"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Danau Keabadian
"Mas sebenernya mau bawa aku kemana, sih?'
"Nanti kamu bakal tau sendiri kalau sudah sampai"
"Ck, dari tadi jawabannya gitu mulu! Gak enak tau mas dibikin penasaran!" Protes Key mencebikkan bibirnya sambil melipat kedua tangan di atas dada.
Dia juga tidak bisa menebak karena jalan yang mereka tempuh tidak pernah Key lewati, sehingga sangat asing bagi Keymira untuk mengira-ngira tempat apa yang akan Ben Derrick tuju.
Hari Sabtu ini jalan cukup ramai dari biasanya mungkin besok akan lebih padat karena hari libur yang sesungguhnya, biasanya Ben masih harus bekerja sehingga Key tak bisa berlibur selain menunggu hari Minggu tetapi pekan ini sepertinya Ben sudah berniat mengajak Keymira jalan-jalan.
"Jadi curiga deh, perasaan aku gak enak!"
Ben tersenyum simpul mendengar kekhawatiran istrinya, namun tak masalah, dia harus tetap tutup mulut jika ingin rencananya tak gagal.
Mobil terus melaju membelah jalanan yang kini sudah kembali normal, kini Ben mengemudikan kendaraanya jauh dari pusat kota.
Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam sampailah mereka di sebuah tempat yang dikelilingi oleh pepohonan rindang dan berbagai jenis bunga, seperti sebuah taman besar namun bedanya tak banyak orang yang datang kesini.
"Ini, dimana mas?" Key bertanya-tanya meski sudah melihat sekeliling tempat.
Ben membawa barang-barang dari bagasi kemudian mengajak istrinya untuk berjalan lebih dalam disana.
"Ayo kita kesana, nanti kamu pasti akan senang"
"Aneh banget sih mas, padahal tinggal bilang aja napa?" Meski begitu dia tetap mengekori suaminya.
Mereka semakin menjauh dari jalanan, mobil pun sudah tak nampak lagi, keduanya berjalan beriringan melewati kumpulan bunga-bunga yang seakan menyambut kedatangan sepasang suami-istri tersebut.
Dari jauh Keymira melihat sebuah pantulan yang sangat besar tetapi tidak begitu jelas dimata Keymira, wanita itu semakin menyeret kakinya lebih dekat bahkan dirinya melangkahi Ben yang kini berada di belakangnya.
Semakin dekat hingga pada akhirnya Keymira bisa melihat pemandangan di depannya, seketika dia tercengang menatap keindahan tersebut sampai Keymira menutup mulutnya sangking tak percaya.
"Woahhhhhh..... Indah banget!!!" Ujung mata Key sampai basah karena kekaguman akan apa yang dia lihat.
Ben puas melihat reaksi istrinya yang sesuai dengan ekspektasi, tak sia-sia dia mencari dan menyiapkan ini semua, senyuman sang istri sudah menjadi imbalan yang setimpal bagi Ben Derrick.
Selanjutnya Ben menggelar karpet di atas rumput sebagai alas untuk keduanya duduk dan menyimpan berbagai bekal yang dibawa.
"Mas, kok kamu gak bilang sih kalau kita bakal kesini?"
"Bukan suprise namanya kalau saya kasih tau"
"Emang ada apa sih mas? Aku kan lagi gak ulang tahun, ini juga bukan hari anniversary kita"
"Memang harus ada alasan tertentu bikin kejutan untuk istri sendiri?"
"Yaaa enggak sih, cuma aneh aja soalnya mas Ben gak pernah kayak gini"
"Tapi kamu suka, kan?"
"Suka banget!! Makasih massss" Key lekas memeluk Ben Derrick penuh kebahagiaan, dia sangat gembira mendapat hadiah yang sangat melebihi ekspektasinya.
"Pantes aja mas suruh aku siap-siap pagi banget, ternyata mau bawa aku kesini rupanya"
"Iya, sekarang ayo kita sarapan dulu"
Meskipun sudah pukul sepuluh mereka baru melakukan sarapan karena tak sempat saat di rumah, hanya mencicipi buah dan susu tetapi berhasil mengganjal perut kosong mereka.
Keduanya duduk di hamparan kain merah tersebut, kali ini Ben yang menyiapkan segalanya, dia ingin Keymira cuma menikmatinya saja.
Daging yang dilapisi roti itu menjadi hidangan mereka, pemandangan ini rupanya lebih indah dibandingkan dari atas gedung kantor milik Ben kala itu.
