Di saat membutuhkan uang tambahan, Roro yang bekerja sebagai perawat mendapat tawaran pekerjaan untuk mengasuh anak yang menderita kanker darah.
Tidak disangka anak itu adalah anak direktur rumah sakit tempat Roro bekerja.
"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro.
Direktur sekaligus dokter bedah itu tidak pernah dikabarkan sudah menikah, lantas bagaimana sudah menjadi seorang duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senasib Tapi Tak Sama
"Saya tidak akan berlarian di tangga lagi!" Chila akhirnya mau membuat janji seperti itu.
Roro merasa kemenangan mendengarnya, dia lalu melepaskan ikatan di badan Chila.
"Kalau begitu, sekarang Nona muda harus mandi supaya cantik saat tuan Armon pulang nanti," ucap Roro bersahabat.
Chila mengerucutkan bibirnya karena masih tidak suka dengan Roro.
"Aturan menjadi anak baik adalah dengan selalu tersenyum," tambah Roro seraya tersenyum lebar sampai gigi kelincinya terlihat. "Ayo katakan kimchi!"
Tentu saja Chila tidak mau melakukannya dan membuat mata Roro melebar.
"Baiklah, baiklah," Chila merasa kalah dan akhirnya menuruti permintaan suster barunya itu.
"Kimchi!"
Chila berkata sesuai instruksi tapi tanpa ekspresi, walaupun begitu anak itu tetap terlihat sangat lucu.
Untuk permulaan tidak masalah, lama-kelamaan Chila pasti akan terbiasa.
Ada hal yang mengejutkan ketika Roro ingin memandikan gadis kecil itu.
Sebelumnya, Chila selalu dibantu oleh salah satu pelayan yang merawatnya dari kecil namun pelayan itu harus pulang kampung tadi pagi.
Jadi, sekarang Roro yang melakukannya sendiri.
Untuk pertama kalinya, Roro melihat kalau selama ini Chila memakai wig untuk menutupi kepalanya yang tanpa rambut.
Pasti karena kemoterapi yang dilakukan anak itu membuat rambut Chila jadi rontok.
"Apa aku seperti alien?" tanya Chila.
Buru-buru Roro menggelengkan kepalanya dan berjongkok supaya tingginya sejajar dengan anak itu.
"Nona muda sangat cantik dan kuat," jawab Roro tulus dalam hatinya.
Dia sebenarnya sudah terbiasa melihat pasien anak-anak yang menderita kanker di rumah sakit dan ketika melihat mereka yang tengah berjuang hidup membuat hati Roro begitu tersentuh.
"Kenapa suara suster tidak seperti monster lagi?" tanya Chila yang merasa keanehan melihat perubahan nada bicara Roro.
"Jadi, suaraku seperti monster?" Roro pura-pura merajuk seraya membuka baju yang dikenakan Chila.
Sekarang Roro tahu kenapa Chila harus mendapatkan donor sumsum tulang belakang secepatnya karena tubuh kecil itu memang begitu kurus jika tidak mengenakan apapun.
Dan ada beberapa bekas suntikan yang ada di beberapa titik tubuh Chila, pantas saja anak itu mengalami trauma parah.
Roro tanpa sadar jadi memeluk anak itu.
"Nona muda sudah berusaha keras selama ini, aku yakin nona pasti akan sembuh," ucap Roro.
Tidak pernah mendapatkan pelukan hangat seperti itu, Chila menikmati dan memejamkan matanya sejenak lalu anak itu buru-buru memundurkan badan untuk masuk kamar mandi.
Chila tidak mau terlihat menyedihkan dengan kondisinya.
Dengan hati-hati Roro memandikan anak itu karena takut tubuh ringkih Chila akan terluka.
Ketika selesai mandi, Chila memilih sendiri bajunya lalu memilih wig nya yang ternyata banyak di walk in closet gadis kecil itu.
"Aku ingin yang berkuncir karena daddy menyukainya," ucap Chila.
"Kalau rambutku sudah tumbuh lagi nanti, aku ingin dikuncir oleh mommy!"
Roro mendengarkan dengan membantu Chila memakai baju dan wig nya.
"Apa Nona muda pernah melihatnya?" tanya Roro penasaran.
"Tidak pernah, tapi tidak mungkin kalau daddy bisa melahirkanku, bukan?" balas Chila.
"Sebenarnya aku juga punya rahasia," ucap Roro yang membuat anak itu terdiam.
Chila menunggu kelanjutan rahasia dari Roro.
"Tapi, namanya kan rahasia jadi aku tidak mau mengatakannya," lanjut Roro.
"Ish, aku bisa menjaga rahasia itu," ucap Chila dengan mengarahkan jari kelingkingnya pada susternya itu.
Roro menyambut jari kelingking Chila dan menautkan dengan jari kelingkingnya. "Aku juga tidak pernah melihat ibu kandungku!"
"Woah, ternyata kita mempunyai kesamaan," sahut Chila.
Interaksi keduanya itu diawasi oleh Vincent sedari tadi dan kepala pelayan itu langsung melaporkan semuanya pada Armon.
Armon menganggukkan kepalanya paham dan meminta Vincent memanggil Roro ke ruang kerjanya.
"Aku ingin mendengar cerita dari versi Roro sendiri," ucap Armon.