NovelToon NovelToon
Kisah Kimeera

Kisah Kimeera

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gibran Atharrazka

Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.

Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.

ikuti kisah Kimeera disini yah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Juan bergegas mengikuti Vecia namun ia tidak menemukaan keberadaan gadis itu yang pergi entah kemana.

Malah ia berpapasan dengan Kim yang baru saja keluar dari kelas.

"Jadi,kamu marah padaku Kim?"tanya Juan menghadang langkah kaki gadis itu.

"Menurutmu?"tanya Kim balik.

"Baiklah aku akan mengganti semua kerusakan yang aku perbuat"kata Juan dengan entengnya.

"Aku tahu kamu mampu,hanya saja sudah terlambat.Aku tidak butuh itu sekarang,setidaknya aku mengerti jika kamu bukan tipe orang yang bertanggung jawab.Miris sekali padahal kamu menyandang nama Felix Alexander di belakang namamu"cibir Kim membuat Juan tercengang.

"Aku tahu siapa kamu,dan bukan berarti aku tidak mampu membalas karena tahu siapa kamu.Hanya saja aku bukan kamu yang merasa bahagia melihat orang lain menderita karena perbuatanmu"kata Kim lantas mendorong tubuh Juan kesamping agar bisa lewat.

"Hei,kalau sudah tahu kenapa kita tidak berdamai saja?!"teriak Juan heran.

"Aku tidak tertarik berdamai denganmu"jawab Kim acuh bahkan sambil tetap berjalan menjauh.

"Dasar pendendam!"gerutu Juan.

Celia yang baru keluar dari kelas sebelah menghampiri Juan.

"Kenapa kamu repot-repot mengejar Kim,bukannya kamu sudah punya Vecia?"tanya Celia membuat Juan agak tersentak.

"Kaget tahu,tiba-tiba ngomong"protes Juan dengan nada tengilnya.

"Biasa saja,tidak usah berlebihan begitu"kata Celia dengan nada santai.

Juan kembali menatap Celia dengan tatapan seolah bingung.

"Tampilanmu beda,sudah tobat ya?"ledek Juan membuat Celia menarik napas memendam rasa kesal.

"Tapi,lumayan bagus sih.Lebih kelihatan lebih baik,daripada harus berpenampilan seperti tante-tante jablay"timpal Juan membuat Celia melengos.

"Iya,aku sudah tobat.Puaskan?!"sentak Celia.

"Hehehe,santai Celia tidak perlu emosi.Aku hanya bercanda"kata Juan.

"Kembali ke topik,sebenarnya kenapa sih kamu selalu mengganggu Kim,seingin itu kamu mencari perhatian Kim?"ucap Celia yang memang masih bertanya-tanya tentang motif sebenarnya Juan selama ini.

"Hmm,bisa di bilang apa ya,aku juga tidak tahu alasan pasti.Hanya saja aku merasa senang saja mengganggu Kim"kata Juan sambil tertawa.

"Berhenti mengganggunya mulai sekarang.Kamu tidak tahu siapa Kim sebenarnya"kata Celia di luar dugaan.

"Kenapa?dia bukan putri seorang mafia kan?"tanya Juan sambil cengengesan.

Namun Celia memasang wajah serius,menatap Juan dengan tatapan datar membuat Juan terdiam.

"Aku serius,memang bukan anak mafia.Tapi berhenti mengganggunya karena dia bisa membalasmu dengan kejam,jika dia mau"kata Celia.

Jelas ucapan Celia baru saja,di dengar Mery dengan wajah tercengang.

Kenapa Celia malah terkesan membela Kim sekarang?

"Kamu gak lagi demam kan Celia?"celetuk Mery sembari menempelkan punggung tangannya di dahi Celia yang buru-buru di tepis oleh gadis itu.

"Apa sih,aku baik-baik saja"tukas Celia dengan wajah masam.

"Masalahnya adalah kamu terkesan membela Kim,biasanya kan kamu super duper julid.Makanya aku heran saja,aku pikir kamu sedang demam dan bicara sedikit melantur"kata Mery membuat Celia memutar bola matanya malas.

"Aku baik-baik saja,oke!"tegasnya.

Juan hanya garuk-garuk kepala melihat keduanya berdebat.

"Dasar perempuan"desis Juan lantas pergi dari sana tanpa di sadari Mery maupun Celia.

