Tragedi, kematian, dendam, hingga keserakahan seorang ayah mulai terungkap pada kasus kematian sejoli yang penuh misteri hingga melibatkan banyak pihak, bahkan terjadinya korban salah tangkap.
Akankah dalang utama dalam kasus ini terungkap?
Jangan lewatkan cerita lengkapnya di Noveltoon.
Terimakasih🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gubuk Baca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Mungkin?
“Putra, hentikan! Bawa dia pergi dari sini”, ucap sang atasan yang tidak ingin Putra terkena masalah karna bajingan ini.
Sejak saat itulah ia di tetapkan sebagai terdakwa pada kasus pembunuhan dan pemerkosaan berantai yang ada di kota J.
Namun demikian, baik Putra maupun Cindy tidaklah sependapat dengan keputusan saat itu.
Hal itu di karenakan, ia yang ditangkap saat itu seperti terhasut sesuatu yang menjadi pemicu amarahnya.
Dan juga, korban saat itu seperti sedang berlari dari sesuatu hingga ia tersesat ke jalan Mawar dan bertemu dengan pelaku yang dalam kondisi marah dan butuh sesuatu untuk melampiaskan hasrat marahnya.
Praduga mereka itu bukan tanpa alasan pula, pelaku tidak pernah membunuh korbannya di tempat penculikan, ia akan menyiksa mereka secara perlahan-lahan hingga mati.
Namun sayangnya, itu semua hanya praduga mereka lantaran kasus itu tidak pernah terulang setelah tersangka tertangkap dan di tetapkan.
...Saat Ini....
“Haisssss, jangan katakan pada ku, kalian mengira si mesum itu di balik ini semua?!”, tanya Bagas.
“Kenapa tidak, pelaku utama belum tertangkap saat itu”
“Kau pasti bercanda, sudah enam tahun kasus itu terjadi. Bukankah dalam enam tahun ini tidak ada kasus yang serupa?”
“Justru karena itu, bagimana jika dia menjadi lebih pintar dan mengubah metodenya?”, tanya Putra.
Perkataan Putra itu membuat Bagas terkejut bukan main.
Pikirnya, betapa mengerikan pelaku saat itu jika dia benar-benar semakin berkembang dalam kejahatannya, hingga ia bisa membuat metode baru untuk memuaskan hasratnya.
“Tapi, hal itu sulit dipercayai”, ucap Bagas lagi. Ia berusaha menolak keyakinan yang menyesatkan itu.
“Memangnya kenapa? Jangan lupa, si mesum itu seorang psikopat.”, uap Cindy.
Ia juga yakin jika pelaku dalam kasus ini adalah psikopat yang tidak bisa di tangkap saat itu lantaran terlalu banyak alibinya.
“Haisss, benar-benar menakutkan!!”, ucap Bagas.
Ia tidak tau lagi, apa yang akan terjadi jika benar dalang di balik kasus Laura ini adalah seorang Psikopat.
Pastinya hal itu akan menimbulkan kepanikan public, jika di sebarkan.
“Hem, semua hal mungkin terjadi di dunia yang kejam ini. Yah, apa pun itu, untuk saat ini aku tidak bisa menemukan apa pun pada jasad Laura”
“Lalu bagaimana dengan bekas memer yang ada di kem**** Laura?”, tanya Bagas yang masih curiga pada bekas itu.
“Hem, bagaimana kau tau?”, tanya Cindy.
Pikirnya, apa Bagas sudah melihat jasad Laura saat itu? Saat ia menulis pernyataannya yang terlalu gamblang hingga membuat kehebohan public pada kasus ini.
“Pihak keluarganya yang mengatakan padaku!”
“Oh, kau sudah bertemu dengan mereka? Hem, tapi bukan hanya memar ada luka juga disana. Bahkan ada jejak luka di bagian pantatnya, itu terlihat seperti bekas tamparan tangan”, jelas Cindy.
Perkataan Cindy itu membuat Bagas dan Putra semakin curiga bahwa kasus ini tidaklah biasa.
Di tengah percakapan mereka, tiba-tiba muncul kurir makanan yang mengantar paket mie Bangladesh, fire chicken, flying chicken dan richickhen dari Richeese Factory. Hal itu membuat Putra gagal fokus.
“Setelah melakukan autopsy, kau masih selera makan?”, tanya Putra setelah melihat semua menu kesukaan Prof. Cindy telah tiba dan siap di santap.
“Tentu saja, aku butuh energy. Kau mau?”
“Hah, rumor mu tidak pernah salah”
“Lupakan itu, lalau bagaimana dengan semua ini? Bukankah sudah bisa di pastikan, telah terjadi hal yang tidak di inginkan pada jasad Laura?”, ucap Bagas yang tidak peduli pada apa yang tengah terjadi saat ini.
“Emm, BDSM”, jawab Cindy ringkas.
