Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke titik nol
Mama dan papa Adit telah berhasil mengorek semua informasi tentang Adit dan Nana, termasuk perjalanan panjang usaha Adit untuk menikahi Nana.
Ada rasa trenyuh menghampiri hati sepasang suami istri itu. Apalagi mengingat akibat dari kejadian kemarin telah mementahkan kembali usaha putranya untuk mendapatkan hati Nana.
Sore ini mama Adit sudah diperbolehkan pulang. Wanita itu sedang bersiap untuk pulang ketika Adit dan Leo datang. Mereka memang sengaja menjemput ke rumah sakit karena sudah tau jadwal kepulangan mamanya.
Adit menuntun mamanya masuk kedalam mobil, diikuti oleh papa, sementara Leo mengurusi semua barang mama Adit dan mengikuti dengan mobilnya dibelakang mobil Adit.
Sesampainya di rumah, Adit kembali menuntun mamanya masuk kedalam kamar. Diikuti papa dan Leo yang membawa tas berisi baju selama mama di rumah sakit.
Setelah membaringkan mamanya diranjang,Adit berlalu dari kamar. Namun baru mencapai pintu, mama memanggilnya
"Dit..! " Panggil mama
"Ada apa mah ? " Adit kembali menghampiri mamanya
"Mama butuh sesuatu ? " tanya Adit
"Ajaklah istrimu kesini. Mama ingin bertemu dengan istrimu dan cucu mama "
Adit menelan ludah getir, seharusnya ia senang mamanya sudah mau menerima Nana dan Aaran. Tapi keadaannya sekarang berbeda. Dengan kejadian kemarin, ia tidak yakin Nana mau bertemu dengan kedua orangtuanya.
"Iya nanti Adit ajak kesini " jawab Adit
"Ajak Raka juga, mama kangen sama anak itu "
"Iya nanti Adit ajak Raka juga "
Setelah lebih dari seminggu kepulangan mama Adit dari rumah sakit, ternyata Adit tidak berhasil mengajak Nana untuk mengunjungi rumah orangtuanya.
Kedua orangtua Adit maklum, Nana pasti menolak untuk bertemu dengan mereka. Mungkin sebaiknya mereka yang menemui Nana.
*
*
*
Menjelang pengumuman hasil ujian, semua siswa kelas 12 sudah tidak diwajibkan masuk sekolah. Mereka hanya sesekali saja datang ke sekolah hanya untuk melengkapi beberapa administrasi saja.
Hari ini Nana sengaja membawa Aaran jalan-jalan dengan Amanda.
"Kesampaian juga gue ketemu Aaran " Amanda terlihat begitu gemas pada Aaran. Pipi bulat Aaran langsung jadi sasaran ciuman Amanda
Nana dan Amanda membawa Aaran ke sebuah baby shop. mereka sibuk memilih baju-baju yang cantik dan lucu untuk Aaran.
Amanda protes ketika tiba-tiba Nana mengajaknya pergi dari tempat itu.
"Beli baju Aarannya belum selesai Na "
"Beli baju nya nanti lagi, Ada nenek sihir disana"
Nana menunjuk dengan dagunya kearah seorang wanita yang tak lain adalah mama Adit yang sedang memilih baju-baju bayi di baby shop yang sama.
"Kualat lo bilang nenek sihir sama mertua " goda Amanda.
"ya udah gue ganti jadi.. mak lampir " Nana terkekeh
Batal membeli baju untuk Aaran, Mereka masuk ke sebuah toko mainan. Tangan dan kaki Aaran bergerak lincah seolah ingin mengambil semua benda yang dilihatnya.
"Aaran mau ini? " Amanda menunjukan sebuah boneka kepada Aaran. Tangan mungil Aaran langsung terangkat untuk meraihnya.
"Oke.. ini aunty beliin buat Aaran " ujar Amanda
Setelah membeli beberapa boneka dan mainan untuk Aaran, Nana dan Amanda memutuskan pulang. Mereka tidak mungkin terlalu lama membawa Aaran main mengingat usianya yang baru menginjak 10 bulan.
Ketika Nana sedang memesan taksi online, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Adit.
"Na dimana, kata bunda kamu pergi bawa Aaran? "
"Jalan sama Amanda, ini sudah mau pulang "
"Dimana? biar mas Adit jemput "
"Ga perlu aku bisa pulang sendiri "
"Na.. "
Nana langsung menutup panggilan. Disana Adit memukul stir didepannya. Nana mulai kembali mengibarkan bendera perang.
Satu jam kemudian taksi online yang membawa Nana dan Aaran berhenti tepat didepan rumah Nana.
Adit yang sudah menunggu Nana langsung mengambil Aaran dari gendongan Nana. Adit kesal karena Nana menolak untuk dijemput.
"Kamu itu keras kepala, kalau ada apa-apa dijalan bagaimana? " omel Adit
"Aku udah biasa ngurus Aaran bahkan jauh sebelum mas Adit datang. Jadi ga usah sok peduli begitu " sungut Nana
"Bukan sok peduli, tapi mas Adit memang peduli. Kamunya saja yang keras kepala " Adit mulai terpancing emosi.
"Sudah tau aku keras kepala, kenapa maksa mau nikah sama aku " sungut Nana sambil ngeloyor pergi meninggalkan Adit.
Adit menghela napas berat. Ternyata susah menghadapi wanita satu itu. Nana selalu punya seribu satu cara untuk membuat Adit naik pitam.
Bunda yang melihat pertengkaran Nana dan Adit hanya bisa geleng kepala. Susah sekali membuat keduanya akur.
Setelah berjam-jam mereka masih saling mendiamkan. Hanya urusan Aaran saja keduanya terlihat kompak.
......Ga bosen-bosen minta like, komen, dan vote ya.. happy reading ......