seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Dylan Hopkins, adalah seorang dokter magang yang rajin, berwajah tampan dan berkharisma. ditengah kesibukannya, dia tiba-tiba mendapat telpon dari orang yang tak dikenal untuk menginformasikan bahwa
wanita yang dia pacari selama tiga tahun tiba-tiba melangsungkan pertunangan dengan pria lain.
wanita itu mengkhianatinya hanya karena dia miskin dan bukan dari keluarga kaya.
Yang lebih menyakitkan lagi, ditengah rasa sakit hati karena dikhianati sang kekasih,
Dia malah dipecat dari pekerjaannya.
namun suatu ketika, dia tiba-tiba mendapat kekuatan misterius dari cincin yang pernah dia berikan pada mantan pacarnya sebagai hadiah.
cincin tersebut merupakan cincin peninggalan yang ditinggal oleh orang tua kandungnya.
sejak saat itu kehidupan Dylan mengalami peningkatan baik ekonomi, ilmu medis, bela diri dan kekuatan super lainnya. bagaimana kisah selanjutnya nongkrong terus ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kami Tidak Akan Bercerai
Hentikan itu! Nyonya besar Patricia akhirnya datang dengan ekspresi mengerikan diwajahnya. "Cindy hentikan dia sekarang juga!"
"Cindy, aku sudah selesai!"
Belum sempat Cindy membuka mulutnya, Dylan sudah duluan berhenti. dia kembali kesamping Cindy Dengan Tatapan Lembut dan tenang. Tidak akan ada yang mengira, pemuda cerdas ini, baru saja menghajar Denny hingga babak belur.
Ayo, kita kesini untuk menghormati kakek.
Diaula vila, nyonya besar Patricia masih sangat murka, sementara luka Denny dibalut oleh dokter pribadi keluarga Lowell.
Setelah berziarah, Cindy mengeluarkan syal dari dalam tasnya, "Nenek ini hadiah ulang tahunmu."
Syal itu adalah hasil rajutan tangan Cindy sendiri.
Cindy ingin memberikan sesuatu yang mahal, tapi hanya merajut yang bisa dia lakukan, karena propertinya semua sudah dijual dan dirampas oleh keluarga Lowell.
"Ini pertama kalinya aku merajut syal, kuharap nenek suka! Dan semoga keberuntungan tak terbatas seperti laut timur, kebahagiaan dan umur panjang menyertaimu!"
"Aku tidak sanggup membelikan hadiah mewah untukmu!"
Kelly mencemooh dengan sarkas, "Kamu yang membuat kekacauan, sekarang keluarga Lowell Yang Harus membereskan ini. Kalau Denny tidak meminjamkan empat belas miliar, kamu pasti sudah mati sekarang, dan sekarang kamu memperlakukannya seperti ini, dasar tidak tahu diuntung!"
"Beraninya suamimu memukul keponakanku! Kamu dalam masalah besar sekarang, ingat ini baik-baik!" ucap Ester pada Cindy sambil menudingnya.
"Dan ini hadiah ulang tahunmu untuk nenek? cuma ini? Kamu tidak tahu malu ya?"
Nenek ...
Cindy masih memegang syal itu.
Nyonya besar Patricia tidak mengambilnya, Dia masih duduk, kemudian berkata dengan suara dingin, "Cindy, kakekmu sangat baik padamu, kenapa kamu membiarkan suamimu memukul penderma keluarga Lowell di peringatan kematiannya? Apa maumu yang sebenarnya, Cindy?"
"Dylan, berlutut dan minta maaf, ini belum berakhir!" teriak Erika sambil menunjukan jarinya kearah Dylan.
"Dasar pecundang, kamu pasti cemburu pada Denny, kan? Kamu pikir dirimu siapa? Berani memukulnya seperti itu?"
Denny sangat malu, matanya ketakutan dan ingin mengatakan sesuatu, tapi takut.
Denny sedang menunggu, dia akan membalas dan membunuh Dylan begitu anak buahnya tiba.