Namun, pernyataannya itu membuat Bagas semakin frustasi.
Terlebih lagi, ia yang mendengar pernyataan Andini saat itu, bahwa laura tidak mungkin melakukan kegiatan BDSM.
Lalu kenapa sekarang malah dinyatakan semua bekas yang ada adalah kegiatan BDSM, apa itu masuk akal?
“Apa?? Kau yakin akan hal itu?”
“Ya, semua jejak yang ada menunjukan mereka melakukan hal itu. Bahkan kami sudah memeriksanya berkali-kali untuk memastikan”
“Lalu bagaimana dengan bekas luka yang ada?”, tanya Putra memastikan.
“Luka itu, bila dilihat dari bentuk dan panjangnya, untuk saat ini kami mengambil kesimpulan bahwa itu merupakan tindak ketidak sengajaan!”
“Apa maksudmu?”, tanya Bagas.
“Ya, sepertinya meraka terkejut oleh sesuatu hingga tidak sengaja melukainya”, jelas Cindy.
“Apa itu mungkin terjadi?”, tanya Putra lagi.
Putra dan Bagas terus bertanya untuk memastikan semua kemungkinan yang ada, jangan sampai kasus ini berakhir dengan misteri yang tak akan pernah tuntas.
“Emm, itu mungkin saja terjadi. Missal, orang yang terkejut ketika di pergoki, atau sesuatu yeng membuat keduanya terkejut untuk segara menghentikan aktifitas mereka saat itu”, jelas Cindy lagi.
Namun, hal itu tidak masuk dalam pikiran Bagas.
Pikirnya, apa mungkin orang yang melakukan aktifitas BDSM akan memilih tempat yang mudah di datangi orang? Sungguh itu tidak masuk akal sehatnya.
“Cih, apa itu masuk akal!”
“Lalu bagaimana dengan jumlah pelaku yang kalian duga? Jangan katakan, itu hanya satu orang?”, tambah Putra.
Putra yang masih meragukan pernyataan Cindy ini terus menghujaninya dengan berbagai pertanyaan yang cukup masuk akal.
“Yah, aku juga meragukan hal itu. Tapi, untuk saat ini kami mengambil kesimpulan pelakunya benar-benar satu orang yaitu David, pacarnya, yang jasadnya juga di temukan bersama Laura”, jelas Cindy.
Mendengar hal itu membuat Putra dan Bagas tidak tau lagi apa ynag ingin mereka tanyakan, lantaran semua kemungkinan malah mengarah pada David saat ini.
Ditengah percakapan mereka, tiba-tiba muncul seseorang yang membuat Bagas terkejut bukan main.
Tok..
Tok..
“Ya, masuk!”, ucap Cindy pada orang yang mengetuk daun pintu ruangannya sebagai pertanda izin masuk.
“Hoo, kau kedatangan banyak tamu ya”, ucap orang itu begitu membuka pintu dan mendapati Bagas serta Putra kini berada bersama Cindy.
“Kau kan, pak tua yang waktu itu!”, ucap Bagas pada pemilik suara yang tak lain dan tak bukan adalah orang yeng mempengaruhinya dalam penulisan kasus Laura saat itu.
Pria paruh baya yang di temani oleh putri kecilnya kala itu ternyata senior Prof Cindy, bahkan mereka memiliki hubungan yang cukup baik.
“Kau kan, pria yang ingin mengakhiri hidupnya saat itu”, ucapnya pula.
“Siapa yang ingin bunuh diri, kalian salah paham!”, ucap Bagas.
“Kalian saling kenal?”, tanya Cindy.
Ia tidak tau bagaimana Bagas bisa kenal dengan senior yang amat di hormatinya itu.
“Kami kenal saat penemuan mayat Laura, dia juga yang memperngaruhi tulisan ku kala itu”, jelas Bagas.
Pikirnya, takdir lucu apa yang kini mempertemukan mereka lagi. Sungguh pertemuan yang tak disangka-sangka.
“Kau pasti kesini karna masalah autopsy itu kan?”
“Ya. Sebenarnya kau ini siapa?”, tanya Bagas yang mulai penasaran siapa sebernya orang yang mengunjungi Cindy saat ini.
“Oh, aku senior Cindy!”, jelasnya memperkenalkan diri.
Suhardi Malik, seorang pro dalam dunia autopsy. Namun karena satu kasus yang di tanganinya 2 tahun lalu, ia pun turun pangkat dan di asingkan oleh para rekan kerjanya.
Hanya Cindy, satu-satunya orang yang masih menghargai dirinya disana.
2 kopi meluncur
jangan buat masalah baru ya thorrrr..
misteri laura dan david harus selsai, jangan kayak kasus pacar bagas yg hilang authr buat/Sob//Sob//Sob/
terus kema*** nya yang memar itu gimana????