Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Masa Lalu Kimberly Terungkap
"Rahasia tentangku?" Tanya Kimberly ulang untuk memastikan pertanyaan Ray.
"Ya rahasia tentangmu tapi kamu harus kuat mendengarnya." Ucap Ray dengan suara tercekat.
"Cerita lah, Aku akan kuat mendengarnya walau itu menyakiti perasaanku." Ucap Kimberly.
Ray menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap Kimberly sedangkan orang tua Kimberly yang tidak ingin rahasia masa lalu Kimberly terbongkar berjalan ke arah Ray namun bodyguard Ray datang.
"Kimberly, kamu jangan percaya dengan apa yang dikatakan oleh pria itu." Ucap Daddy Kevin.
"Apa yang dikatakan oleh pria itu tidak benar." Sambung Mommy Valen.
Ray langsung menjentikkan jarinya dan bodyguardnya langsung mengerti kemudian bodyguard tersebut mengeluarkan pistol dari saku jasnya lalu diarahkan ke mereka.
"Sekali lagi bicara maka peluru ini akan aku tembakan ke kening kalian." Ancam bodyguard tersebut.
Daddy Kevin, Mommy Valen dan Bela yang awalnya ingin bicara langsung terdiam karena mereka masih ingin hidup.
"Kak Alex, katakan agar Aku tahu kenapa orang tuaku sangat membenciku begitu pula dengan adikku Bela." Pinta Kimberly yang berusaha untuk kuat karena pasti itu menyakitkan.
"Baik, akan Aku ceritakan." Ucap Ray.
xxxxxxx Flash Back On xxxxxxx
Dua Puluh Dua Tahun Yang Lalu
Saat itu Mommy Valen seorang gadis yang cantik dan lulus kuliah dan mempunyai seorang kekasih, kekasih yang sangat dicintainya dengan sepenuh hati.
"Sayang, kita sudah lulus kuliah bagaimana kalau kita merayakan berdua di apartemen Kakak?" Tanya pemuda tersebut bernama Vincent.
"Boleh." Jawab Valen dengan singkat.
Vincent tersenyum bahagia kemudian mereka pergi ke apartemen milik Vincent dengan menggunakan mobil milik Vincent. Vincent dan Valen adalah anak orang kaya tapi lebih kaya orang tua Vincent.
Hingga lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di apartemen milik Vincent. Mereka masuk ke dalam apartemen dan duduk di ruang keluarga.
"Aku ambilkan minum dan cemilan." Ucap Vincent sambil berdiri dan berjalan ke arah dapur.
"Aku bantuin Kak." Ucap Valen sambil ikut berdiri.
Vincent hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka berjalan ke arah dapur. Valen menyiapkan minuman sedangkan Valen menyiapkan berbagai cemilan di dalam kulkas yang selalu disiapkan oleh pelayannya.
Kini mereka duduk di sofa panjang sambil mengobrol dan menikmati cemilan. Terkadang mereka tertawa bersama menceritakan tentang waktu mereka masih kecil hingga mereka pertama kali bertemu.
"Kak Vincent, apakah tidak ada film horor gitu?" Tanya Valen.
"Ada, sebentar Kakak setelkan filmnya." Ucap Vincent sambil berdiri dan berjalan ke arah meja di mana ada televisi dan VCD.
Vincent mengambil VCD film horor barat kemudian memasukkan VCD tersebut lalu menekan play. Vincent kembali duduk di samping Valen untuk menonton bersama.
Awal-awalnya mereka menonton sambil minum dan terkadang makan cemilan namun ketika terdengar iringan musik yang menyeramkan membuat Valen memeluk tubuh Vincent. Vincent tersenyum dan membalas pelukan Valen hingga tiba-tiba muncul sesosok yang mengerikan.
"Akhhhhhhhh!" Teriak Valen.
Valen langsung menyembunyikan wajahnya ke dada bidang Vincent. Vincent hanya mengusap punggung Valen hingga beberapa saat Valen memberanikan diri untuk menonton film horor tersebut.
Hingga setengah jam kemudian ada adegan suami istri di mana sang wanita berada di atas sedangkan pria di bawah sambil mereka mengeluarkan suara merdu.
"Valen." Panggil Vincent dengan suara berat.
"Ya." Jawab Valen singkat.
Entah kenapa Valen merasakan tubuhnya panas melihat adegan ranjang yang di tontonnya.
"Aku ingin merasakannya seperti yang kita tonton." Ucap Vincent.
"Tapi, aku ingin kita melakukan itu jika kita sudah resmi menikah." Ucap Valen yang sebenarnya juga ingin merasakan tapi berusaha di lawannya.
"Bagaimana kalau tidak Kakak masukkan?" Tanya Vincent sambil tangannya membelai paha Valen.
"Kakak janji?" Tanya Valen sambil menikmati sentuhan Vincent.
"Kakak janji kecuali kamu memintanya maka Kakak baru masukkan." Ucap Vincent.
Valen hanya menganggukkan kepalanya sedangkan Vincent yang mendapatkan lampu hijau tidak menyiakan hal itu. Vincent mendekatkan bibirnya kemudian mencium bibir Valen secara singkat untuk pertama kalinya.