"Nenek, ini masalahku dengan Denny, tidak ada sangkut pautnya dengan Cindy!" jelas Dylan.
"Beberapa hari yang lalu, Denny menghajar salah satu anggota keluargaku, aku hanya memberinya pelajaran!"
"Memberinya pelajaran? Memangnya kamu siapa bisa memberi pelajaran pada Denny, hah?" Kelly membentak "Harusnya kamu bersyukur orang seperti Denny memukul keluargamu, banyak orang yang menunggu kesempatan itu terjadi!"
"Benar sekali!" Kendrick ikut bersuara, "Cindy suruh suami pecundang kamu itu untuk berlutut dan meminta maaf, kalau tidak keluarlah dari rumah ini sekarang juga, keluarga Lowell tidak akan pernah menerimamu, orang yang tidak tahu cara berterima kasih!"
Mungkin ada cara ketiga, Nyonya Patricia tiba-tiba berkata, "ceraikan pecundang itu, Cindy kamu sudah sembuh dan tidak membutuhkannya lagi. dari awal, dia sudah tidak pantas untukmu, kalian berasal dari dunia yang berbeda."
"Ngomong-ngomong, keluarga Anderson sudah kuberitahu bahwa kamu berhasil memulihkan kecantikanmu, dan tuan Anderson bersedia menerimamu sebagai istri mudanya, asalkan kamu bersedia bercerai, dia juga berjanji akan Menganti rugi likuidasi sebesar enam puluh lima miliar, sebelum kita menandatangani kontrak baru!"
"Bagaimana, pendapatmu? Bukan cuma keluarga Lowell yang diuntungkan, tapi masa depan kamu akan menjadi cerah."
Nenek ...
Wajah Cindy menegang karena terkejut, sejak dia cacat, dia sudah menyaksikan begitu banyak keburukan didunia ini. Dengan mata berkabut, Cindy berkata, "Nenek, aku tidak akan pernah menceraikan Dylan, tanpanya, aku juga tidak akan jadi begini. Dia tidak pernah meninggalkanku, dan aku pun tidak akan pernah meninggalkannya ..."
"Kalau nenek mau membiarkanku tetap diprusahaan, aku akan melakukan yang terbaik untuk mengembalikan kerugian kita sebelumnya." Cindy menatap nyonya besar Patricia dengan penuh harap yang masih memegang syal ditangannya.
"Mendapatkan kembali kerugian? Dengan cara apa? Dengan menambah kerugian lagi enam puluh lima miliar dan yang lainnya untuk kontrak kerja? Saat ini saja kerugian perusahaan sudah mencapai seratus miliar lebih!"
Butuh berapa lama kamu menggantinya? perlu berapa lama kamu bisa bangkit kembali? Setahun, lima tahun atau sepuluh tahun? Keluarga Lowell tidak bisa menunggumu!" kata Patricia sambil mendengus.
"Aku akan berikan jika kamu bisa menyelesaikannya dalam waktu tiga hari."
Seratus miliar lebih dalam tiga hari? Sepertinya nyonya Patricia sengaja mempersulit Cindy, seorang Damian saja tidak akan bisa membayar jumlah sebanyak itu dalam tiga hari, apa lagi Cindy. Uang itu tidak tumbuh di pohon.
Itu jelas misi yang mustahil dengan tingkat keberhasilan nol besar.
Nyonya besar Patricia hanya ingin mendesak Cindy agar membuat pilihan.
Kalau Cindy bercerai, dia masih akan berguna, tapi kalau tidak, buat apa membiarkannya disini?
"Nenek, aku ..."
Sebelum Cindy berbicara, nyonya besar Patricia mengambil syal ditangannya lalu berkata, "Pokoknya waktumu cuma tiga hari, pernikahanmu bukan cuma akan direstui, bahkan jabatanmu sebagai presiden direktur Lowell medical materials akan kembali.
Tapi kalau lebih, pilih bercerai atau keluar dari keluarga Lowell, keluarga ini tidak Sudi menerima pecundang seperti dia!"