"Oke kalau kamu baik-baik saja,aku hanya kuatir kamu kenapa-napa.Karena kamu aneh sekarang.Tapi jika kamu baik-baik saja itu bagus"kata Mery lantas beranjak pergi.

Celia berbalik ketempat di mana Juan tadi berada namun tidak ada siapa-siapa disana.

"Orang-orang kenapa sih semua?"gerutu Celia gusar.

Juan akhirnya menemukan Vecia sedang duduk di cafe sambil menikmati segelas smoothies buah dengan tenang.Memang seperti itu pembawaan Vecia.Ia selalu terlihat anggun di manapun ia berada.

"Vecia,aku minta maaf"kata Juan lantas duduk di kursi yang ada di depan gadis cantik itu.

"Hmm,aku harap jangan lagi seperti itu Juan.Pantes saja Kim marah padamu,tindakanmu itu bukan sekedar becanda biasa.Kasihan dia"kata Vecia lembut.

"Kamu memang baik Vecia,maaf sudah membuatmu kecewa"kata Juan.

"Jangan minta maaf padaku,tapi pada Kim.Jika seseorang bersikap tidak baik padaku apa kamu terima dan hanya melihat saja tanpa mau membela?"ucap Vecia menatap Juan dengan mata bening nan indah.

Wajar saja jika Celia atau siapapun di luar sana merasa minder jika berhadapan dengan Vecia.Dia adalah cerminan dari sebuah ke anggunan.

"Iya,aku memang berniat minta maaf.Tapi masalahnya adalah mulut dan otakku tidak akan sinkron jika ada di hadapannya.Aku berpikir untuk minta maaf tapi mulutku malah membuatnya marah"keluh Juan membuat Vecia tersenyum.

"Nanti aku temani,asal kamu benar-benar minta maaf,bukan menciptakan masalah baru lagi"kata Vecia terlihat senang.

"Baiklah,tolong bantu aku ya"pinta Juan dengan wajah serius.

"Ya asal jangan berakting tolol lagi seperti sekarang.Buang niat jahil dari hatimu.Aneh padahal gadis itu tidak punya hubungan apapun denganmu tapi kamu selalu mengganggunya"kata Vecia membuat Juan tersenyum kecut dan salah tingkah.

"Iya,aku janji akan bersikap lebih baik lagi"kata Juan.

"Buktikan Juan,aku tidak ingin mendengar janji"kata Vecia tegas.

"Oke"kata Juan mengalah.

*****

Kim mengeryitkan dahinya mendapati sebuah mobil terparkir di halaman.

"Tidak mungkin mama,apa ada tamu?"gumam Kim pelan.

Ia segera bergegas masuk kedalam rumah mendapati mbak Ika baru saja meletakkan secangkir kopi di atas meja tamu.

"Ada tamu mbak?"tanya Kim.

"Iya non"jawab mbak Ika.

"Terus mana tamunya?"tanya Kim sambil mengedarkan pandangannya.

"Sedang ke kamar kecil non"jawab mbak Ika lagi.

"Oh,kalau begitu aku naik ke kamar sebentar,mau menyimpan tas dan juga mandi,soalnya gerah"kata Kim lantas berlalu menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.

Vihaan muncul dari kamar tamu mendapati mbak Ika yang masih berdiri di dekat sofa.

"Maaf den,tadi non Kim baru saja pulang.Tapi sedang membersihkan diri di kamarnya"kata mbak Ika.

"Oh tidak masalah,makasih mbak.Biar aku ke teras samping saja.Jangan bilang-bilang kalau aku yang datang"ujar Vihaan lantas meraih cangkir kopinya menuju teras samping yang berhadapan dengan taman kecil serta kolam renang.

Kim turun dan mendapati ruang tamu kosong tanpa ada siapapun di sana.

Bergegas ia menuju dapur hendak bertanya perihal tamu tadi.

"Mbak,tamunya sudah pulang ya?"tanya Kim.

"Belum non,beliau ada di teras samping"jawab mbak Ika.

"Emang siapa sih mbak?tamu mama ya?"tanya Kim lagi.

"Aduh mending non lihat sendiri deh orangnya"kata mbak Ika.

Kim dengan wajah penasaran segera menuju teras samping.Malah melihat sosok itu sedang berdiri membelakangi pintu dan menghadap kolam renang dengan.

"Hmm,maaf anda tamu mama ya?"tanya Kim.

Vihaan berbalik,detik berikutnya mata Kim membola sempurna.

