Darah yang mengalir di tubuh ku merupakan darah seorang kesatria terkuat yang pernah ada, dan aku pun akan menjadi seperti dia melindungi yang lemah dan menghancurkan kebatilan di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menejer Huan Wa
Hari hari terus berlalu, dan Thien Yu sudah dapat menguasai Teknik jari matahari dengan sempurna, dan juga telah melakukan dua kali penerobosan tingkat selama di paviliun bunga.
Kali ini Thien Yu telah berada di ranah bumi bintang 3.
"Paman mengapa paviliun ini sepi tak seperti biasanya, dan kuda kuda yang kita bersihkan juga berkurang?" tanya Thien Yu.
"Semua orang tengah berada di istana, karena beberapa hari lagi akan diadakan lelang di paviliun Mulia. Putri Yan Chi sekarang ini juga tengah berada di istana bersama keluarga besarnya, semua itu untuk menyambut tamu undangan yang sangat penting, yaitu raja kerajaan cahaya nirwana dari benua semesta biru, yang juga akan hadir dalam acara lelang tersebut, dan para raja lainnya, serta para tamu undangan yang juga merupakan tamu tamu penting bagi istana," jawab paman Warza.
Mendengar penjelasan paman Warza, akhirnya Thien Yu mengerti mengapa paviliun Bunga sampai kosong.
Dan hari itu juga, Thien Yu ijin kepada paman Warsa untuk pergi ke kota guna mencari kebutuhan yang di butuhkannya sebagai alasan agar dirinya bisa ke paviliun Mulia, guna membawa salah satu barang berharganya ke sana agar dirinya bisa mengikuti lelang.
Karena keadaan paviliun Bunga tengah sepi, maka paman Warza memperbolehkannya untuk pergi ke kota, dan menginap beberapa hari di sana namun sebelum lelang selesai Thien Yu harus sudah kembali ke paviliun Bunga.
Di tengah kota, Thien Yu mencari sebuah penginapan dan menyewanya. Di dalam kamarnya, Thien Yu pergi membersihkan diri dan setelah itu dia memakai pakaian sang ayah yang terdapat di dalam cincin ruang nya.
"Pakaian ini begitu sangat cocok dengan tubuhku, ternyata tubuh ayah dan tubuhku di waktu muda nya hampir sama besarnya," bisik Thien Yu dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
Dengan pakaian seba putih itu, Thien Yu terlihat sangat tampan dan gagah bak seorang bangsawan kerajaan besar. Dengan menggunakan kuda yang di sewanya, Thien Yu menuju ke paviliun Mulia tempat dimana akan di selenggarakan lelang.
Sesampainya di sana, Thien Yu turun dari kudanya dan berhadapan langsung dengan para penjaga paviliun Mulia.
"Berhenti tuan muda, apakah tuan muda telah mempunyai janji dengan Menejer paviliun ini? tanya seorang penjaga.
"Aku belum ada janji, aku datang kesini bermaksud untuk melelang benda berharga yang kupunya," jawab Thien Yu sambil mainkan kipas kertas yang berada di tangannya.
"Jika begitu ikuti aku tuan muda, aku akan membawa anda untuk bertemu dengan Menejer Huan Wa yang bertanggung jawab atas semua yang ada di paviliun ini," ucap sang penjaga.
Thien Yu mengikuti sang penjaga hingga masuk kesebuah ruangan yang cukup lumayan besar dan megah. "Tuan muda anda tunggulah di sini, aku akan memanggilkan Menejer Huan Wa kesini," ucap sang penjaga sambil berlalu pergi dari ruangan itu.
Tak lama kemudian, dari arah pintu muncul seorang wanita berparas cantik dengan tubuh sintal dengan wajah yang sangat mempesona. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ke arah Thien Yu dan duduk di hadapannya.
"Apakah yang ingin tuan muda lelang?" tanyanya singkat.
"Nona, kurasa jika seorang tamu datang berkunjung selayaknya mendapatkan minuman, kebetulan aku telah berjalan cukup jauh dari tempatku berada untuk menuju ke paviliun Mulia," ucap Thien Yu dengan mengibaskan kipas kertasnya berkali kali kearah mukanya.
Sang Menejer tersenyum melihat tingkah pemuda yang ada di hadapannya, dan diapun memanggil pelayan untuk sekedar membawakannya anggur.
"Nona, aku tak bisa minum anggur, dan aku hanya minta air putih untuk membasahi kerongkongan ku yang kering," ucap Thien Yu.