Cuci mata hanya dengan melihat pepohonan dan tanaman yang serba hijau benar-benar menyegarkan indera penglihatan kedua insan itu.
"Liat mas, ada angsa!"
"Buaya juga ada"
"Hah?! Serius???"
"Ppfttt... Hahaha saya bercanda" ujar Ben tergelak.
"Ishh... Dasar!" Meski sempat sebal tetapi tak lama Key ikut tersenyum melihat canda tawa suaminya yang juga tak kalah indah.
Selesai menghabiskan bekal makanan mereka diam sejenak, Ben berbaring sambil menjadikan kedua lengannya bantalan, sedangkan Keymira masih asyik melihat danau indah yang menenangkan jiwa.
Langit biru pun ikut berpartisipasi menghiasi akhir pekan yang sangat berkesan ini, tanpanya mungkin mereka tak akan berakhir disini.
Tiba-tiba Ben bangkit dan berjalan mendekati perahu yang ditutupi oleh terpal, pria itu mengambil benda tersebut kemudian menariknya hingga tak menutupi lagi perahu yang terapung.
Srettttttt.
"Kenapa dibuka mas---"
"Mau naik?"
Lagi dan lagi Keymira terbelalak mendapat kejutan yang kedua, kali ini dia tidak kepikiran jika Ben akan menyiapkan sebuah perahu yang dihiasi oleh berbagai bunga cantik di atasnya.
Sungguh cantik dan aesthetic, sangat sesuai dengan kepribadian Keymira yang suka warna-warna indah dan segala hal yang berbau feminim.
Bahkan perahu yang awalnya biasa saja dihias sedemikian rupa sehingga tampak menawan dan sayang untuk ditumpangi.
"Tidak takut naik perahu, kan?"
"Mas kapan buat ini?"
"Bukan saya yang buat, saya suruh pekerja disini yang menyiapkan, saya cuma bikin konsepnya saja” ungkap Ben terlalu jujur meskipun sebenarnya dia bisa saja berdusta dengan membumbui sedikit cerita tetapi Ben Derrick enggan melebih-lebihkan.
"Ayo, kita naik" Ben menyodorkan tangan kanannya pada Keymira, dan langsung disambut oleh wanitanya.
"Hati-hati"
Dengan perlahan Keymira menaiki transportasi air itu, dia berpegang pada Ben saat perahunya bergoyang, hingga Key duduk dengan sempurna di atasnya.
Disusul oleh Ben yang turut menumpanginya, dia melepas tali penyangga yang menahan perahu agar tidak bergerak, kini perahu pun pelan-pelan melaju ke tengah-tengah danau.
Key mengambil ponselnya dan segera mengabadikan momen tersebut, Berbeda dengan Ben yang sibuk mengayuh perahu agar melaju sesuai jalur yang tepat.
Mereka bahkan berpapasan dengan angsa yang tadi Key lihat, dua angsa dewasa itu berenang diikuti sepuluh ekor anak di belakangnya, sangat menggemaskan.
"Aaaaaa.... Lucunya! Mereka pasti hidup bahagia disini"
Ben terus mendayung menyusuri danau yang luasnya sangat membentang, biasanya tempat-tempat seperti ini kebanyakan ada di luar negeri, sehingga Ben bersusah-payah mencari lokasi ini.
Key memberanikan diri menjulur tangannya menyentuh air danau, terasa dingin sehingga membuat Key merasa ingin menceburkan dirinya kesana.
"Jangan terlalu dalam nanti perahunya bisa terbalik"
"Iya, enggak kok"
Suasana hening beberapa saat, keduanya sibuk dengan aktivitas masing-masing, sebelum akhirnya Keymira memecahkan kesunyian.
"Mas"
"Ya"
"Makasih ya..."
"Aku seneng banget, semoga kita bisa kesini lagi lain waktu, dan kalau bisa kita kesini bukan cuma berdua, tapi.... Ada anak kita juga. Pokoknya makasih udah nyiapin ini semua buat aku, tetap kayak gini ya mas, jangan pernah berubah"
Ben tersenyum seraya mengangguk, dia akan terus berusaha membuat istrinya bahagia meski Ben tau dia belum bisa menjadi suami yang sempurna.
"Sama-sama Key, istri cantikku!"
Masa sih kamu belum jatuh cinta kepada Ben?
lanjuuuttt kaka authoorr