NovelToon NovelToon
Istriku, Dokter Pribadiku

Istriku, Dokter Pribadiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Istri ideal
Popularitas:30k
Nilai: 5
Nama Author: Ana Al Qassam

~ Zifara Meisha Rabbah ~

" Hidup ini harus berdasarkan keyakinan bukan? bagaimana bisa aku yang seorang putri seorang Pendakwah kondang tak memakai hijab??? tidak hanya satu kali dua kali Ummi dan Abi mengingatkanku namun aku tetap merasa belum yakin akan sebuah hijab.

sehingga suatu hari Abi menjodohkanku dengan salah satu jamaahnya dari kesatuan tempat militer di mana Abi berceramah. Dari sanalah aku mengenal Ahmad Sulaiman Al Faroby. Dia mulai membuatku berubah namun dengan proses tak mudah tentunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sah

Zifa agaknya gugup.

Dia menatap dirinya di kaca rias. Wajah cantiknya berbalut gamis akad dan hijab itu membuatnya berkaca - kaca. Bagaimana bisa dia secantik ini saat menggunakan hijab.

" Subhanallah .... Cantiknya putri Ummi," puji Ummi pada Zifa. Zifa pun memeluk Umminya.

" Maafin Zifa ya mik .... Udah bikin Ummi kecewa. Seharusnya Zifa dengarkan perihal hijab ini," sesal Zifa. Ummi malah menangis mendengar putrinya itu meminta Maaf.

" Tidak sayang ... Maafin Ummi yang selalu saja memaksakan kehendak," ucapnya dengan mencium pipi putrinya dengan penuh kasih sayang.

Saat mereka berdua mengobrol. Suara SAH menggema di kediaman Ustadz El Kautsar. Akhirnya Zifa pun di bawa keluar oleh Umminya. Pandangan mata Ahmad tak sekali pun tertunduk. Dia kagum akan kecantikan sang istri.

Ya Allah ... Dia sungguh cantik parasnya. Nikmat mana yang kau dustakan Ahmad saat mendapatkan putri dari ustadz Adam El Kautsar.

Semenjak tadi El menahan tangisnya. Dia memberikan khutbah nikah pada menantunya yang sejatinya adalah calon mempelai itu sendiri.

" Nak ... Aku berikan tanggung jawab besar kepadamu. Yakni putri pertama kami. Kami rawat dia dengan baik dan penuh kasih sayang. Kami Lindungi dia dengan segenap hati. Namun sekarang Abi titipkan Padamu putri kesayangan Abi. Nak ... Jika suatu hari kamu tidak mencintainya lagi .... Tolong jangan sakiti dia, jangan rusak hati dan mentalnya. Dengan sisa cinta yang kamu miliki kembalikanlah dia pada kami dengan baik. Akan tetapi terlepas dari itu Abi berharap Nak Ahmad sanggup membahagiakan dia dan mendidik dia sesuai ajaran Rosulullah. Sekali lagi Abi Titip Putri Abi untuk di bahagiakan dan di didik sebaik mungkin sebagai istri dan calon ibu anak - anakmu kelak. Tapi ... Semoga pernikahanmu langgeng selamanya," ujar Abinya dengan serius sekali. Air mata El tak bisa di bendung semuanya menetes begitu saja. Sudah dia serahkan putri kesayangan pada Ahmad dengan sepenuh hati. Dengan ini maka berpindahlah tanggung jawab itu kepada menantunya.

Semua orang yang menyaksikan pernikahan itu ikut menangis. Zifa yang cantik jelita pun tak kuasa sàat Abinya memberikan wejangan demikian pada Ahmad. Sungguh berdosa dirinya ini tak memakai hijab selama menjadi anaknya dan tinggal di rumah ini. Abi sudah mendidiknya dengan baik namun dia tak mengindahkannya. Ahmad menatap istrinya dengan penuh rasa hormat. Gadis itu masih menangis sesenggukan. Abinya mendekat dan memeluk Zifa.

" Cukup nak ... Jangan menangis Ini hari bahagiamu. Zifa cantik sekali dengan kebaya modern ini. Lihatlah putri Abi dia saat ini menggunakan hijab! Zifa cantik sekali .... " puji Abi membuatnya makin manangis.

