Aaron, seorang duda dengan dua anak, di mintai pertolongan oleh kedua sahabatnya yang ada di depannya. Dan permintaan dua orang di depannya ini, adalah sebuah permintaan yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
Apakah jawaban yang akan di berikan Aaron?
Seperti apakah kehidupan Aaron setelah memberikan jawaban?
Ayo langsung saja baca ceritanya!
NOTE*
mohon dukungannya dengan menonton iklan,like dan komen sebagai dukungan untuk saya☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erlangz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19.Membuat Kue Coklat
Hari ini hari minggu, Raya memutuskan untuk membuat kue coklat di dapur dengan bahan-bahan yang sudah disediakan oleh Aaron.
Setelah hari di saat Raya membantu Rani membuat kue, Raya jadi mempunyai hobi baru, yaitu memasak dan memberitahukan pada Aaron bahwa, ia sudah punya cita-cita yaitu ingin mempunyai restorannya sendiri.
Aaron pun mendukung hobi Raya yang satu ini dan mulai menyediakan berbagai bahan makanan di dapurnya, ia juga awalnya ingin mencarikan Raya sebuah kursus memasak.
Tapi setelah memikirkan kegiatan di sekolah Raya yang sudah mulai sibuk dengan persiapan untuk ujian nasional, Aaron memutuskan tidak jadi dan menunda untuk mencarikan Raya kursus memasak, karena ia takut mengganggu kegiatan belajar Raya di sekolah.
Untungnya Rani, ibu dari Aaron dengan senang hati mau membantu Raya untuk belajar memasak setiap beberapa kali dalam seminggu.
Seperti saat ini, Raya yang sedang mencoba membuat kue coklat sendiri.
Ia sesekali melihat resep yang Rani berikan jika ada yang kurang saat membuat kue itu, selebihnya Raya yang berusaha sendiri membuat kue itu.
"Hore! Kue nya udah jadi!" ucap Raya setelah kue yang ia buat telah siap.
"Sekarang, Raya mau panggil Naya sama Rafael buat makan kuenya sama-sama!"
Meskipun sikap Naya pada Raya sudah mulai lebih baik, Raya tetap masih sedikit takut pada gadis kecil itu, ia takut di marahi dan oleh Naya seperti waktu awal mereka bertemu. Jadi Raya berusaha untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa membuat Naya marah.
Mengingat Naya, membuat Raya jadi tersenyum. Ia sudah membuatkan kue coklat yang spesial untuk gadis kecil itu, Naya pasti suka kue buatannya.
Naya dan Rafael sudah tiba di dapur, terlihat jelas bahwa Rafael adalah yang paling antusias ketika Raya menyiapkan kue itu, sementara Naya hanya diam saja, tapi terlihat dari sorot matanya yang berbinar.
Dan satu lagi, Naya sering sekali mengkritik kalau memakan makanan buatan Raya. Walaupun sering di kritik terlalu asin atau terlalu hambar, Raya senang karena Naya memakan makanannya dengan lahapnya.
"Ini dia, kue coklat yang Raya buat, ayo di makan!" ucap Raya mengajak Naya dan Rafael untuk mencoba kue buatannya.
Rafael langsung mengambil kue coklat itu dan memakannya, sedangkan Naya masih diam saja sambil pura-pura menulis di buku yang ia bawa.
"Naya, kok nggak ikut makan kue coklatnya?" ucap Raya sedih.
"Iya Naya, kue coklatnya enak loh!" ucap Rafael setelah memakan kue itu.
Melihat Rafael yang menyukai kue coklatnya membuat Raya menjadi senang. Rafael memang jauh lebih akrab dengannya dibandingkan Naya.
"Jangan sampai kamu marah, kalau kue nya Rafael makan semua, ya!" ucap Rafael.
Rafael tahu kalau saudarinya itu, sebenarnya sangat ingin mecoba kue coklat ini. Tetap karena kue ini dibuat oleh Raya, membuat Naya menahan keinginannya itu.
"Ya udah kamu habisin aja sendiri! Naya nggak mau sakit perut kaya papa kemarin, makanan itu pasti udah ada racunnya!" ucap Naya dengan jengkel.
Raya yang mendengar itu jadi sedikit kesal, ia jadi teringat kemarin saat Raya membuat nasi goreng yang cukup banyak, Aaron jadi bolak-balik ke kamar mandi setelah memakannya. Itu karena Aaron sendiri yang terlalu banyak memakan nasi gorengnya itu, ditambah lagi nasi goreng yang ia buat memiliki rasa yang agak pedas.
Aaron terus menambahkan nasi goreng ke piringnya, karena menurut Aaron itu adalah makanan yang paling enak yang dibuat Raya sejauh ini. Hal itu membuat Aaron menjadi sakit perut dan sekarang ia di salahkan oleh Naya, padahal kan itu Aaron sendiri yang rakus.
"Kemarin itu, gara-gara papa makannya kebanyakan Naya!" Kata Rafael yang masih mengunyah kue coklat di tangannya.
"Lagipula, papa juga udah sembuh, kamu kan juga kemarin makan nasi gorengnya, sekarang nggak sakit apa-apa kan?" ucapan Rafael membuat Raya menjadi gemas.
"Rafael haus nggak? Raya ambilin minum ya!" ucap Raya yang langsung diangguki Rafael.
Naya dibuat cemberut, ia kesal pada saudaranya Rafael yang terus saja membela Raya.
Sejak saat Raya datang ke rumah ini, papanya dan Rafael selalu membela Raya ketika ia berdebat dengannya, membuatnya menjadi kesal. Ia selalu di nasihati oleh papanya, untuk tidak menggangu Raya, membuatnya berpikir kalau dirinya sudah tidak di sayang lagi di rumah ini.
"Naya kesal sama Rafael!" ucap Naya yang langsung pergi ke kamarnya.
"Loh, Naya kok nggak ada?" ucap Raya yang baru kembali setelah mengambil minuman untuk Rafael.
Rafael hanya menggelengkan kepalanya "nggak tau, dia tadi ke kamar, kesal kayaknya," ucapnya.
Sepertinya Raya harus berusaha lebih keras untuk bisa akrab dengan Naya.
Raya memutuskan untuk membawakan Naya beberapa kue coklatnya dan meminta maaf pada Naya agar bisa lebih dekat dengannya.