Selama mereka menjadi pasangan kekasih mereka hanya berpegangan tangan dan berpelukan. Hal itu dikarenakan orang tua Vincent tidak setuju jika Vincent berhubungan dengan Valen dan Vincent sudah dijodohkan orang tuanya.
Vincent awalnya menolak namun orang tuanya mengancam akan menarik semua fasilitas membuat Vincent terpaksa setuju. Selain itu Vincent juga di larang merusak Valen karena jika itu terjadi bisa jadi mereka menikah dan orang tuanya mengancam akan mencoret nama Vincent dari daftar keluarga.
Vincent yang tidak punya pilihan terpaksa diam-diam berpacaran dengan Valen dan tidak mengatakannya. Vincent hanya berpegangan tangan dan berpelukan tanpa pernah berciuman karena dirinya takut merembet yang lainnya.
Berbeda dengan Valen, Valen yang mengira kalau Vincent berbeda dengan pria lain yang kebanyakan merusak kekasihnya padahal belum resmi menikah seperti yang dilakukan teman - teman kuliahnya.
Hal itu membuat Valen semakin mencintai Vincent tanpa tahu kalau ke dua orang tuanya tidak menyetujui hubungan mereka.
"Bibirmu manis." Ucap Vincent sambil menjilati bibirnya.
Valen tersenyum kemudian Vincent kembali mencium bibir Valen tapi kali ini berupa lu x ma x tan. Walau masih terasa kaku tapi mereka menikmatinya hingga Vincent mendorong tubuh Valen ke sofa.
Vincent menaiki tubuh Valen sambil membuka satu persatu pakaiannya dan entah bagaimana kini tubuh mereka polos tanpa sehelai benangpun.
Vincent memberikan pemanasan terlebih dahulu sesuai apa yang pernah di tontonnya selama ini, video tersebut diberikan oleh temannya agar Vincent melakukan hubungan suami istri namun Vincent tidak mau merusak Valen terlebih Vincent teringat dengan pesan ke dua orang tuanya.
Vincent hanya menonton video tersebut dan jika dirinya ingin sekali maka Vincent membayangkan tubuh Valen sambil memainkan wortel importnya di kamar mandi.
Kini Vincent tidak perlu lagi membayangkan tubuh polos Valen karena dirinya sudah bisa melihatnya secara langsung.
Vincent memberikan titik-titik rangsangan membuat Valen mengeluarkan suara merdunya membuat Vincent tersenyum bahagia.
Hingga Vincent memainkan wortel importnya di sekitar goa yang sempit di mana dikelilingi rumput hitam yang tertata dengan rapi karena Valen rajin merawatnya.
"Akhhhhhhhh..." Suara merdu keluar dari mulut Valen.
"Kak Vincent, aku tidak tahan ... Tolong masukkan." Pinta Valen yang terhanyut dengan permainan Vincent.
"Kamu yakin?" Tanya Vincent dengan suara berat.
"Sangat yakin." Jawab Valen sambil mengalungkan ke dua tangannya.
Vincent tersenyum bahagia tanpa memperdulikan larangan ke dua orang tuanya. Bisikan ketan eh setan 😈 membuat mereka lupa kalau itu akan membuat hubungan Valen dan Vincent renggang.
Vincent mulai memasukkan wortel import nya ke dalam goa sempit tersebut, hentakkan pertama gagal namun Vincent tidak menyerah hingga di hentakkan ke tiga Vincent berhasil memasukkan kepala wortel importnya bersamaan teriakan kesakitan Valen.
"Akhhhhhhhh ... Sakit!" Teriak Valen sambil berusaha mendorong tubuh Vincent.
Namun tubuh kekar Vincent tidak bisa digerakkan karena tenaga Vincent jauh lebih kuat daripada Valen. Terlebih Vincent ingin segera menuntaskannya membuat Vincent mendorong dengan keras hingga Vincent merasakan menabrak penghalang bersamaan Valen berteriak kesakitan.
"Kak Vincent sakit... Hiks .... Hiks ... Hiks ..." Ucap Valen sambil terisak menahan rasa sakit.
Cup
"Lama-lama enak sayang." Bisik Vincent sambil mendiamkan wortel importnya.
Vincent merasakan wortel importnya dipijat-pijat dari dalam goa milik Valen setelah Valen tidak menangis lagi barulah Vincent menggoyangkan pinggulnya secara berulang-ulang.
Hingga setengah jam kemudian keluarlah lahar dari dalam wortel importnya dan masuk ke dalam rahim Valen. Vincent menarik wortel importnya kemudian duduk di samping Valen.
Grep
"Hiks ... Hiks ... Hiks... Kalau aku hamil bagaimana?" Tanya Valen sambil terisak dan memeluk tubuh polos Vincent.
"Gugurkan kandunganmu." Ucap Vincent.
"Apa?" Teriak Valen dengan wajah terkejut sambil melepaskan pelukannya.
"Aku belum bekerja nanti kalau Aku sudah bekerja barulah kita menikah dan kamu boleh hamil." Jawab Vincent menjelaskan sambil membelai rambut Valen.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
pdhl ga harus setiap dialog ada suara hati jadi feel-nya kurang