"Aku percayakan ini semua kepada mendiang kakekmu, aku penasaran bagaimana reaksi dia disana menyaksikan penghianatan cucu kesayangannya pada keluarga Lowell."
Selesai dengan kalimatnya, wanita tua itu melemparkan syal itu ke perapian yang sedang menyala.
swoss!
Bersamaan dengan suara letupan dari syal yang terbakar, hati Cindy juga ikut tersulut.
Sejak kecil, Cindy selalu disayang, ini pertama kalinya dia merajut syal. Dia sampai begadang bermalam-malam untuk menyelesaikan rajutannya yang kini hanya dalam hitungan detik sudah menjadi abu.
Dalam kobaran api dia melihat Wajah Damian sang kekek yang penuh dengan kasih sayang lagi, dan itu yang membuatnya merasa sedih dan tertekan.
Nyonya besar Patricia diam sejenak dan tidak mengatakan apa-apa. Dia sangat mengenal Cindy, dia tahu Cindy Tidak akan meninggalkan keluarga Lowell, dia berkata seperti itu untuk mengingatkan Cindy bahwa, keluarga Lowell telah membesarkannya dan Cindy harus menepati janjinya untuk membantu keluarga.
"Hanya seratus miliar lebih, aku percaya kamu bisa mendapatkannya sayang!" ucap Dylan dengan suara yang seolah-olah seperti sinar mentari yang mencerahkan hati Cindy yang mendung. Aku tahu kamu bisa melakukannya."
Cindy hanya tersenyum masam.
Dylan terlalu polos, mendapatkan seratus miliar lebih dalam waktu tiga hari sama sekali tidak mudah.
"Siapa? Siapa yang berani memukul Denny dan mempermalukannya, dia akan berurusan denganku!"
Raungan kemarahan itu, terdengar oleh semua orang. Terlihat ada puluhan orang yang sedang memegang tongkat memenuhi halaman.
Seorang pria botak, dengan bentuk wajah yang kotak serta memakai kaos berlengan pendek ketat, seperti terlihat dia adalah pimpinan dari orang-orang ini.
Meja didekatnya menjadi sasaran tendangannya begitu dia memasuki ruangan. Tak lama kemudian dia menarik sebuah kursi lalu duduk diatasnya.
Semua orang ketakutan saat melihat gangster yang beringas itu, begitu juga Dylan, dia tidak menyangka para sampah ini bisa lolos dari penjagaan dan masuk kedalam vila.
"Hore ..."
Denny akhirnya bisa bersuara setelah berhasil menenangkan dirinya. Dia berdiri diatas sofa lalu berkata, "Sam, akhirnya kamu datang, itu dia orangnya! Bajingan itu yang telah memukulku!"
Sam menoleh kearah yang ditunjukan Denny.
Wajah Sam menjadi pucat saat melihat Dylan.
"Tuan ... Tuan Hopkins?"
dia perna bertemu Dylan sebelumnya.
Sekitar setengah bulan yang lalu. dia melihat guru Brian membawanya kevila puncak bukit, lalu mengantar Dylan keluar rumah.
Guru Brian bahkan membukakan pintu mobil untuk Dylan, kemudian Azka mengendarai Rolls-Royce milik Martin Scott untuk mengantar Dylan.
Sam adalah salah satu pengawal yang berdiri diluar vila. Awalnya, dia tidak seharusnya menjadi pengawal, karena saat itu posisinya dekat, jadi dia dipindahkan menjadi pengawal.
Dia tidak menyangka, jika Denny berani bermain-main dengan tuan Hopkins. Dia tidak berani mengusik orang sehebat itu.
Dylan juga terkejut saat melihat Sam. dia mengenal Sam! Lagi pula, itu kali pertama Dylan datang kerumah Martin, jadi dia sudah mengamati semua bagian vila dan mengingat semua pengawal yang berada disana.
Keringat dingin membasahi tubuh Sam setelah dia mengenali Dylan. Sam ingin menyapanya, namu saat melihat tatapan dingin Dylan, dia mengurungkan niatnya, lalu kembali duduk.