" Maafkan Zifa Abi .... Zifa sayang Abii ... " bisiknya dengan sangat kalut. Abi hanya mengusap punggung putrinya itu.

" Ummi ... Bawa mereka ke kamar dulu! Biarkan istirahat .... " ujar Abi diikuti anggukan kepala sang istri. Abi memberikan tangan Zifa pada Ahmad.

" Istirahatlah nak! Besok baru kita gelar resepsinya," ucap sang Abi. Ahmad mengangguk setuju. Ahmad menggandeng Zifa ke kamar mereka.

Sesampainya di depan kamar Zifa ...

" Masuklah! Ummi temui keluarga dulu," Zifa hanya mengangguk tak mampu menjawab. Hatinya bergejolak hebat kala Abinya menyerahkan pada Ahmad. Mereka kemudian masuk tanpa menunggu siapa pun lagi.

Dengan pakaian pengantin lengkap dan wajah memerah karena menangis itulah Zifa saat ini. Ahmad memberikannya minum agar lebih rileks.

" Tidak ... " jawabnya lirih.

" Ada apa? Tidak mau menerimaku sebagai suami? Apa ingin selalu bersama Abi?" tanya Ahmad. Sontak saja Zifa memegang pergelangan tangan Ahmad dan menggelengkan kepala.

" Bukan seperti itu ... " jawab Zifa dengan suara rendah dan dia menangis lagi. Ahmad menghela nafas dan memeluknya.

Halal dong ya! Boleh peluk boleh cium. Khilaf banyak pun tak masalah kan heheh. Udah sah jadi Nyonya Zifa Ahmad. Ahmad kini menenangkannya.

" Jangan meninggalkanku suatu hari apabila aku berbuat salah. Ingatkan aku saja jika kelewat batas. Aku tidak mau Abi menangis lagi mas. Cukup aku yang membuatnya sedih, jangan mas Ahmad ... " di dalam tangisannya Zifa mengatakan hal itu. Ahmad bahagia kala mendengar bahwa dia begitu menyayangi Abinya. Hatinya juga berbunga - bunga tatkala Zifa memanggilnya mas untuk kedua kalinya.

" Apakah sudah mulai mencintaiku? Sampai tidak mau di tinggalkan olehku?" goda Ahmad membuat Zifa melerai pelukannya. Dia malu saat ini karena terbawa Emosi jadi mengatakan hal demikian yang membuat Ahmad berbunga - bunga.

" Aku tidak tahu .... " jawabnya sambil menunduk. Ahmad tersenyum dan mulai mengangkat dagu Zifa. Paras ayu-nya siapa yang tidak tertarik. Ahmad membuka hijab itu beserta hiasan kepala sang istri. Ahmad gerai rambut sang istri yang hitam pekat lurus dan halus itu.

" Mahkota ini ... Harusnya aku seorang yang melihatnya Nyonya Ahmad Sulaiman. Sanggupkah kamu menjaga milik suamimu hanya untuknya??!!! Tidak untuk di bagikan untuk lelaki di luar sana??? Aku cemburu tatkala milikku dapat di lihat orang lain di luaran sana," ujar Ahmad sambil membelai rambut itu.

Menangislah Zifa di sana. Dia menyesal seharusnya hal yang dia jaga untuk suaminya malah dia umbar di sana. Abi dan Umminya benar bahwa seharusnya dia menjaga semua ini. Ahmad mengusap air mata itu. Tidak tega dia kala melihat Zifa terus menangis. Dia pun tak memaksa jawaban itu. Ahmad berdiri dari yang awalnya jongkok. Namun kala Ahmad hendak melangkah zifa menggenggam jemari Ahmad.

" Zifa milik mas bukan??? Apapun yang mas Ahmad katakan akan Zifa indahkan," jawabannya itu membuat Ahmad bangga pada gadis itu. Sekali lagi Ahmad memeluknya dengan antusias dan bahagia.

Greppp.