Dengan sabar Menejer Huan Wa melayani permintaan Thien Yu, untuk membawakannya air putih.
"Gleg..!! Gleg..!!..Gleg..!!"
Air putih itu ludes di minum oleh Thien Yu.
"Ternyata anak muda ini benar-benar haus, aku salah mengartikannya, ku sangka dia sengaja untuk mempermainkanku," batin Menejer Huan Wa.
"Darimana anda berasal tuan muda?" tanya sang Menejer.
Thien Yu sedikit mengibaskan tangannya maka token kerajaan Gerbang Naga telah berada di tangannya. (Token atau stempel resmi Kerajaan Gerbang Naga pernah diberikan Raja kota kepada Ayah Thien Yu yang merupakan ksatria hebat pada masanya, saat dia menghancurkan para iblis yang telah menguasai kerajaan Gerbang Naga).
"Pangeran maaf telah berlaku kurang sopan pada anda," ucap Menejer Huan Wa kepada pemuda yang ada di hadapannya, karena dia tahu jika pemilik sebuah Token resmi sebuah kerajaan, kalau bukan dia seorang pangeran maka dia adalah seorang raja.
Akan tetapi Menejer Huan Wa sedikit bingung dengan token tersebut, karena raja kota kerajaan Gerbang Naga akan ikut berpartisipasi dalam lelang kali ini, dan raja kota menyanggupi jika dia sendiri yang akan datang mengikuti lelang. "Setahuku raja kota kerajaan Gerbang Naga tak semuda seperti pemuda yang ada di hadapan ku ini, dan juga tak mempunyai anak laki laki, karena setahuku raja kota kerajaan Gerbang Naga hanya memiliki 2 putri, lantas siapakah pemuda yang ada di hadapanku ini?, ada yang tak beres dengan semua ini," batin Menejer Huan Wa.
Menejer Huan Wa mengesampingkan semua itu, dia lebih memilih untuk melihat benda berharga dan berkualitas yang di bawa oleh pemuda yang ada di hadapannya.
"Pangeran, aku ingin melihat benda apa yang ingin kau lelang kali ini," tanya Menejer Huan Wa.
Kembali Thien Yu mengibaskan sedikit tangannya, maka diatas meja telah keluar lima buah pil esensi pemulih stamina level 10, dan sebuah inti binatang roh tingkat legenda.
Menejer Huan Wa terbelalak kaget melihat benda-benda yang berada di atas meja, karena semua benda yang ada adalah barang langka dan sangat sulit didapatkan, bahkan pagoda 9 pun belum tentu memiliki pil esensi pemulih stamina level 10. Di tambah lagi dengan inti binatang tingkat legenda yang pastinya akan membuat lelang kali ini menjadi begitu sangat meriah.
"Aku akan menjadikan barang-barang di atas meja ini sebagai barang lelang puncak di penghujung acara, jangankan para raja dan tamu undangan yang akan mengikuti lelang, ratu Yan Ling pun pasti akan sangat berminat dengan barang barang ini," batin Menejer Huan Wa.
"Pangeran, apakah anda ingin menjual barang-barang ini kepada paviliun Mulia?" tanya sang Menejer.
"Aku tak ingin menjualnya untuk perorangan, aku hanya ingin melelang barang-barang ini dan akupun akan mengikuti lelang yang akan diselenggarakan, mengenai harganya aku akan menyerahkannya kepada paviliun Mulia untuk memutuskan harga yang pantas bagi pil obat dan inti binatang roh ini," jawab Thien Yu.
"Baik pangeran jika itu merupakan keinginan anda, maka aku akan melelang barang barang ini, dan ini adalah token emas yang merupakan tanda jika anda akan duduk di tempat khusus bagi para raja serta pangeran dan putri suatu kerajaan," ucap Menejer Huan Wa.
"Jika begitu halnya, aku minta padamu agar tak memanggilku dengan sebutan pangeran lagi, cukup dengan panggilan tuan muda saja, dan aku ingin kau memisahkan tempat dudukku dengan para raja dan pembesar istana lainnya karena aku menyukai kesendirian," ucap Thien Yu.
"Baik tuan muda!" ucap Menejer Huan Wa.
Setelah mencapai kata kesepakatan, Thien Yu akhirnya pergi meninggalkan paviliun Mulia.
Menejer Huan Wa memandangi kepergian Thien Yu dari kejauhan. "Aku tak menyangka jika di dunia ini masih ada manusia yang mempunyai cincin ruang, dan aku tau jika pemuda ini bukanlah orang sembarangan," batin Menejer Huan Wa.