Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Dihadapkan Pada Suatu Pilihan, Itu Memang Sulit.
Ralph Smith masih berdiri termenung didepan pagar rumah Brittany Moon.
"Apa !?" gumamnya.
Tatapannya bingung saat melihat sikap Brittany yang berubah drastis, berniat memutuskan hubungan mereka karena alasan batalnya pernikahan diantara dia dan Brittany padahal keduanya telah membicarakannya lewat telepon bahkan secara pribadi meski keputusan itu sepihak diambil oleh Ralph Smith.
"Dia benar-benar tidak waras..., bagaimana dia bisa berubah seratus delapan puluh derajat seperti itu ???" ucap Ralph linglung.
Ralph masih tidak mempercayai yang dia dengar tadi, dari mulut Brittany sendiri bahwa tunangannya itu ingin berpisah.
"Apa yang terjadi sebenarnya ini ?" ucap Ralph yang tertegun diam.
Sorot matanya terlihat lelah ketika memandang ke arah rumah megah milik keluarga Brittany.
"Aku tidak mengerti dengan perubahan Brittany, bukankah dia tahu kalau aku membatalkan pernikahan kami dengan suatu alasan logis ???" ucap Ralph semakin tak mengerti.
Ralph masih berpikir dengan kata-kata Brittany dan mencoba menelaahnya pelan-pelan tapi sayangnya dia masih tidak memahami sikap Brittany yang mendadak berubah lain.
"Ini tidak boleh terjadi, aku tidak ingin kehilangan Brittany jika dia tidak ada lalu siapa yang akan menggantikan peran Clara yang bodoh itu !?" ucap Ralph sambil menyisir rambutnya ke belakang berulang kali.
Ralph menendang kerikil dibawahnya seraya mendengus kesal.
"Aku tidak mau rugi, Brittany !" teriak Ralph.
Ralph masih tidak terima dengan keputusan Brittany yang ingin mengakhiri hubungan mereka berdua.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku, dan kita tidak akan pernah putus, Brittany, ingat ucapanku ini", kata Ralph.
Ralph mendongak kesal ke atas lalu tertawa sendiri.
"Ha... Ha... Ha..., kau pikir aku akan menjadi tidak waras dan menerima begitu saja keinginanmu itu, Brittany...", lanjutnya emosi.
Ralph berulangkali menendang kerikil didekat kakinya sembari memaki marah.
"Kali ini aku berjanji akan membawamu kembali kesisiku dan aku tidak akan membiarkanmu lepas dariku, kupastikan kau akan kembali kepadaku, Brittany", kata Ralph.
Ralph memutar tubuhnya seraya berlari kecil menuju mobil miliknya kemudian masuk ke dalam mobil dengan kasarnya.
"Apa yang dia inginkan ?" gumam Ralph Smith sambil menginjak gas mobilnya untuk melajukan mobil.
Brrrrrrmmmmmm... !
Mobil berwarna abu-abu metalik meluncur kencang, sempat menabrak tong sampah didekatnya lalu berlalu pergi.
Ralph menyetir mobilnya begitu serampangan, oleng kanan-kiri hingga menimbulkan suara decitan keras, untung saja tidak ada seorangpun didekat sana, kalau tidak maka fatal akibatnya karena Ralph pasti akan menabrak orang itu.
Mobil milik Ralph meluncur cepat melewati jalanan utama yang ada, pergi dengan meninggalkan bekas deru debu yang membuncah tebal disekitarnya, seperti jejak noda luka yang kini terpatri didalam hatinya akibat keinginan Brittany yang ingin putus darinya.
...***...
Brak... !
Pintu kamar milik Brittany terbuka keras.
Brittany masuk sembari beruraian air mata sedih lalu menghempaskan tubuhnya ke atas pembaringan tidurnya dan terus menangis.
Hiks... Hiks... Hiks...
Brittany menangis terisak-isak, meluapkan kesedihan yang mendalam dirasakan oleh hatinya karena ulah Ralph.
Hiks... Hiks... Hiks...
Masih terdengar suara tangisan Brittany saat dia menelungkupkan wajahnya ke atas ranjang tidurnya.
"Kenapa kau tidak pernah membiarkanku sendirian, Ralph !?" ucap Brittany.
Brittany memukul-mukul sisi ranjang tidurnya dengan penuh kekesalan.
"Sialan kau Ralph Smith !!!" kata Brittany.
Brittany menangis sejadi-jadinya dengan wajah menghadap ke bawah bantalnya.
Huah... Huah... Huah... !
"Brittany !" seseorang memanggilnya dari arah pintu kamar.
Seorang wanita berlari mendekat kearah tempat tidur dimana Brittany terbaring disana.
"Brittany, ada apa denganmu, nak ?" ucap ibu sembari menarik paksa tubuh putrinya agar menghadap kepadanya.
Brittany hanya menunduk lesu saat ibu memaksanya, untuk bicara.
"Brittany ! Jawab ibu !" teriak ibu cemas.
Namun, Brittany masih terdiam sedangkan pandangannya kosong saat menatap ke arah ibunya.
"Kau tidak melakukan hal-hal bodohkan ?" tanya ibu.
Ibu mengguncang-guncang kuat tubuh Brittany.