Sebuah kejutan manis untuknya.

"Vihaaan!"pekik Kim senang.

"Hai Meera,my little girl!"sapa Vihaan membuat Kim berlari kecil menghampiri pria itu.

"Boleh peluk?"tanya Kim dengan ekpresi manja.

"Tidak boleh,sudah ada yang punya"jawab Vihaan.

Membuat tangan Kim yang tadi mengambang di udara berlahan turun dengan ekpresi kecewa di raut wajahnya.

"Ya..."ucap Kim cemberut.

Vihaan melangkah maju,menarik tangan gadis itu lantas memberi dekapan sambil menepuk puncak kepala Kim lembut.

"Masih seperti dulu,manjanya tidak hilang di telan waktu,padahal sudah setinggi ini loh"kata Vihaan lantas mencubit pipi Kim pelan.

"Kamu jahat,aku kan cuma kangen saja"ucap Kim dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan nangis,aku gak suka lihat kamu sedih"kata Vihaan lembut.

"Kamu yang buat aku nangis,mana calon kakak iparku kenapa tidak di bawa kesini?"ucap Kim sambil mendorong tubuh Vihaan yang lebih tinggi darinya agak keras.Cukup membuat Vihaan sempoyongan.

Pria itu malah tertawa dan tidak marah sama sekali.

"Kenapa malah tanya kakak ipar?"tanya Vihaan sambil terkekeh.

Sejak dulu bagi Vihaan,Kim tak ubahnya adalah seorang adik kecil yang manis.

"Tadi kamu bilang sudah ada yang punya"kata Kim dengan wajah cemberut.

"Iya benar,punya papa dan mamaku.Salahnya di mana?"ledek Vihaan membuat ia di hadiahi pukulan kecil bertubi-tubi.

"Aduh,tetap galak seperti biasa.Jangan marah Meera nanti manisnya hilang"ujar Vihaan lagi menangkap kedua tangan Kim.

"Jadi berapa lama kamu di sini?"tanya Kim kemudian.

Keduanya duduk di kursi santai di teras.

"Selama-lamanya"jawab Vihaan.

"Jawab serius!"tukas Kim agak kesal.

Vihaan terkekeh geli.

"Bawel,aku sudah jawab yang serius.Aku sudah memutuskan untuk tinggal disini.Lagian usahaku ada disini sekarang"kata Vihaan.

"Bukannya...."ucap Kim terjeda.

"Di Austria?tidak lagi,aku lebih memilih mengembangkan usahaku di tanah kelahiranku sendiri"sambar Vihaan.

"Bagus dong,jadi kalau aku minta temani kamu harus siap sedia ya"kata Kim.

"Iya bawel,sudah pasti itu.Bagaimana kuliahmu lancar?"ucap Vihaan.

"Ya begitu lah,yang namanya hidup pasti ada dramanya.Tapi aku bisa kok mengatasinya"kata Kim.

"Kalau kamu butuh bantuan aku siap bantu kok"kata Vihaan serius.

"Ya aku tahu,tapi nanti lah"kata Kim santai.

"OK,aku tunggu.Tapi kamu harus cerita padaku jika ada yang membuatmu tak nyaman.Karena aku tidak rela my little girl di sakiti oleh siapapun"kata Vihaan.

"Siap kapten!"kata Kim jenaka membuat Vihaan tertawa.

Setelah puas bercengkrama dan di lanjutkan dengan makan malam yang seru,Vihaan berpamitan pulang.

Walaupun dia dan Kim sangat akrab,tidak etis rasanya bila ia menginap di sana.

Apalagi tanpa adanya Khumaira di rumah,membuat Vihaan sangat tahu batasan.Biar bagaimanapun Vihaan sangat menghormati Kim sebagai seorang perempuan.Terlepas dari keakraban keduanya.

Vihaan dari keluarga baik-baik dan di didik dengan baik oleh kedua orang tuanya.

Hal itu lah yang membuat Kim sangat senang dengan kehadiran Vihaan.

Perasaan di lindungi membuat hati Kim jadi tenang.Ia percaya Vihaan tetap seperti sosok sahabat sekaligus kakak baginya sama seperti dulu ketika keduanya masih kecil.

1
Gibran Atharrazka
Thanks to Rowan👍
Rowan
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
Mắm tôm
Cerita ini begitu menghanyutkan!
Donny Chandra
Ingin membaca lagi dan lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!