilmu pengetahuan.
Meskipun ramai, suasana tetap terjaga aman, dengan pengunjung yang saling menghormati dan menjaga ketenangan.
Dibagian belakang perpustakaan, terdapat juga ruang diperuntukkan bagi mereka yang ingin mendengar musik klasik sambil membaca buku mereka.
Dinding perpustakaan yang berwarna coklat dan jendela yang tinggi menciptakan suasana yang tenang dan juga menyenangkan.
Pengunjung terdiri dari berbagai latar belakang, ada yang datang untuk belajar, ada pula yang hanya ingin menikmati ketenangan malam di perpustakaan Mustika.
Kelompok-kelompok kecil juga terlihat berkumpul di sudut ruangan, saling berbagi ide dan opini tentang buku yang sedang mereka baca dan juga pelajari.
Susana di perpustakaan Mustika pada malam hari memang terasa begitu damai, seolah menawarkan tempat perlindungan dari kesibukan kota yang tak pernah lelah dari kebisingan dan juga keramaian.
" Andaikan semua orang bisa merasakan nikmatnya berada didalam perpustakaan, pasti akan terasa damai dan juga tentram seperti ini." batin Amira, sambil menghembuskan nafasnya dengan pelan.
" Mereka yang bisa merasakan kenikmatan ini adalah orang-orang yang sangat beruntung." sambung Amira dengan gumaman pelan, sambil mengamati pengunjung yang berada di lantai bawah.
Diantara rak-rak buku yang berjejeran, pengunjung terlihat sangat tertarik dengan beragam koleksi buku yang sudah disediakan, beberapa pengunjung duduk di kursi empuk dengan dihiasi cahaya penerangan yang hangat, larut dalam cerita dan pengetahuan yang ditawarkan.
Di meja pembacaan, setiap orang terlihat khusyuk membaca sambil kadang-kadang mereka menggores pena di buku mereka masing-masing, mencatat informasi penting yang ditemui dalam buku.
" Kamu sedang apa?" tanya kepala perpustakaan, yang tiba-tiba menghampiri Amira yang sedang menggenggam kayu berlapis kaca itu dengan kedua tangannya.
" Saya sedang melihat orang-orang yang sedang membaca buku dengan tenang dan itu merupakan sebuah kebahagiaan." jawab Amira, yang sedang larut dalam lamunan.
Dia benar-benar tidak sadar siapa orang yang baru saja melontarkan pertanyaan itu kepada Amira.
" Sampai kapan kamu terus berdiri disini?"
Amira pun kini langsung menoleh ke arah sumber suara itu.
" Bu kepala?!" ucap Amira kaget, kedua matanya sedikit terbuka karena rasa terkejutnya.
Kepala perpustakaan itupun langsung tersenyum, melihat eskpresi Amira yang ternyata sampai terkejut melihat dirinya.
" Buku-bukunya sudah di data dan ditata?" tanyanya kepada Amira.
" Sudah, Bu, saya sudah mendata dan saya sudah merapihkan semuanya." jawab Amira.
" Semuanya?" tanya kepala perpustakaan, seolah tidak percaya jika Amira sudah benar-benar menyelesaikan semuanya dalam waktu secepat itu.
Sementara Amira meresponnya hanya dengan sebuah anggukan saja.
" Kalau begitu nanti segera kirimkan laporannya, ya, supaya kita bisa segera ajukan ke penerbit jika terdapat beberapa buku yang rusak atau tidak sesuai dengan standar perpustakaan ini." ucap kepala perpustakaan mengingatkan.
" Baik, Bu, akan saya kirimkan secepatnya." jawab Amira lagi.
Kepala perpustakaan itupun langsung tersenyum bangga, dia selalu dibuat senang oleh hasil kerja Amira, begitu juga dengan hasil kerja yang lainnya.
" Baiklah kalau begitu, saya permisi." pamit Ibu kepala itu.
" Siap-siap juga kamu untuk pulang, lima belas menit lagi perpustakaan akan di tutup." sambungnya kembali, sebelum dia benar-benar meninggalkan Amira.
Amira pun langsung mengangguk untuk yang terakhir kalinya.
" Baik, Bu."
Amira juga tidak membutuhkan waktu lama bagi dirinya mengirimkan laporan itu, hingga saat ini, pekerjaan Amira pun sudah selesai.
TO BE CONTINUE.
mampir dinovelku juga ya/Pray/