" Terima kasih sayang ... " ujar Ahmad. Dia melontarkan kata sayang membuat hati Zifa itu dag dig dug tidak jelas.

Degh.

Degh.

Degh.

Ahmad menatap manik ayu itu. Dia membantu istrinya membuka baju kebayanya. Zifa jadi gugup sebab di balik kebaya itu hanya tersisa kemben saja. Kulit dan gundukan itu akan terekspos jelas. Ahmad merengkuh pinggang gadisnya dengan erat dan penuh kasih sayang.

" Jangan takut .... Kita sudah halal sayang," bisik Ahmad dan menjatuhkan kebaya itu ke ranjang. Kulit putih, halus nan sehat milik Zifa begitu membuat Ahmad ingin melompat - lompat. Bagaimana tidak? Kulit kenyal itu dia rawat dengan baik. Tanpa sengaja Ahmad tertarik dan mencium pundak tanpa kain itu.

Bismillah ...

Cup.

Kecupan lama di pundak itu membuat Ahmad yang sejatinya tak pernah menyentuh perempuan jadi bangga. Aroma kulit Zifa yang begitu harum membuat Ahmad tertarik dan terbawa suasana. Dia mengecup area di atas dada yang leher pun jadi sasarannya.

Cup.

Cup.

Meremang itulah yang di rasakan Zifa. Tanpa ada aba - aba Ahmad membarikan Zifa di ranjang. Ahmad memegangi tangan Zifa dengan erat sambari dia menikmati Ciuman itu. Dadanya bergemuruh karena ini yang pertama.

Tok. Tok. Tok.

Ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Ahmad dan meminta istrinya itu ke kamar mandi untuk berganti baju.

" Astaga kebablasan .... Maaf sayang terbawa suasana! Pergilah ke kamar mandi ... Mas yang akan lihat siapa yang datang," ujar Ahmad yang merasakan malu luar biasa karena sudah menjamah kulit Zifa dan begitu menikmatinya. Zifa tak menjawab apapun dia segera beranjak ke kamar mandi. Ahmad menghela nafas dan segera membuka pintu.

Ceklek!

( Weh, kira - kira siapa ya yang ganggu kelakuan mas Ahmad. Duh ... Lagi nikmat - nikmatnya pengantin baru ada yang ketuk pintu 😆😆😆)

1
Dia Amalia
mengada² lh mas Ahmad ne istrinya slow bukan berarti tak cemburu 😂🤣😂
nadya insan
lanjut dong kak part nya
Ana Al Qassam: wait ya kak! tdi terkendala seleksi jadi nunggu seharian/Smile/
total 1 replies
Mulianti Mulianti
ular tambah 1 lagi 😄
Dia Amalia
ada walang sangit nambah daftar kawa mafaza🤣😂😂😂
nadya insan
lanjut kak cerita nya
nadya insan
lanjut kak
Ana Al Qassam: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Mulianti Mulianti
gol
Ana Al Qassam: /Chuckle/
total 1 replies
Mika Saja
nenek SM ibu Sam aja ngajarin cucunya biar ambisi jd kaya
Dia Amalia
akhirnya mas Ahmad gool 😂🤣😂😂
Ana Al Qassam: /Grin/
total 1 replies
Dia Amalia
haiii yg yaa mafaza gila mau jd kaya 🤣😂🤣
Dia Amalia
hah itu lh penyakit hati ya gk diberkah Allah mafazaaaaaa gk bisa dipeksoooo😂🤣😂🤣
Sutila Dewi
Biasa
Sutila Dewi
Buruk
Mika Saja
mafaza racun.....harus cepat2 dibasmi ini
Mulianti Mulianti
so sweet
Mulianti Mulianti
dendam amat bu 😄😄😄
Dia Amalia
aaahhh mas Ahmad mau belah duren 🤣😂😂
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa/Heart//Good//Good//Good/.,... Lanjut....
....
Ana Al Qassam: makasih kak bintangnya/Drool/
total 1 replies
Mika Saja
masih menyelami hati 2 anak manusia ini
Dia Amalia
weeehhh dalam banget mas Ahmad perasaanmu ke adek zifa 😘😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!