"Jawab ibu, nak ! Jawab, Brittany !" teriak ibu tak kuasa menahan kecemasan dalam hatinya ketika dia melihat anak gadisnya sesedih itu.
Brittany tidak merespon ucapan ibunya, masih terdiam dengan tatapan kosong.
"Brittany !!!" panggil ibu dengan suara teriakan.
Ibu menampar pipi Brittany agar putrinya tersadar dan tidak larut dalam kesedihan.
Plak... ! Plak... ! Plak... !
Ibu berusaha menyadarkan Brittany yang kelihatan linglung.
"Brittany !!!" panggil ibu.
"Apa yang akan ibu pilih jika harus dihadapkan dengan seorang yang paling ibu benci ?" ucap Brittany.
"Apa ?" tanya ibu tertegun.
"Tindakan apa yang akan ibu ambil jika orang dari masa lalu ibu kembali datang, untuk memintamu bersamanya lagi ???" sahut Brittany.
"Siapa ? Siapa yang kau maksudkan itu ? Ibu tidak mengerti, Brittany ?" kata ibu.
"Aku telah mengatakannya padanya agar kami berpisah saja bahkan aku dengan beraninya, meminta padanya agar dia menjauh dariku, apakah itu keputusan yang salah buatku !?" ucap Brittany datar.
"Siapa yang kau maksudkan itu ? Ralph atau Adam ?" tanya ibu kebingungan.
"Tidakkah Tuhan memberiku pilihan pasti untuk diriku dan Tuhan tahu bahwa hatiku terluka serta sangat hancur, tanpa aku tahu kepastian yang harus kuambil untuk masa depanku", kata Brittany dengan kedua mata berkaca-kaca.
Brittany mengangkat kedua tangannya yang gemetaran sembari berucap kembali.
"Kau tahu ditanganku ini ada dua pilihan, satu Ralph sebagai pria masa laluku sekarang, dan Adam sebagai pria masa depanku, tapi aku tidak tahu dimana aku harus meletakkan kebahagianku ini, ibu...", ratap Brittany.
Wajah Brittany masih basah dan beruraian air mata saat dia mengungkapkan seluruh perasaan yang ada didalam hatinya kepada wanita satu-satunya yang dia sangat percayai dihidupnya.
"Aku kehilangan jiwaku, ibu..., seperti aku kehilangan masa depanku yang tidak pasti...", ucapnya.
"Kalau begitu lepaskan saja semuanya, nak ! Buang keinginanmu itu, untuk membalas dendam pada Ralph ! Biarkan kau memulai hidup baru dan pergi dari kota ini !" ucap ibu.
"Pergi ?" sahut Brittany.
"Ya, kita pergi dan pindah ke kota lainnya, kalau mungkin, kita juga pindah keluar negeri, untuk membina hidup baru, nak", kata ibu.
Brittany menggeleng pelan.
"Tidak mungkin itu kulakukan, ibu...", ucapnya sedih.
"Kenapa tidak, sayangku ?" sahut ibu.
"Tidak segampang itu, pergi lalu meninggalkan semua yang telah terbangun, dan memulai dari awal, tidak mudah, ibu", ucap Brittany.
"Tidak, nak ! Semua akan berjalan mudah selama kita bersatu dan bersama-sama saling mendukung satu sama lainnya !" kata ibu mencoba menguatkan hati Brittany.
"Aku tidak tahu ibu..., sungguh, aku benar-benar tidak tahu yang harus kuperbuat untukku sendiri, ibu...", sahut Brittany.
"Ada ibu disisimu, ibu akan selalu mendukungmu, apapun yang terjadi nantinya, ibu akan terus bersamamu, menemanimu bahkan kita bisa menjadi team yang solid, Brittany sayang", kata ibu.
Ibu mengusap-usap lembut wajah Brittany yang basah oleh air mata.
Namun Brittany hanya menggeleng pasrah sedangkan pandangannya menatap bimbang.
"Ayolah, bangkitlah Brittany ! Bertahanlah demi ibu dan keluargamu ! Atau pikirkan saja dirimu yang ingin bahagia !" kata ibu sembari memompa semangat putri kesayangannya itu, supaya dia bertahan dan bangkit kembali.
"Bagaimana bisa, ibu... ?" ucap Brittany.
"Ibu yakin kau pasti bisa !" sahut ibu.
"Aku masih tidak tahu dimana aku harus menaruh harapanku dimasa depan, sedangkan aku nekat hidup dan memilih menikah dengan pria baru, asing, yang aku tidak tahu hatinya untuk siapa nantinya", kata Brittany.
"Kalau begitu yakinlah ! Yakinlah jika keputusan yang kau ambil adalah sebuah pilihan terbaik untukmu ! Karena hanya itulah satu-satunya yang akan membuatmu bersemangat dan membantumu nanti, nak !" ucap ibu.
Ibu menatap dengan penuh harapan ke arah Brittany, mencoba menyalurkan semangatnya supaya putrinya mampu melewati badai besar dalam hidupnya. Dan agar Brittany bangkit dari keterpurukan hatinya yang hancur dengan meyakinkannya sungguh-sungguh bahwa Brittany dapat melalui semua masalah ini.